Nama Kecamatan Genteng memiliki dua versi penamaan. Versi pertama menyebutkan bahwa nama Genteng sendiri berasal dari kata Ganteng. Kata ini merupakan nama dari seorah tokoh masyarakat atau pangeran yang bernama Pangeran Ganteng. Ia dikenali sebagai pahlawan oleh masyarakat di wilayah Kecamatan Genteng pada masa penjajahan karena berperang melawan Pemerintah Hindia Belanda. Pangeran Ganteng pada akhirnya gugur dalam suatu peperangan dan dimakamkan oleh para pengikutnya di wilayah Dusun Krajan, Desa Gentengwetan. Kata Ganteng yang merujuk ke Pangeran Ganteng akhirnya berubah pengucapannya menjadi Genteng dan dipergunakan hingga sekarang menjadi nama wilayah.[1]
Versi kedua menyebutkan bahwa nama Genteng dihubungkan dengan keberadaan sentra industri gendeng/genteng (atap dari tanah liat yang di bakar) di daerah tersebut pada masa lalu. Bahkan sampai tahun 1980-an industri genteng ini masih ada dan memiliki pasar di lingkup lokal dan kota – kota lain, dan salah satu pabrik besar yang saat ini masih bisa dilihat walaupun hanya reruntuhan bangunannya adalah Pabrik Genteng Karang Pilang yang letaknya di Jl. KH. Hasyim Asy'ari tepatnya di RW. 12 Dusun Krajan Desa Genteng Wetan.[2]
Pada saat Zaman Kerajaan Belambangan (Blambangan), Genteng hanya merupakan daerah singgah dari arah Wonorekso ke Gambiran. Genteng juga dikenal dengan alasnya yang dahulu hanya ada jalan setapak. Seiring berjalannya waktu, penjajah VOC dan Belanda berangsur-angsur mulai menetap di wilayah barat Glenmore yang kemudian menyebabkan babat alas Genteng berubah menjadi pusat aktivitas ekonomi di wilayah Banyuwangi Barat.
Saat pendudukan Hindia Belanda, Gubernur Jenderal menetapkan Banyuwangi sebagai Regentschap (setara Kabupaten) di bawah Residentie Besoeki dengan cakupan wilayah berupa onderafdeling yaitu:1) Banjoewangi 2) Genteng 3) Blambangan 4) Bangoredjo 5) Ragodjampi.
Genteng sebagai onderafdeling (Pasca kemerdekan disebut kawedanan) yang wilayahnya mencakup subonderafdeling Kalibaru (saat ini menjadi Kec. Kalibaru dan Kec. Glenmore), subonderafdeling Genteng (saat ini menjadi Kec. Genteng dan Kec. Sempu), dan subondoerafdeling Gambiran (saat ini menjadi Kec. Gambiran dan Kec. Tegalsari) kemudian berkembang pesat hingga akhir 1950-an dan berkontribusi terhadap perkembangan wilayah di Banyuwangi barat hingga sampai saat ini. Dahulu kantor Onderafdeling (Kawedanan) berkedudukan di Jalan KH Wahid Hasyim (Dulu Jalan Kalisetail) yang kini sudah beralihfungsi menjadi Plaza Vionata.
Pada awalnya wilayah kecamatan Genteng ini meliputi 9 desa, tetapi pada tahun 1995 ketika wilayah kecamatan Genteng dimekarkan menjadi 2 kecamatan, jumlah desa tersebut berkurang menjadi hanya 5 desa dan sisanya (4 desa) masuk menjadi wilayah kecamatan yang baru dibentuk yaitu kecamatan Sempu. Keempat desa tersebut adalah desa Sempu, Jambewangi, Karangsari dan Temuguruh.[3]
Sedangkan 5 desa yang tetap berada di wilayah kecamatan Genteng hingga saat ini adalah.
Dari segi sosial, secara keseluruhan masyarakat Genteng bagian selatan adalah keturunan dari Masyarakat Jawa Arekan. sementara itu,sebagian lainnya berbahasa Jawa Mataraman juga hidup berdampingan di wilayah Genteng bagian utara dan barat. Sedangkan masyarakat Osing, yang merupakan suku asli Banyuwangi, menempati sebagian besar desa yang berada di sisi timur kecamatan, terutama Kembiritan dan sebagian kecil Desa Genteng Wetan. Khusus makanan khas, selama ini masyarakat Genteng merujuk pada masakan ayam yang berkuah sangat pedas di warung Rantinem yang berada tepat di sebelah timur terminal lama Genteng atau di belakang kantor pos Genteng.[4]
Geografi
Kecamatan Genteng memiliki luas wilayah 51,24 Km2 yang terbagi ke 5 desa. Kecamatan ini dilewati beberapa sungai seperti Sungai Porolinggo, Sungai Jalen, Sungai Setail, Sungai Pandan/Kaliputih dan Sungai Rimpis.Sementara itu, banyak pula saluran irigasi yang bermuara di Genteng misalnya Kanal Teknik Kalisetail yang merupakan sumber pengairan di Kec. Genteng, Kec. Sempu, Kec. Srono, Kec. Gambiran, dan Kec. Cluring.
Kecamatan Genteng memiliki berbagai morfologi perbukitan (dome) dan areal cekungan (basin). Beberapa areal perbukitan tersebar di daerah Genteng bagian utara di sepanjang Gentengwetan sampai dengan Kembiritan. Sementara itu, beberapa areal cekungan ditemukan di wilayah Kembiritan dan Kaligondo bagian selatan. Kawasan Perhutanan paling banyak tersebar di Desa Kaligondo bagian utara-selatan dan Desa Kembiritan bagian selatan.
Pendidikan dan Daftar Instansi Pendidikan
Kecamatan Genteng memiliki 2 perguruan tinggi swasta yaitu Institut Agama Islam (IAI) Ibrahimy dan Institut Teknologi dan Bisnis Muhammadiyah (ITBM) Banyuwangi, 2 SMA Negeri yaitu, SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 2. Selain itu ada juga Madrasah Aliyah Negeri dan beberapa SMA dan SMK swasta yang juga berkedudukan di kecamatan ini. Berdasarkan Data Pokok Pendidikan dan Dirjen Dikti berikut ini daftar instansi pendidikan di Genteng:
Perguruan Tinggi
Nama Sekolah
Alamat
IAI Ibrahimy
Jl. KH. Hasyim Asy'ari No. 1, Genteng
Institut Teknologi dan Bisnis Muhammadiyah Banyuwangi
Kecamatan Genteng didaulat sebagai perkotaan tersibuk di Banyuwangi sejajar dengan Ibu Kota Kabupaten di Kec. Banyuwangi. Dari sisi perdagangan kecamatan Genteng memiliki pusat pertokoan dan ruko yang tersebar pada lintang persegi layang di Jalan Gajahmada, Jalan Hasanudin, Jalan Diponegoro, Jalan K.H Wahid Hasyim, Jalan K.H Hasyim Asyari, dan Jalan Jember Gentengkulon. Selain itu, akses transportasi yang memadai menjadi alasan kesibukan kecamatan ini. Genteng dilalui Jalan Jurusan Jember-Banyuwangi Lintas Gambor dan Jember-Banyuwang-Lintas Benculuk. Pusat perekonomian di wilayah Kecamatan Genteng adalah di Pasar Genteng I (salah satu pasar induk di Banyuwangi) dan Pasar Genteng II yang menjadi sentra transaksi barang-barang sembako bagi warga Genteng sendiri maupun warga dari kecamatan-kecamatan lain di Kabupaten Banyuwangi. Di Kecamatan Genteng juga terdapat beberapa pusat perbelanjaan seperti Sun East Mall,[5] Karunia Damai Sejahtera (KDS) dan Kalisari. Selain itu di Kecamatan Genteng juga terdapat satu pabrik kecap tua tradisonal yang konon sudah berdiri sejak tahun 1930 yaitu pabrik kecap Bentoel dan masih beroperasi hingga saat ini.
Beberapa pasar yang ada di kecamatan Genteng adalah sebagai berikut:
Pasar Induk Genteng 1
Pasar Genteng 2
Pasar Hewan Gentengwetan
Pasar Templek Gentengwetan
Kawasan sibuk/perdagangan lainnya:
Sepanjang Jalan KH Ahmad Kholil, Gentengwetan
Sebagian Jalan Jember Setail
Sebagian Jalan Kalisetail (utara lampu lalu lintas simpang empat maron), Gentengkulon
Sepanjang Jalan Kembiritan-Pandan, Kembiritan
Sebagian Jalan Tegalsari, Setail
Transportasi
Kecamatan Genteng memiliki akses transportasi yang sangat strategis sebagai berikut:
Arah Banyuwangi: Mobil roda lebih dari 4 dari Jalan Banyuwangi (Jl. Raya Genteng Kembiritan) > Jalan Hasanuddin Timur > Simpang Tiga Lampu Merah Krajan Gentengwetan> Jalan KH Hasyim Asyari > Simpang Tiga Karangpilang depan Ibrahimi > Jalan KH Imam Bahri > Simpang Empat Lampu Merah Maron > Jalan KH Wahid Hasyim > Simpang Empat Terminal Lama > Jalan Jember.
Arah Jember: Mobil roda lebih dari 4 dari arah Jalan Jember > Simpang Tiga Lampu Merah Tawangalun > Pasar Genteng II (Terminal Lama) > Simpang Empat Terminal Lama > Jalan KH. Wahid Hasyim > Simpang Empat Lampu Merah Maron > Jalan KH Imam Bahri > Simpang Tiga Karangpilang depan Ibrahimi > Jalan KH. Hasyim Asyari > Simpang Tiga Lampu Merah Krajan Gentengwetan > Jalan Hasanuddin Timur > Jalan Banyuwangi (Jalan Raya Genteng Kembiritan).
Arah Jember tujuan Jajag: Jalan Jember > Simpang Tiga Lampu Merah Tawangalun > Pasar Genteng II > Simpang Empat Lampu Merah Gentengkulon > Jalan Diponegoro > Jalan Genteng Gambiran.
Arah Banyuwangi tujuan Jajag: rute utama roda 4 ke bawah dimulai dari Jalan Hasanuddin > Jalan Gajahmada > Pasar Induk Genteng I > Simpang Empat Lampu Merah Gentengkulon > Jalan Diponegoro > Jalan Genteng Gambiran. Sedangkan rute alternatifnya di mulai dari Jalan Hasanuddin > Simpang Empat Pasar Loak Gentengwetan > Jalan KH Ahmad Kholil > Jalan Cangaan-Yosomulyo > Jalan Genteng Gambiran.
Rute rencana pembukaan jalur lingkar barat arah Jember[6]: Jalan Jember Setail > SPBU Setail > Terminal Wiroguno > Letter S, Dasri > Jalan Balokan > Jalan Tegalsari > Jembatan Wiroguno > Jalan Gambiran > Jajag (dan sebaliknya rutenya sama)
Rute lalu lintas alternatif non jalur utama:
Jalan Temuguruh
Jalan KH. Ahmad Dahlan-Jalen
Jalan Tegalsari
Fasilitas Publik
Ruang Terbuka Hijau Maron, Gentengkulon
Ruang Terbuka Hijau Pasar Hewan dan Talang Hills, Gentengwetan
DAM Gantung Sungai Setail dan Sasak Gantung Terpadu, Gentengkulon
Rumah Sakit Umum Daerah Genteng
Puskesmas Kembiritan
Puskesmas Gentengkulon
Puskesmas Setail
Puskesmas Kaligondo
Mal/Pasar Pelayanan Publik di Pasar Genteng I
Galeri
Komplek pertokoan Genteng
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Genteng
Penunjuk arah di Genteng
Traffic light dari arah kantor camat Genteng
Peta Wilayah Pusat Kota Lama Genteng 1915
Kawedanan Genteng berkedudukan di Jalan Wahid Hasyim kini ditempati oleh Plaza Vionata