Kedutaan Besar Republik Indonesia di Paris (KBRI Paris) (bahasa Prancis: Ambassade de la République d'Indonésie à Paris) adalah misi diplomatik Indonesia untuk Republik Prancis. Kantor diplomatik Indonesia lainnya di Prancis meliputi dua konsulat jenderal di Marseille[1] dan Nouméa[2] (Kaledonia Baru). Ada pula Konsul Kehormatan di Monako.[3]
Saat ini, kedutaan ini merangkap sebagai perwakilan Indonesia untuk Kepangeranan Andorra dan Kepangeranan Monako. Pada tahun 1970‑an, perwakilan Indonesia di beberapa negara ditutup dan KBRI Paris dirangkap akreditasi untuk Kerajaan Maroko, Republik Portugal, dan Kerajaan Spanyol sampai tahun 1975. Setelah perwakilan Indonesia di Spanyol dibuka kembali, perangkapan untuk Portugal dilakukan oleh KBRI Madrid, Spanyol. Perangkapan untuk Monako kemudian dilakukan oleh KBRI di Tunis, Tunisia.[4]
Duta Besar Indonesia pertama untuk Perancis adalah Nazir Datoek Pamoentjak (1950–1953).[4] Sementara Duta Besar saat ini adalah Mohamad Oemar yang dilantik oleh PresidenJoko Widodo pada tanggal 25 Oktober 2021.[5]
Sejarah
Pada tahun 1950, kantor pertama perwakilan Indonesia di Paris ditempatkan di Hotel Bristol di 112 rue du Faubourg. Duta Besar Nazir Datoek Pamoentjak dibantu oleh Satar Sutan Radja Mansur sebagai Staf Bidang Ekonomi dan Imrad Idris sebagai Staf Bidang Penerangan. Setelah beberapa bulan, kantor perwakilan kemudian pindah ke 90 Boulevard de la Tour-Maubourg. Setelah beberapa tahun di Boulevard de la Tour-Maubourg, kantor perwakilan pindah ke 12 rue Dumont d'Urville.[4]
Pada tanggal 25 Agustus1954, Pemerintah Indonesia membeli gedung di 49 rue Cortambert (lokasi saat ini). Pada saat yang sama, pemerintah juga membeli gedung di 154 Boulevard Bineau yang kemudian dinamakan "Wisma Duta" sebagai tempat tinggal resmi duta besar. Pada tanggal 24 Oktober1986, Pemerintah Indonesia membeli gedung di 47 rue Cortambert yang bersebelahan dengan kantor KBRI. Setelah renovasi untuk menggabungkan kedua bangunan tersebut, pada tanggal 8 Februari1988 penggunaan kedua gedung diresmikan oleh Menteri Luar NegeriMochtar Kusumaatmadja dan Duta Besar Tubagus Bachtiar Rifai.[4]
Serangan
Pada 26 Mei1962, kedutaan ini diserang dengan bahan peledak plastik yang diletakkan di ambang jendela lantai satu gedung kedutaan.[6]
Di pagi hari tanggal 21 Maret2012, sebuah bom surat meledak di depan kedutaan tanpa melukai seorang pun, tetapi menyebabkan kerusakan berat pada mobil dan jendela dalam radius lima puluh meter.[8]
^Charles Rousseau, "Chronique des faits internationaux : France et Indonésie, attentat contre l'ambassade d'Indonésie à Paris" (26 Mei 1962), Revue générale de droit international public, 1962, p. 779.
^Raufer, Xavier (2007). Atlas de l'islam radical (dalam bahasa Prancis). Paris: Éditions CNRS. hlm. 399. ISBN978-2-271-06577-3.
^"Remise de lettres de créance" [Penyerahan surat kepercayaan]. Journal officiel de la République française (dalam bahasa Prancis) (208): 13246. 1996-09-06.
^"Remise de lettres de créance" [Penyerahan surat kepercayaan]. Journal officiel de la République française (dalam bahasa Prancis) (213): 13766. 1999-09-14.
^Indonesia Country Study Guide. Washington, D.C.: Global Investment Center. 2008. hlm. 251.
^"Remise de lettres de créance" [Penyerahan surat kepercayaan]. Journal officiel de la République française (dalam bahasa Prancis) (159): 11033. 2001-07-11.
^"Remise de lettres de créance" [Penyerahan surat kepercayaan]. Journal officiel de la République française (dalam bahasa Prancis) (36): 2185. 2006-02-11.
^"Remise de lettres de créance" [Penyerahan surat kepercayaan]. Journal officiel de la République française (dalam bahasa Prancis) (285): 21545. 2010-12-09.
^"Remise de lettres de créance" [Penyerahan surat kepercayaan]. Journal officiel de la République française (dalam bahasa Prancis) (31): 1755. 2015-02-06.