Tegaldlimo (Hanacaraka: ꦏꦼꦕꦩꦠꦤ꧀ꦠꦼꦒꦭ꧀ꦢ꧀ꦭꦶꦩ) adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Banyuwangi, ProvinsiJawa Timur, Indonesia.[1] Kecamatan Tegaldlimo terletak di bagian ujung tenggara dari wilayah Kabupaten Banyuwangi, serta menjadi titik yang paling selatan dan paling timur dari seluruh wilayah Pulau Jawa. Mayoritas penduduk Kecamatan Tegaldlimo memeluk agama Hindu karena daerahnya yang berdekatan dengan Pulau Bali, bahkan sebagian besar wilayah Kecamatan Tegaldlimo mayoritas didiami oleh masyarakat suku Bali dengan menggunakan bahasa Bali sebagai percakapan sehari-hari mereka, meskipun Kecamatan Tegaldlimo masih termasuk ke dalam wilayah Pulau Jawa. Kecamatan Tegaldlimo berada di Semenanjung Blambangan yang menjorok ke Samudera Hindia dan sebagian besar wilayahnya dikelilingi oleh Taman Nasional Alas Purwo.
Geografi
Kecamatan Tegaldlimo memiliki luas wilayah 80,51 Km2 yang menjadikannya sebagai kecamatan terluas di Kabupaten Banyuwangi, kemudian kecamatan ini terbagi menjadi 9 desa. Wilayah kecamatan ini dilewati beberapa sungai seperti Sungai Kali Pahit (Kalipait) dan Sungai Bangeran.
Batas wilayah
Kecamatan Tegaldlimo memiliki batas-batas sebagai berikut:
Pada masa Hindia Belanda, wilayah Tegaldlimo pada awalnya merupakan sebuah kawedanan dari Kadipaten Blambangan yang dipimpin oleh seorang wedono. Ketika terjadi pendudukan Jepang di wilayah Hindia Belanda yang dimulai di Pulau Jawa pada tahun 1942, Kawedanan Tegaldlimo diubah menjadi sebuah kemantren yang dipimpin oleh seorang mantri.[2] Kemantren ini didirikan atas mufakat 5 desa dipimpin oleh seorang mantri polisi bernama Wiryo Adjmojo sampai tahun 1949. Sekitar tahun 1947, Pemerintah Kolonial melaksanakan pemerintahan di Kemantren tersebut. Sehingga pemerintahan kemantren yang dibentuk sebelumnya, dibubarkan pada 1948. Kemantren lalu berdiri lagi pada tahun 1949 di bawah naungan Kecamatan Purwoharjo.
Berikut adalah daftar Mantri Tegaldlimo sejak 1946:
No
Nama
Periode
1
R. Prabaseno
1946 - 1949
2
M. Ngabei
1949 - 1952
3
Suwarno
1952 - 1954
4
R. Suwarno
1954 - 1956
5
M. Margono
1956 - 1965
6
R. Sungkono
1965 - 1968
Karena dengan luas wilayah yang besar dan penduduk yang semakin banyak, maka pemerintah berinisiatif mengubah status Tegaldlimo dari Kemantren menjadi Kecamatan. Perubahan ini menjadikan kecamatan baru ini memiliki 9 desa (sebelumnya 7 desa) hingga saat ini. Kantor camat pun dibangun dengan dana milik desa (bondo deso).
Pemerintahan
Pemerintahan Kecamatan Tegaldlimo berada di Kantor Camat Tegaldlimo yang beralamat di Jalan Koptu Ruswadi 12, Tegaldlimo.
Daftar Camat
Berikut adalah daftar Camat Tegaldlimo sejak 1968:[butuh rujukan]