Ini adalah nama Melayu; nama "Ali" merupakan patronimik, bukan nama keluarga, dan tokoh ini dipanggil menggunakan nama depannya, "Azmin". Kata bin (b.) atau binti (bt.), jika digunakan, berarti "putra dari" atau "putri dari".
Mohamed Azmin Ali lahir pada 25 Agustus1964 di Singapura (saat itu negara bagian di Semenanjung Malaya atau saat ini bernama Malaysia) dari Ali dan Che Tom Yahaya. Ayahnya bekerja untuk Angkatan Darat Inggris sebagai sekretaris. Keluarganya kemudian pindah ke Malaysia dan ia dibesarkan di Kuala Lumpur. Dia memulai pendidikannya di Sekolah Dasar Gurney Road, lalu SMA Setapak, dan mengakhirinya di Institut Teknik Jalan Cheras.
Ia menerima gelar BSc di bidang Ekonomi dan Matematika dari University of Minnesota. Dia kemudian menyelesaikan gelar magisternya di bidang Pendidikan dari institut yang sama di mana dia bertemu Shamsidar Taharin, calon istrinya. Saat belajar, Azmin mengajar matematika modern dan tambahan. Salah satu muridnya yang terkenal adalah Razali Ibrahim, mantan wakil menteri, ketika mereka berada di MRSM Terendak. Dia juga menghadiri program pelatihan eksekutif di Universitas Oxford.
Azmin menikah dengan temannya sesama mahasiswa di University of Minesotta, yaitu Shamshida Taharin pada 7 Agustus 1988 dan dikaruniai enam orang anak, diantaranya tiga putra dan tiga putri.
Karier politik
Karier awal
Pada 1987, mengikuti saran dari Perdana Menteri MalaysiaMahathir Mohamad, Azmin mulai bekerja untuk Anwar Ibrahim, yang saat itu menjadi Menteri dalam pemerintahan Barisan NasionalMahathir. Azmin menjabat sebagai sekretaris pribadi Anwar melalui penunjukan Anwar sebagai Wakil Perdana Menteri pada tahun 1993 dan sampai Mahathir memecat Anwar pada tahun 1998. Azmin tetap dekat dengan Anwar setelah pemecatan dan mereka berdua menjadi pendiri oposisi Parti Keadilan Nasional (KeADILan), yang kemudian menjadi Partai Keadilan Rakyat atau Parti Keadilan Rakyat (PKR).[1]
Karier di Kabinet
Setelah Pemilu 2018, Azmin diangkat sebagai salah satu menteri dalam kabinet Perdana Menteri Mahathir Mohamad yang baru terpilih pada 18 Mei2018. Dia akan memimpin Kementerian Urusan Ekonomi yang baru didirikan. Ia dilantik sebagai Menteri Urusan Ekonomi pada 21 Mei2018 di Istana Negara. Masa jabatannya berakhir pada 24 Februari2020 setelah kabinet dibubarkan dimasa pengunduran diri Mahathir Mohamad sebagai Perdana Menteri Malaysia berdasarkan pasal 43 (5) Konstitusi Malaysia, yang memungkinkan Yang di-Pertuan Agong mencabut penunjukan menteri.
Azmin diangkat sebagai salah satu dari empat menteri senior bersama Ismail Sabri Yaakob, Fadillah Yusof dan Mohd Radzi Md Jidin di Kabinet Muhyiddin pada 9 Maret 2020. Posisi tersebut didirikan oleh Muhyiddin Yassin, perdana menteri kedelapan sebagai pengganti posisi wakil perdana menteri. Meskipun keempat menteri memiliki kedudukan yang sama, Azmin ditunjuk oleh perdana menteri untuk memimpin pertemuan kabinet jika dia tidak ada. Selain itu, Azmin merangkap jabatan sebagai Menteri Perdagangan Internasional dan Industri Malaysia dan dilantik pada 10 Maret 2020. Pada 16 Agustus 2021, PM Muhyiddin menghadap Yang di-Pertuan Agong untuk mengajukan pengunduran dari bersama dengan anggota kabinetnya.
Pada 22 Agustus 2020, Azmin bersama dengan enam anggota parlemen Independen lainnya, kecuali Baru Bian bergabung dengan BERSATU dan diterima keanggotannya secara langsung oleh Presiden BERSATU sekaligus Perdana Menteri Muhyiddin Yassin.[3]
^Azmin Ali memimpin sebagai Menteri Senior (Ekonomi dan Keuangan) terhitung sejak pelantikannya sebagai Menteri Perdagangan Internasional dan Industri hinggq 16 Agustus 2021.