Gita Irawan Wirjawan, B.B.A., M.B.A., M.P.A.
(lahir 21 September 1965) adalah seorang wirausahawan, investor, pemusik, produser, politikus, dan negarawan yang berasal dari Indonesia. Ia menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (2009-2012) dan Menteri Perdagangan Republik Indonesia (2011-2014) di dalam Kabinet Indonesia Bersatu II pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2009-2014).
Keluarga dan Pendidikan
Gita Wirjawan lahir di Jakarta dari pasangan Wirjawan Djojosugito yang berdarah Jawa dan Paula Warokka yang berdarah Minahasa. Anak bungsu dari lima bersaudara, Gita Wirjawan menempuh pendidikan di SD Budi Waluyo dan SMP Pangudi Luhur di Jakarta sebelum bermukim di Bangladesh, dan selanjutnya di India, di usia tiga belas tahun ketika ayahnya bertugas sebagai pejabat WHO di Bangladesh.[2] Ia memperoleh gelar Sarjana dalam bidang Administrasi Niaga dari Universitas Texas di Austin pada tahun 1988, gelar Magister di bidang Administrasi Niaga dari Baylor University pada tahun 1989, dan gelar Magister dalam bidang Administrasi Publik dari John F. Kennedy School of Government di Harvard University sebagai Mason Fellow, pada tahun 2000. Ia juga memiliki kualifikasi sebagai Certified Public Accountant dari Negara Bagian Texas, Amerika Serikat, dan sebagai Chartered Financial Analyst.[3]
Gita Wirjawan adalah senior fellow di Zbigniew Brzezinski Institute on Geostrategy at Center for Strategic and International Studies di Washington D.C. Ia juga anggota Dean's Leadership Council untuk S. Rajaratnam School of International Studies di Nanyang Technological University. Ia duduk di dewan penasihat internasional untuk Singapore Management University (SMU)
Seorang musisi andal, ia bertemu dengan istrinya, Yasmin Stamboel, ketika sedang mengajar piano di liburan akhir tahun ajaran. Pasangan ini menikah tahun 1993 dan dikaruniai tiga orang anak.[2]
Karier profesional
Gita Wirjawan memulai kariernya sebagai auditor pada firma Morrison Brown & Argiz di Miami, Florida pada tahun 1989. Ia bergabung dengan Citibank di Indonesia tahun 1992 di departemen Consumer Banking, dan menjadi Wakil Presiden pada tahun 1997. Dari bulan Juli tahun 1997 sampai bulan Mei tahun 1999, Gita Wirjawan menjabat sebagai Direktur Corporate Finance di Bahana Securities. Ia lalu bergabung dengan Goldman Sachs, Singapura pada bulan Juli 2000 sebagai Wakil Presiden di divisi Investment Banking, dilanjutkan di Singapore Technologies Telemedia sebagai Wakil Presiden Senior, International Business Development dari tahun 2003 sampai tahun 2004. Dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 Gita Wirjawan menjabat sebagai Pejabat Perwakilan Senior dan Presiden Direktur di JP Morgan Indonesia.[3]
Setelah meninggalkan JP Morgan pada bulan April 2008, Gita Wirjawan mendirikan Ancora Group yang berfokus pada penanaman modal di Indonesia. Ancora Capital, sebuah perusahaan pendanaan ekuitas swasta dari kelompok ini, menanamkan modalnya di perusahaan yang sedang berkembang di segmen pasar menengah dalam sektor konsumen dan sumber daya alam.[3] Gita Wirjawan meninggalkan Ancora Group pada bulan October 2009 untuk memulai karier di pemerintahan sampai awal tahun 2014.
Karier di Pemerintahan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengangkat Gita Wirjawan sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada bulan Oktober 2009. Dibawah pimpinannya, penanaman modal langsung di Indonesia meningkat hampir dua kali lipat dari US$11 miliar pada tahun 2009 menjadi US$19 miliar pada tahun 2011.[4]
Gita Wirjawan diangkat menjadi Menteri Perdagangan pada bulan Oktober 2011. Salah satu pencapain terbesarnya sebagai Menteri Perdagangan adalah, sebagai Ketua Sidang dalam World Trade Organization Ministerial Conference of 2013 ke Sembilan di Bali tanggal 3-7 Desember, 2013, memimpin 159 anggota WTO untuk menyepakati paket yang melunakkan penghalang perdagangan internasional.[5][6] Selama kepemimpinannya sebagai Menteri Perdagangan, patut dicatat juga bahwa UU Perdagangan berhasil disetujui oleh DPR pada tanggal 11 Februari 2014, yang merupakan sebuah penanda yang cukup signifikan untuk Indonesia setelah dalam kurun 80 tahun menggunakan UU peninggalan Belanda.[7]
Pada bulan Februari tahun 2014, Gita Wirjawan mengundurkan diri sebagai Menteri Perdagangan untuk mengikuti Konvensi Partai Demokrat sebagai Calon Presiden.[8]
Pada bulan Juli tahun 2014, Gita Wirjawan memutuskan untuk kembali ke Ancora Group.
Keanggotaan dalam berbagai Dewan Kepengurusan
Gita Wirjawan saat ini duduk dalam dewan penasihat internasional untuk ACE Group. Sebelumnya ia menjabat sebagai Komisaris untuk Pertamina, sebagai anggota anggota Dewan Direktur Independen dari Axiata Group Berhad, and Komisaris Independen Axiata Excelcomindo. Dalam Munas II Barisan Indonesia di Surabaya, Jawa Timur, 23-24 Agustus 2013, ia terpilih sebagai ketua umum menggantikan Muhayat.
Kegiatan sosial
Gita Wirjawan memiliki minat dan kesadaran yang sangat mendalam akan peran penting dunia pendidikan sebagai pendorong Indonesia untuk menjadi negara maju. Ia mendirikan Ancora Foundation dengan misi untuk membantu pendidikan usia dini dan pendidikan lanjutan untuk warga negara Indonesia yang memiliki bakat akademis.[9] Ancora Foundation telah mensponsori pelatihan guru di 450 taman kanak-kanak “Sekolah Rakyat Ancora” yang memberikan pelayanan kepada anak anak kurang mampu di seluruh Indonesia. Gita Wirjawan juga telah menyediakan beasiswa ke sekolah-sekolah ternama di seluruh dunia termasuk Harvard University, University of Oxford, Stanford University, University of Cambridge, Universiti Malaya, Nanyang Technological University, and Sciences Po.[9] untuk warga negara Indonesia. Semenjak dijalankannya, program beasiswa ini telah mengirim 42 mahasiswa Indonesians ke universitas-universitas ternama ini .[10]
Seorang pemain golf yang handal sejak berusia sepuluh tahun, Gita Wirjawan mendirikan Ancora Golf Institute dan Ancora Sports untuk melahirkan pegolf-pegolf Indonesia pada masa depan.[9] Melalui program ini, Ancora Sports telah menjaring bakat dan memberikan sponsor kepada bakat-bakat muda seperti George Gandranata, Rory Hie, and Jordan Irawan menjadi pegolf top di Indonesia.
Filmografi
Film
Musik
Belajar piano semenjak berusia enam tahun, Gita Wirjawan adalah pemusik jazz yang sangat terampil. Ia pernah tampil di konser-konser besar (seperti Java Jazz and Bob James Concert) dan menulis lagu untuk beberapa album. Minatnya di bidang musik mendorong Gita Wirjawan untuk mendirikan Omega Pacific Production/Ancora Music untuk mendukung musisi-musisi muda yang berbakat. Ia telah memproduksi, menciptakan, mengedarkan dan/atau menjadi pemain dalam 14 album, dengan berbagai aliran music termasuk jazz, pop, lounge, boy band dan musik dunia (Cherokee, Bali Lounge, Nial Djuliarso at Julliard, Tompi, Asia Beat, Bali Lounge 2, Ken, Nial - New Day New Hope, Miss Kedaluwarsa, Elvyn Masassya - Titik Balik, Smash and Dewi Lestari - RectoVerso)[9]
Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia
Pada tanggal 4 Desember 2012, Gita Wirjawan terpilih sebagai Ketua Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia, “PBSI”, untuk periode 2012-2016. Gita Wirjawan menetapkan tujuan untuk mengembalikan kejayaan Indonesia dalam kancah bulu tangkis dunia, sebagaimana pernah terjadi pada tahun 1970an and 1980an. Ia mengundang mantan pemain-pemain bulu tangkis legendaris seperti Susi Susanti, Rexy Mainaky, Rudy Hartono and Tan Yoe Hok untuk terlibat aktif di organisasi ini. Untuk memastikan bahwa atlet-atlet bulu tangkis ini tetap mendapatkan pendidikan formal selama berlatih, Gita Wirjawan menyediakan sarana belajar untuk atlet di pusat pelatihan. Selama kepemimpinannya, Indonesia sudah memenangkan dua medali emas di Kejuaraan Dunia di Guangzhou, Cina tahun 2013, 2 gelar All England di setiap tahun 2013 dan 2014, juara umum di Southeast Asian Games 2013, 2015, 2 gelar juara pada 2014 Asian Games di Incheon, Korea Selatan dan 1 gelar juara pada Olimpiade Musim Panas 2016 di Rio de Janeiro, Brasil.
Gelar dan penghargaan
Pada bulan Juli 2013, Gita Wirjawan dianugerahkan gelar kehormatan 'Sangaji Gam Ma Lamo' dari Sultan Ternate Maluku Utara, untuk jasanya melestarikan budaya dan warisan lokal.[11] Pada bulan Desember 2013, ia menerima gelar doktor honoris causa dalam bidang administrasi niaga dari Naresuan University di Phitsanulok, Thailand sebagai pengakuan atas jasanya dalam membangun ekonomi dan mendukung masa depan pemuda di Indonesia.[12] Ia dianugerahkan gelar kebangsawanan ‘KRT Djojonegoro’ dari Keraton Pakualaman, Yogyakarta, pada Januari 2014 atas sumbangan dalam melestarikan warisan budaya dalam lingkungan Pakualaman.[13] Pada bulan Oktober tahun 2014, Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono menganugerahkan Bintang Mahaputra Adipradana sebagai penghargaan atas sumbangan dalam bidangnya, sebagai anggota kabinet, kepada bangsa dan negara.[14]
Referensi