Wilayah semenanjung ini secara administratif dibagi menjadi 2 dari 27 governorat Mesir (dengan 3 lagi di sekitar Terusan Suez), dihuni oleh sekitar 500.000 orang penduduk. Di samping nama resminya, orang Mesir menamakannya "Tanah Fayrouz" ("Land of Fayrouz") berdasarkan bahasa Mesir kuno "Dumafkat", yang bermakna sama.
Daerah ini kerap menjadi pusat sengketa antara berbagai negara, karena lokasi geopolitik yang strategis. Sebelum berada di bawah pemerintahan langsung negara Mesir (termasuk wangsa Ayyubid, kesultanan Mamluk, wangsa Muhammad Ali, dan republik Mesir pada zaman modern), tanah ini dikuasai oleh kekaisaran Ottoman, sekaligus dengan seluruh tanah Mesir, kemudian oleh negara Britania Raya yang memerintah di Mesir dari tahun 1882 sampai 1956. Israel menyerang dan menduduki Sinai selama Krisis Suez (dikenal di Mesir sebagai Tripartite Aggression) pada tahun 1956, juga ketika Perang Enam Hari tahun 1967. Pada tanggal 6 Oktober1973, Mesir melakukan serangan mendadak untuk menguasai semenanjung ini dalam Perang Yom Kippur, dan daerah ini menjadi ajang pertempuran sengit antara tentara Mesir dan Israel. Pada tahun 1982, sesuai Perjanjian Damai Israel-Mesir tahun 1979, Israel menarik mundur tentaranya dari seluruh semenanjung Sinai. Sekarang, Sinai menjadi objek wisata karena keindahan alamnya, kekayaan batu-batuan karang di laut, serta sejarah Alkitab.
Galeri
Gambar sebagian tanah Mesir dan semenanjung Sinai di latar depan dan Levant di latar belakang dari pesawat luar angkasa Gemini 11