Kalium hidroksida

Kalium hidroksida
Struktur kristal KOH
Padatan kalium hidroksida
Nama
Nama IUPAC
Kalium hidroksida
Nama lain
Potash kaustik, Lye, Potash lye, Potassia, Kalium hidrat, KOH
Penanda
Model 3D (JSmol)
3DMet {{{3DMet}}}
ChEBI
ChemSpider
Nomor EC
Nomor RTECS {{{value}}}
UNII
Nomor UN 1813
  • InChI=1S/K.H2O/h;1H2/q+1;/p-1 YaY
    Key: KWYUFKZDYYNOTN-UHFFFAOYSA-M YaY
  • InChI=1/K.H2O/h;1H2/q+1;/p-1
    Key: KWYUFKZDYYNOTN-REWHXWOFAT
  • [K+].[OH-]
Sifat
KOH
Massa molar 56.11 g mol−1
Penampilan padatan putih, higroskopis
Bau tak berbau
Densitas 2.044 g/cm3 (20 °C)[1]
2.12 g/cm3 (25 °C)[2]
Titik lebur 360[3] °C (680 °F; 633 K)
Titik didih 1.327 °C (2.421 °F; 1.600 K)
85 g/100 g (-23.2 °C)
97 g/100 mL (0 °C)
121 g/100 mL (25 °C)
138.3 g/100 mL (50 °C)
162.9 g/100 mL (100 °C)[1][4]
Kelarutan larut dalam alkohol, gliserol
tidak larut dalam eter, cairan amonia
Kelarutan dalam metanol 55 g/100 g (28 °C)[2]
Kelarutan dalam isopropanol ~14 g / 100 g (28 °C)
Kebasaan (pKb) −0.7[5](KOH(aq) = K+ + OH)
−22.0·10−6 cm3/mol
Indeks bias (nD) 1.409 (20 °C)
Struktur
rombohedral
Termokimia
Kapasitas kalor (C) 65.87 J/mol·K[2]
Entropi molar standar (So) 79.32 J/mol·K[2][6]
Entalpi pembentukan standarfHo) -425.8 kJ/mol[2][6]
Energi bebas GibbsfG) -380.2 kJ/mol[2]
Bahaya
Lembar data keselamatan ICSC 0357
Piktogram GHS GHS05: KorosifGHS07: Tanda Seru[7]
Keterangan bahaya GHS {{{value}}}
H302, H314[7]
P280, P305+351+338, P310[7]
Titik nyala Tidak mudah terbakar
Dosis atau konsentrasi letal (LD, LC):
273 mg/kg (oral, tikus)[9]
Batas imbas kesehatan AS (NIOSH):
PEL (yang diperbolehkan)
none[8]
REL (yang direkomendasikan)
C 2 mg/m3[8]
IDLH (langsung berbahaya)
N.D.[8]
Senyawa terkait
Anion lain
Kalium hidrosulfida
Kalium amida
Kation lainnya
Litium hidroksida
Natrium hidroksida
Rubidium hidroksida
Sesium hidroksida
Senyawa terkait
Kalium oksida
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku pada suhu dan tekanan standar (25 °C [77 °F], 100 kPa).
N verifikasi (apa ini YaYN ?)
Referensi

Kalium hidroksida adalah suatu senyawa anorganik dengan rumus kimia KOH, dan umumnya disebut sebagai potash kaustik.

Bersama dengan natrium hidroksida (NaOH), padatan tak berwarna ini adalah suatu basa kuat. Senyawa ini memiliki banyak aplikasi industri dan niche, sebagian besar yang memanfaatkan sifat korosif dan reaktivitasnya terhadap asam. Diperkirakan 700,000 hingga 800,000 ton telah diproduksi pada tahun 2005. Sekitar 100 kali lebih banyak NaOH dibanding KOH diproduksi setiap tahunnya.[10] KOH penting sebagai prekursor dalam pembuatan sabun yang paling lembut dan cair serta berbagai bahan kimia yang mengandung kalium.

Sifat dan struktur

Kalium hidroksida dapat ditemukan dalam bentuk murni dengan mereaksikan natrium hidroksida dengan kalium tidak murni. Hal ini biasanya dijual sebagai pelet tembus pandang, yang akan menjadi lekat di udara karena KOH merupakan higroskopis. Akibatnya, KOH biasanya mengandung berbagai jumlah air (serta karbonat, lihat di bawah). Kelarutan dalam air merupakan sangat eksotermik. larutan berair ini terkadang disebut cairan alkali (lye) kalium. Bahkan pada suhu tinggi, padatan KOH tidak mengalami dehidrasi dengan mudah.[11]

Larutan kalium hidroksida dengan konsentrasi sekitar 0.5 sampai 2.0% tersebut mengiritasi ketika bersentuhan dengan kulit, sedangkan konsentrasi yang lebih tinggi dari 2% bersifat korosif.[12]

Struktur

Pada suhu tinggi, padatan KOH membentuk kristal dalam struktur kristal NaCl. Gugus OH baik secara cepat atau secara acak menjadi tidak teratur sehingga gugus OH secara efektif merupakan anion sferis dengan radius 1.53 Å (antara Cl dan F berdasarkan ukuran). Pada suhu kamar, gugus OH teratur dan lingkungan di sekitar pusat K+ terdistorsi, dengan jarak K+—OH memiliki rentang antara 2.69 hingga 3.15 Å, bergantung pada orientasi gugus OH. KOH membentuk suatu deretan hidrat kristalin, bernama monohidrat KOH·H2O, dihidrat KOH·2 H2O, dan tetrahedrat KOH·4 H2O.[13]

Kelarutan dan sifat desikasi

Kira-kira 121 g KOH akan larut dalam 100 ml air pada suhu kamar dibandingkan dengan 100 g NaOH dalam volume yang sama (secara molar, KOH sedikit lebih larut dari NaOH). Alkohol dengan berat molekul lebih rendah seperti metanol, etanol, dan propanol juga merupakan pelarut yang sangat baik.

Karena tingginya afinitas untuk air, KOH berfungsi sebagai pengering dalam laboratorium. Hal ini sering digunakan untuk mengeringkan pelarut basa, terutama amina dan piridina: distilasi cairan basa ini dari bubur KOH menghasilkan pereaksi anhidrat.

Stabilitas termal

Seperti NaOH, KOH memperlihatkan stabilitas termal yang tinggi. Spesi gas merupakan dimer. Karena kestabilannya yang tinggi dan titik leleh yang relatif rendah, senyawa ini sering dicetak-leleh sebagai pelet atau batang, bentuk yang memiliki luas permukaan rendah dan sifat kemudahan dalam penanganannya.

Produksi

Dalam sejarah, KOH dibuat dengan menambahkan kalium karbonat (potash) dengan larutan kuat kalsium hidroksida, mengarah pada reaksi metatesis yang menyebabkan kalsium karbonat mengendap, meninggalkan kalium hidroksida dalam larutan:

Ca(OH)2 + K2CO3 → CaCO3 + 2 KOH

Penyaringan dari endapan kalsium karbonat dan mendidihkan larutan tersebut menghasilkan kalium hidroksida ("potas dikalsinasi atau potas api"). Hal ini adalah metode yang paling penting dari produksi kalium hidroksida sampai akhir abad ke-19, ketika sebagian besar digantikan saat ini oleh metode elektrolisis larutan kalium klorida.[10]

2 KCl + 2 H2O → 2 KOH + Cl2 + H2

Gas hidrogen terbentuk sebagai produk samping pada katode; bersamaan, oksidasi anodik dari ion klorida berlangsung, membentuk gas klorin sebagai produk samping. Pemisahan ruang anodik dan katodik dalam sel elektrolisis adalah penting dalam proses ini.[14]

Penggunaan

Baterai Kalium hidroksida

KOH dan NaOH dapat digunakan secara bergantian untuk sejumlah aplikasi, meskipun dalam industri, NaOH lebih disukai karena biaya yang lebih rendah.

Prekursor bagi senyawa kalium lain

Banyak garam kalium dibuat dengan reaksi netralisasi melibatkan KOH. Garam kalium dari karbonat, sianida, permanganat, fosfat, dan berbagai silikat disusun dengan cara memperlakukan baik oksidanya atau asamnya dengan KOH.[10] Kelarutan tinggi kalium fosfat diharapkan dalam pupuk.

Pembuatan biodiesel

Meskipun lebih mahal daripada menggunakan natrium hidroksida, KOH bekerja dengan baik dalam pembuatan biodiesel melalui transesterifikasi dari trigliserida dalam minyak nabati. Gliserin dari biodiesel diproses-kalium hidroksida berguna sebagai suplemen makanan murah untuk ternak, setelah metanol beracun dihilangkan.[15]

Pembuatan sabun

Saponifikasi dari lemak dengan KOH digunakan untuk mempersiapkan "sabun kalium" yang sesuai, yang lebih lembut dibandingkan sabun pada umumnya - berasal dari natrium hidroksida. Karena kelembutan dan kelarutan yang lebih besar, sabun kalium membutuhkan lebih sedikit air untuk mencairkan, dan dengan demikian dapat berisi agen pembersih lebih banyak dibandingkan sabun cair natrium.[16]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b Lide, D. R., ed. (2005). CRC Handbook of Chemistry and Physics (edisi ke-86). Boca Raton (FL): CRC Press. hlm. 4-80. ISBN 0-8493-0486-5. 
  2. ^ a b c d e f http://chemister.ru/Database/properties-en.php?dbid=1&id=325
  3. ^ "A18854 Potassium hydroxide". Alfa Aesar. Thermo Fisher Scientific. Diakses tanggal 26 October 2015. 
  4. ^ Seidell, Atherton; Linke, William F. (1952). Solubilities of Inorganic and Organic Compounds. Van Nostrand. Diakses tanggal 2014-05-29. 
  5. ^ Popov, K.; et al. (2002). "7Li, 23Na, 39K and 133Cs NMR comparative equilibrium study of alkali metal cation hydroxide complexes in aqueous solutions. First numerical value for CsOH formation". Inorganic Chemistry Communications. 5 (3): 223–225. Diakses tanggal 2017-02-19. 
  6. ^ a b Zumdahl, Steven S. (2009). Chemical Principles 6th Ed. Houghton Mifflin Company. hlm. A22. ISBN 0-618-94690-X. 
  7. ^ a b c Sigma-Aldrich Co., Potassium hydroxide. Diakses tanggal 2014-05-18.
  8. ^ a b c "NIOSH Pocket Guide to Chemical Hazards #0523". National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH). 
  9. ^ http://chem.sis.nlm.nih.gov/chemidplus/rn/1310-58-3
  10. ^ a b c H. Schultz, G. Bauer, E. Schachl, F. Hagedorn, P. Schmittinger "Potassium Compounds" in Ullmann’s Encyclopedia of Industrial Chemistry, 2005, Wiley-VCH, Weinheim. doi:10.1002/14356007.a22_039
  11. ^ Holleman, A. F.; Wiberg, E. "Inorganic Chemistry" Academic Press: San Diego, 2001. ISBN 0-12-352651-5.
  12. ^ Potassium hydroxide, SIDS Initial Assessment Report For SIAM 13. Bern, Switzerland, 6-9 November 2001. By Dr. Thaly LAKHANISKY. Date of last Update: February 2002
  13. ^ Wells, A.F. (1984), Structural Inorganic Chemistry, Oxford: Clarendon Press. ISBN 0-19-855370-6.
  14. ^ Römpp Chemie-Lexikon, 9th Ed. (in german)
  15. ^ James K. Drackley Glycerin as a potential feed ingredient for dairy cattle
  16. ^ K. Schumann, K. Siekmann "Soaps" in Ullmann’s Encyclopedia of Industrial Chemistry 2005, Wiley-VCH, Weinheim. doi:10.1002/14356007.a24_247

Pranala luar

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property of non-object

Filename: wikipedia/wikipediareadmore.php

Line Number: 5

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property of non-object

Filename: wikipedia/wikipediareadmore.php

Line Number: 70

 

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined index: HTTP_REFERER

Filename: controllers/ensiklopedia.php

Line Number: 41