Glagah, Banyuwangi8°12′58″S 114°19′02″E / 8.2160°S 114.3171°E
Glagah adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. PemerintahanPusat pemerintahan Kecamatan Glagah berada di Kantor Camat Glagah yang terletak di Jalan Raya Banyuwangi-Licin 244 Olehsari, Glagah, Banyuwangi. WilayahWilayah Kecamatan Glagah terbagi menjadi 8 desa dan 2 kelurahan,[1] yakni:
AksesKecamatan Glagah dapat diakses dari Simpang Lima (Banyuwangi) belok ke arah barat masuk Jalan Jaksa Agung Suprapto hingga mencapai traffic light Cungking. Lalu jalan terus ke barat masuk Jalan HOS Cokroaminoto. Atau, melewati Jalan Brawijaya hingga tiba di Simpang Bakungan lalu ambil arah ke barat masuk Jalan Barong. Bentang alam dan budayaKecamatan Glagah adalah salah satu kecamatan yang wilayahnya berbatasan langsung dengan Kota Banyuwangi (Kecamatan Kota Banyuwangi). Maka dari itu beberapa wilayahnya seperti Kelurahan Adat Bakungan dan Kelurahan Banjarsari merupakan wilayah penyangga Kota Banyuwangi. Kecamatan Glagah memiliki beberapa tempat wisata seperti Pemandian Tamansuruh di Desa Tamansuruh milik salah seorang birokrat Banyuwangi, Susanto Suwandi.[2] Selain itu ada wisata hutan (wana wisata) di Perkebunan Kalibendo, Desa Kampung Anyar,[3] Wana Wisata Pondok Indah di Desa Paspan,[4] Desa Wisata Osing yang pembangunannya dipelopori oleh Bupati HT. Purnomo Sidik[5] dan Desa Adat Kemiren. Perkampungan warga di Kecamatan Glagah umumnya berada disekitar kantor desa. Hal ini dapat dilihat di Desa Glagah, Desa Olehsari dan Desa Paspan. Selain itu pemukiman warga bergaya perkotaan ada di Kelurahan Adat Bakungan dan Kelurahan Banjarsari. Semakin ke timur, wilayah kecamatan ini berupa pemukiman warga. Dan di sisi barat didominasi oleh lahan pertanian milik warga dan perkebunan seperti Perkebunan Kalibendo yang menanam cengkih dan karet. Kecamatan Glagah memiliki satu terminal kecil bernama Terminal Sasakperot (terdiri dari dua kata Bahasa Osing, sasak yang berarti jembatan dan perot yang berarti miring). Dinamai demikian, karena di dekat terminal ini terdapat jembatan yang pembatas kiri dan kanannya tidak berhadapan lurus melainkan agak miring. Terminal ini menghubungkan angkutan kota Banyuwangi (Lin 3, Lin 5 dan Lin 8) dengan angkutan desa yang akan menuju ke Desa Glagah, Licin atau Pos Paltuding (Kawah Ijen). Selain itu, terdapat Stasiun Karangasem yang menjadi stasiun kereta api yang diminati oleh warga kota Banyuwangi karena letaknya relatif dekat (4 kilometer dari pusat kota, lebih dekat dibandingkan dengan Stasiun Banyuwangi Baru yang berjarak 8 kilometer dari pusat kota). Di stasiun ini berhenti kereta api seperti Pandanwangi, Probowangi, Tawang Alun, Sritanjung dan Kereta api Mutiara Timur. Kecamatan memiliki satu Sekolah Menengah Atas (SMA) yakni SMA Negeri 1 Glagah dan satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yakni SMK Negeri 1 Glagah. Selain itu terdapat dua Sekolah Menengah Pertama (SMP) yakni SMP Negeri 1 di Jalan Melati (Banjarsari) dan SMP Negeri 2 di Desa Glagah. Dan terdapat Sekolah Dasar (SD) di setiap desa dan kelurahan. Sosial KemasyarakatanWarga suku Osing adalah suku mayoritas yang tinggal di wilayah Kecamatan Glagah. Di mana di Desa Kemiren masih terdapat perkampungan Osing tradisional. Penduduk Desa Kemiren pada saat tertentu mengeluarkan kasurnya ke depan rumah untuk dijemur dibawah terik matahari dan dipukul-pukul, hal ini bertujuan untuk menghilangkan debu yang menempel pada kasur. Kegiatan seperti ini disebut mepe kasur, di mana memukul-mukul kasur untuk menghilangkan debu merupakan perlambang membuang hal jahat dan kesialan.[6] Selain itu di Desa Olehsari[7] dan Bakungan, Glagah, Banyuwangi[8] diadakan upacara adat Seblang. PendidikanLembaga pendidikan formal yang ada di Kecamatan Glagah adalah: SD sederajat
SMP sederajat
SMA/SMK sederajat
Galeri
BatasKecamatan Glagah memiliki batas-batas sebagai berikut:
Referensi
Pranala luar
|