Pada tahun 1752, kimiawan Perancis Pierre Joseph Macquer (1718–1784) melaporkan untuk pertama kalinya preparasi kalium ferosianida, yang diperolehnya melalui reaksi antara biru Prusia (besi(III) ferosianida) dengan kalium karbonat.[4][5]
Produksi modern
Kalium ferosianida dibuat dalam skala industri dari hidrogen sianida, fero klorida, dan kalsium hidroksida, yang reaksinya menghasilkan Ca2[Fe(CN)6] • 11H2O. Larutan ini kemudian diberi perlakuan dengan garam kalium untuk mengendapkan campuran garam kalsium-kalium CaK2[Fe(CN)6], yang kemudian diberi perlakuan dengan kalium karbonat untuk menghasilkan garam tetrakaliumnya.[6]
Produksi dalam sejarah
Secara historis, senyawa ini dibuat dari senyawa organik yang mengandung nitrogen, besi, dan kalium karbonat.[7] Sumber nitrogen dan karbon yang umum adalah tanduk, limbah kulit hewan, jeroan, atau darah kering.
Reaksi kimia
Perlakuan kalium ferosianida dengan asam nitrat menghasilkan H2[Fe(NO)(CN)5]. Setelah netralisasi zat antara ini dengan natrium karbonat, terbentuk kristal merah natrium nitroprusida yang dapat dikristalkan secara selektif.[8]
Reaksi ini dapat digunakan untuk menghilangkan kalium ferosianida dari larutan.
Reaksi yang terkenal melibatkan perlakuan dengan garam besi(III) menghasilkan biru Prusia. Dengan komposisi KFe2(CN)6 yang sesuai, bahan berwarna gelap yang tak larut ini adalah pewarna biru dalam cetak biru.
Aplikasi
Kalium ferosianida menemukan banyak aplikasi ceruk di dunia industri. Ia dan garam natriumnya banyak digunakan sebagai anti kempal baik untuk garam teknis maupun garam meja. Kalium dan natrium ferosianida juga digunakan dalam pemurnian timah dan pemisahan tembaga dari bijih molibdenum. Kalium ferosianida digunakan dalam produksi wine dan asam sitrat.[6]
Di Uni Eropa, ferosianida (E 535–538), per 2018, dijual resmi dalam dua kategori makanan sebagai pengganti garam. Ginjal adalah organ yang terpengaruh oleh toksisitas ferosianida.[9]
Dalam skala laboratorium, kalium ferosianida digunakan untuk menentukan konsentrasi kalium permanganat, suatu senyawa yang sering digunakan dalam titrasi berdasarkan reaksi redoks. Kalium ferosianida digunakan dalam campuran dengan kalium ferisianida dan larutan dapar fosfat untuk menghasilkan dapar untuk beta-galaktosidase mengikat targetnya. Jika sireaksikan dengan Fe(III), ia menghasilkan warna biru Prusia. Oleh karena itu pereaksi ini digunakan untuk mengidentifikasi besi di laboratorium.
Kalium ferosianida dapat digunakan sebagai pupuk tanaman.
Seperti sianida logam lainnya, kalium ferosianida padat, baik sebagai garam hidrat dan anhidrat, memiliki struktur polimer yang rumit. Polimer terdiri dari pusat oktahedral [Fe(CN)6]4− yang berikatan silang dengan ion K+ yang terikat pada ligan CN.[11] Ikatan K+---NC pecah ketika padatan dilarutkan dalam air.
Toksisitas
Kalium ferosianida tidak beracun, dan tidak terdekomposisi menjadi sianida di dalam tubuh. Toksisitas pada tikus adalah rendah, dengan dosis letal (LD50) adalah 6.400 mg/kg.[2]
^Macquer (1752). "Éxamen chymique de bleu de Prusse" [Chemical examination of Prussian blue]. Histoire de l'Académie royale des sciences … , § Mémoires de l'Académie royale des Sciences (dalam bahasa French): 60–77.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
From pp. 63-64: "Après avoir essayé ainsi inutilement de décomposer le bleu de Prusse par les acides, … n'avoit plus qu'une couleur jaune un peu rousse." (After having tried so vainly to decompose Prussian blue by acids, I made recourse to alkalies. I put a half ounce of this [Prussian] blue in a flask, and I poured on it ten ounces of a solution of nitre fixed by tartar [i.e., potassium nitrate (nitre) which is mixed with crude cream of tartar and then ignited, producing potassium carbonate]. As soon as these two substances had been mixed together, I saw with astonishment that, without the aid of heat, the blue color had entirely disappeared; the powder [i.e., precipitate] at the bottom of the flask had only a rather gray color: having put this vessel on a sand bath in order to heat the solution until it simmered, this gray color also disappeared entirely, and all that was contained in the flask, both the powder [i.e., precipitate] and the solution, had only a yellow color [that was] a little red.)
^Seel, F. (1965). "Sodium Nitrosyl Cyanoferrate". Dalam Brauer, G. Handbook of Preparative Inorganic Chemistry. 2 (edisi ke-2nd). New York: Academic Press. hlm. 1768. LCCN63-14307. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-03-07. Diakses tanggal 2020-03-28.