Paus Gregorius VII (bahasa Latin: Gregorius VII; ca 1015/1028 – 25 Mei 1085), adalah PausGereja Katolik Roma dari tanggal 22 April 1073 sampai kematiannya pada tahun 1085.[1]
Riwayat
Nama asli Paus Gregorius VII adalah Hildebrand dari Sovana (bahasa Italia: Ildebrando da Soana). Ia dilahirkan di Italia sekitar tahun 1023. Pamannya seorang biarawan di Roma.
Hildebrand pergi ke biara di mana pamannya berada untuk memperoleh pendidikan. Setelah pendidikan, Hildebrand menjadi seorang biarawan Benediktin di Prancis.
Tak lama di Prancis, ia dipanggil kembali untuk bertugas di Roma. Di Roma ia diserahi beberapa kedudukan yang amat penting di bawah beberapa Paus, hingga akhirnya ia pun diangkat menjadi Paus.
Terpilih menjadi Paus
Selama dua puluh lima tahun, ia menolak untuk dipilih. Tetapi, ketika Paus Aleksander II wafat, para kardinal bersepakat untuk memilih Hildebrand sebagai Paus yang baru. Dengan suara bulat mereka memutuskan: "Hildebrand ditetapkan sebagai penerus St. Petrus!" pada 22 April1073.
"Mereka membawaku ke tahta suci," demikian ditulisnya kelak. "Protes-protesku tidak mereka hiraukan. Kegentaran memenuhi hatiku dan kegelapan sepenuhnya melingkupi aku."
Sebagai Paus, Hildebrand memilih nama Gregorius VII.
Konflik dengan penguasa pemerintahan
Masa itu sungguh merupakan masa gelap bagi Gereja Katolik. Para raja dan kaisar ikut campur dalam urusan-urusan gereja. Mereka bahkan turut andil menetapkan orang-orang yang mereka inginkan menjadi para pejabat gereja, uskup, kardinal dan bahkan Paus. Banyak dari antara mereka yang ditetapkan itu bukanlah orang-orang yang baik. Mereka memberikan teladan yang buruk bagi umat.
Hal pertama yang dilakukan Paus Gregorius adalah melewatkan beberapa hari lamanya dalam doa. Ia juga meminta yang lain untuk berdoa baginya. Ia sadar bahwa tanpa doa tak ada sesuatu pun yang dapat diselesaikan dengan baik bagi Tuhan. Sesudah itu, ia mulai bertindak dengan memperbaiki pelayan-pelayan gereja. Ia juga mengambil langkah-langkah yang perlu untuk menghindari campur tangan negara dalam masalah Gereja. Hal ini amatlah sulit mengingat para penguasa semuanya menentang perubahan itu. Namun, beberapa di antara mereka mulai mau bekerjasama.
Kaisar Heinrich IV dari Jerman, tidak mau berhenti mencampuri urusan gereja. Ia bahkan mengirimkan orang-orangnya untuk menangkap Bapa Suci. Penduduk Roma menyelamatkan paus dari penjara. Akhirnya Paus Gregorius menetapkan ekskomunikasi untuk kaisar.
Hal itu tidak menghentikan Heinrich IV. Ia menetapkan pausnya sendiri. Tentu saja orang yang ditetapkannya itu bukanlah paus sesungguhnya. Tetapi Henry berusaha meyakinkan rakyat bahwa paus yang ditetapkannya itulah paus yang benar dan sah. Kemudian kaisar kembali mengirimkan pasukannya untuk menangkap paus. Bapa Suci dipaksa meninggalkan Roma.
Paus Gregorius mengungsi ke Salerno sampai meninggalnya pada 25 Mei1085. Pesannya yang terakhir adalah, "Aku cinta keadilan dan benci kejahatan. Oleh sebab itulah sekarang aku mati dalam pengasingan."[2]
Santo
Paus Gregorius VII dinyatakan kudus oleh Paus Paulus V pada tahun 1606, dia dikenal karena keberaniannya yang luar biasa.[3]
Kata Tomas kepada-Nya: "Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?" Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.” (Yohanes 14: 5–6)
Referensi
^Analisis terakhir dari peninggalan jenazah Gregorius menunjukkan bahwa ia berusia sekitar 70 tahun pada waktu meninggalnya. Paravicini Bagliani, Agostino (December 2008). Medioevo (143): 62.Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
^Beno. Gesta Romanae ecclesiae contra Hildebrandum. ca. 1084. In K. Francke, MGH Libelli de Lite II (Hannover, 1892), pp. 369–373. Much of this is reproduced in English in The Acts and Monuments of John Foxe, p.121ff.