Marty telah mengenal dunia internasional sejak umur 9 tahun.[3] Keluarganya menyekolahkan dia ke Singapura setelah lulus dari SD Kris di Jakarta pada 1974.[4] Di Singapura, Marty bersekolah di Singapore International School (1974).[butuh rujukan] Namun, kemudian pindah ke sekolah asrama setingkat SMP Ellesmere College dan Concord College, Inggris pada tahun 1981.[3][4]
Marty meneruskan sekolahnya pada tingkat SMP hingga master di Inggris.[3] Ia menyelesaikan kuliah dan meraih gelar BSc, Honours, di bidang hubungan internasional di London School of Economics and Political Science, University of London tahun 1984.[butuh rujukan] Kemudian Ia meraih Master of Philosophy in International Relations, Corpus Christi College, Cambridge University tahun 1985.[3]
Gelar doktor ia dapatkan di luar Inggris.[5] Marty meraih gelar Doctor on Philosophy in International Relations dari Australian National University, Australia pada 1993.[3] Pada Juli 2013, Marty bersama Menteri Luar Negeri Australia, Bob Carr, dianugerahi gelar doktor honoris causa dalam bidang hubungan internasional oleh Universitas Macquarie, Sydney, Australia.[6]
Karier
Marty mengawali kariernya di departemen luar negeri (Kementrian Luar Negeri) pada 1986.[7] Marty menjadi Staf Badan Litbang Departemen Luar Negeri pada 1986–1990.[8] Karier Marty terus menanjak sejak awal 2000, tepatnya ketika ia ditunjuk sebagai juru bicara Departemen Luar Negeri periode 2002–2005.[9] Pada periode selanjutnya (11 November2005–5 September 2007), Marty dilantik menjadi Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Indonesia untuk Inggris Raya dan Republik Irlandia, menggantikan Juwono Sudarsono yang menjabat sebagai Menteri Pertahanan.[9]
Pada 22 Oktober 2009, Marty dilantik menjadi Menteri Luar Negeri Republik Indonesia pada Kabinet Indonesia Bersatu II.[9] Ia merupakan Menteri Luar negeri RI yang ke-17, menggantikan Dr. Nur Hassan Wirajuda.[9]
Pada April 2015, ia dipilih menjadi anggota panel tingkat tinggi PBB dalam 'Respons Global Terhadap Krisis Kesehatan'. Tim panel itu terdiri dari enam orang dan diketuai oleh Presiden Republik TanzaniaJakaya Mrisho Kikwete.[12]
Kehidupan pribadi
Marty dilahirkan di Bandung, Jawa barat, ia adalah anak termuda dari pasangan Sonson Natalegawa dan Siti Komariyah Natalegawa.[13] Meskipun ia dilahirkan di Bandung, tetapi ia tidak menghabiskan masa kecil di Bandung, Ayahnya saat itu bekerja sebagai karyawan Bank Indonesia, mendapat tugas ke Tokyo, Jepang. Ia pun ikut ke sana hingga tiga tahun dan setelah bertugas di Jepang, ia menetap di Jakarta.[14]
Dari pernikahannya dengan Sranya Bamrungphong (dari Thailand), dia dikaruniai tiga orang anak, yakni Raden Siti Annisa Nadia Natalegawa, Raden Mohammad Anantha Prasetya Natalegawa, dan Raden Mohammad Andreyka Ariif Natalegawa.[4]