Hishammuddin pernah menjabat Menteri Transportasi sementara sebelum Perdana Menteri Malaysia Najib Tun Razak menunjuk seorang menteri transportasi baru untuk menggantikannya yang bertanggung jawab selama pencarian pesawat MH370 yang hilang.[2]
Hubungan keluarga
Dato' Seri Hishammuddin dilahirkan pada 5 Agustus 1961 merupakan putra dari Tun Hussein Onn, Perdana Menteri Malaysia ke-3 (1976-1981) dan Tun Suhailah Noah. Dari jalur ayahnya ia cucu dari Dato' Sir Onn Jaafar, seorang pemimpin Melayu berpengaruh dan pendiri UMNO serta Menteri Besar ke-7 negeri Johor sejak 1947 hingga 1950 dan dari sebelah ibunya ia merupakan cucu dari Tan Sri Dato' Mohamed Noah Omar yang menjabat sebagai Ketua Dewan Negara Malaysia pertama, sementara ibunya adalah orang Sirkasia dari Turki.[3][4] Ia juga sepupu dari Perdana Menteri Malaysia ke-6 dari 2009 hingga 2018, Dato' Sri Najib Tun Razak.
Istrinya, Yang Mulia Tengku Dato' Seri Datin Seri Marsilla binti Tengku Bendahara Tan Sri Dato' Sri Abdullah, adalah seorang putri dari kerajaan Pahang, Malaysia.
Dari perkawinan dengan istirinya ia dikaruniai empat orang anak, diantaranya :
Nasha Alyssa Hisammuddin (lahir 23 Maret 1989)
Faris Hishamuddin (11 September 1992)
Kyra Arianna Hishammuddin (31 Mei 1995)
Fahd Hishamuddin (31 Mei 1997)
Anak perempuan nya Nasha Alyssa menikah dengan Muhammad Anas Zawawi yang merupakan putra dari seorang pembisnis terkenal Malaysia Dato' Sri Khalid Mohamad Jiwa yang juga merupakan suami dari penyanyi terkenal Malaysia Siti Nurhaliza[5]
Setelah menyelesaikan studinya di Inggris, Hishammuddin kembali ke Malaysia pada tahun 1989. Ia bergabung dengan UMNO dan memulai karirnya sebagai pengacara.[7] Ia menjadi mitra Skrine & Co (sekarang Skrine), firma hukum terbesar di Malaysia.[8] Pada tahun 1993, ia meninggalkan Skrine & Co untuk mendirikan firma hukumnya sendiri dengan Thomas Mun Lung Lee, dan firma hukum yang didirikannya dikenal sebagai Lee Hishammuddin (sekarang Lee Hishammuddin Allen & Gledhill).
Karier Politik
Hishammuddin naik pangkat di sayap pemuda UMNO pada tahun 1990-an, dan menjadi ketua nasionalnya pada tahun 1998. Ia memangku jabatan tersebut pada saat Pemuda UMNO terpecah belah akibat pemecatan Wakil Perdana Menteri Anwar Ibrahim, yang populer di kalangan anggota muda UMNO. Pendahulu Hishammuddin, Ahmad Zahid Hamidi, merupakan pendukung utama Anwar.[9]
Pada tahun 1995, Hishammuddin terpilih menjadi anggota parlemen federal untuk kursi Bandar Tenggara yang berpusat di Johor. Ia langsung diangkat sebagai Sekretaris Parlemen untuk Perdagangan Internasional dan Industri dalam pemerintahan Mahathir Mohamad. Kenaikannya ke kepemimpinan Pemuda UMNO pada tahun 1998 bertepatan dengan kenaikan jabatannya ke kementerian penuh pada tahun berikutnya, sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga. Ia mempertahankan kursi parlemennya dalam pemilihan umum tahun 1999.
Pada tahun 2004, pemerintahan Barisan Nasional yang dipimpin oleh Abdullah Ahmad Badawi kembali berkuasa dan Hishammuddin menduduki kursi Sembrong yang baru dibentuk. Hishammuddin terpilih kembali sebagai pemimpin Pemuda UMNO dan diangkat menjadi Menteri Pendidikan.
Pada tahun 2009, pengunduran diri Abdullah Badawi sebagai perdana menteri menyebabkan perombakan dalam kepemimpinan senior UMNO. Najib Razak, sepupu Hishammuddin, menjadi presiden UMNO dan perdana menteri, Muhyiddin Yassin menjadi wakil Najib di partai dan pemerintahan, dan tiga jabatan wakil presiden UMNO akan dipilih. Hishammuddin, yang mengosongkan kepemimpinan Pemuda UMNO, ikut serta dalam pemilihan wakil presiden, dan berakhir di tempat kedua dari delapan orang yang bersaing. Kenaikannya ke jabatan wakil presiden partai pada gilirannya menjaminnya untuk menduduki jabatan senior di Kabinet,[10] dan ia diangkat menjadi Menteri Dalam Negeri.[11]
Setelah pemilihan umum 2013, di mana pemerintahan Najib menderita kekalahan telak, terutama di antara para pemilih Tionghoa, Hishammuddin kembali mencalonkan diri sebagai wakil presiden UMNO. Ia terpilih kembali dengan selisih tipis di tempat ketiga, unggul sembilan suara dari Mukhriz Mahathir.
Ia berganti kementerian dengan Zahid, mengambil alih portofolio Pertahanan yang terakhir. Ia juga memangku jabatan sebagai pelaksana tugas kementerian transportasi; kementerian itu biasanya diperuntukkan bagi Asosiasi Tionghoa Malaysia, yang telah memutuskan untuk mundur dari Kabinet untuk sementara waktu, setelah mengalami kekalahan signifikan dalam pemilihan umum.[12]
Sebagai pelaksana tugas menteri transportasi, ia menjadi pusat perhatian internasional sebagai menteri yang bertanggung jawab atas investigasi hilangnya Malaysia Airlines Penerbangan 370. The Sydney Morning Herald mengkritik Hishammuddin dalam posisi ini, dengan alasan bahwa ia telah "berjuang selama jumpa pers harian untuk membela penanganan negaranya atas pencarian dan investigasi".[13] Namun, Najib membela kinerja Hishammuddin. Jabatannya berakhir pada bulan Juni 2014, ketika Liow Tiong Lai menjabat sebagai menteri pertahanan. Hishammuddin tetap mempertahankan jabatan substantifnya sebagai menteri pertahanan.[14]
Pada bulan April 2017, Hishammuddin diangkat menjadi Menteri di Departemen Perdana Menteri untuk Fungsi Khusus. Perdana Menteri Najib Razak mengatakan bahwa pengangkatan tersebut akan memungkinkan Hishammuddin untuk melaksanakan tugas-tugas lain selain tanggung jawabnya sebagai Menteri Pertahanan, namun ia masih akan tetap menjabat sebagai Menteri Pertahanan.[15]
Pada bulan Maret 2020, Hishammuddin diangkat menjadi Menteri Luar Negeri oleh perdana menteri yang baru diangkat Muhyiddin Yassin setelah jatuhnya Pemerintahan Pakatan Harapan sebelumnya pada bulan Februari.[16]