Bendungan ini difungsikan untuk mengairi lahan pertanian seluas 3.350 hektar di Penujak, Setanggor, Darek, Ungga, Ranggagata, dan sekitar Praya Barat, Lombok Tengah. Sebelumnya, lahan pertanian di daerah tersebut hanya mengandalkan air hujan.
Seiring dengan berkembangnya lingkungan di sekitar waduk dan perubahan tata guna lahan di hulu sungai, maka bendungan ini kini hanya difungsikan untuk mengairi lahan pertanian seluas 2.426 ha. Penurunan tersebut juga diakibatkan oleh tingginya sedimen yang masuk ke dalam waduk yang terbentuk akibat dibangunnya bendungan ini.
Bendungan ini juga difungsikan untuk mengurangi debit maksimal dari banjir, yakni dari 1.332 meter kubik per detik menjadi 764 meter kubik per detik, sehingga dampak dari banjir dapat diminimalisasi.[4]