Ekonomi Britania Raya

Ekonomi Britania Raya
City of London yang merupakan pusat keuangan Britania Raya.
Mata uangPound sterling (GBP)
Tahun fiskal6 April – 5 April
Organisasi perdaganganUni Eropa,[a] OECD, AIIB dan Organisasi Perdagangan Dunia
Statistik
PDB$2,829 triliun (nominal; 2019)[1]
$3,128 triliun (KKB; 2019)[1]
Pertumbuhan PDB
  • Kenaikan 1,8% (Kuartal 1 2019)[2]
  • Kenaikan 1,5% (2018)[3]
PDB per kapita
  • $44.177 (nominal; 2018)[1]
  • $45.643 (KKB; 2018)[1]
PDB per sektor
  • Pertanian: 0,6%
  • Industri: 19,2%
  • Jasa: 80,2%
(perkiraan 2016)
Inflasi (IHK)
  • 1,8% (Januari 2019)[4]
  • RPI: 2,5% (Desember 2018)
Penduduk
di bawah garis kemiskinan
22% (2018)[5]
Koefisien gini 0,32 (2014)[6]
Angkatan kerja32,70 juta (Maret 2019) (tingkat pengerjaan 76,1%)[7]
Angkatan kerja
berdasarkan sektor
  • Pertanian: 1,5%
  • Industri: 18,8%
  • Jasa: 79,7% (perkiraan 2011)[8]
Pengangguran 3,8%, 1,29 juta (Maret 2019)[7]
Gaji kotor rata-rata£569 per minggu (2018)[9]
Industri utama
Daftar
Peringkat kemudahan melakukan bisnis ke-9 (2019)[10]
Eksternal
EksporKenaikan$412,1 miliar (ke-10; perkiraan 2016)[11]
Komoditas ekspor
  • Barang manufaktur
  • bahan bakar
  • bahan kimia
  • makanan
  • minuman
  • tembakau
Tujuan ekspor utama
Impor$581,6 miliar (ke-5; perkiraan 2016)[13]
Komoditas impor
  • Barang manufaktur
  • mesin
  • bahan bakar
  • makanan
Negara asal impor utama
Modal investasi langsung asing
  • Masuk: $1,196 triliun
  • Keluar: $1,443 triliun (2016)[15]
Utang kotor luar negeri$7,499 triliun (Maret 2017)[16] (ke-2)
Pembiayaan publik
Utang publik(85,8% dari PDB)(2018)[17]
Defisit anggaran £32 miliar (tahun fiskal 2019–2020)[18]
Pendapatan
  • £1,04 triliun (tahun fiskal 2019–2020)[18]
  • $984 miliar (perkiraan CIA 2018)
Beban
  • £842 miliar (tahun fiskal 2019-2020)[18]
  • $1,11 triliun (perkiraan CIA 2018)
Bantuan ekonomiODA £14 Miliar (2017)[19]
Peringkat utang
Daftar
Cadangan mata uang asingKenaikan $164,2 miliar (31 Maret 2018)[24]
Sumber data utama: CIA World Fact Book

Ekonomi Britania Raya dapat dikategorikan sebagai perekonomian yang maju dan berorientasi pasar.[25][26] Britania Raya merupakan negara dengan perekonomian terbesar kelima di dunia berdasarkan produk domestik bruto (PDB) nominal, terbesar kesembilan berdasarkan PDB keseimbangan kemampuan berbelanja (KKB), dan urutan ke-22 berdasarkan PDB per kapita, menyumbang 3,5% dari PDB dunia.[27]

Pada tahun 2016, Britania Raya merupakan negara pengekspor terbesar kesepuluh di dunia dan negara pengimpor terbesar kelima. Britania Raya juga merupakan negara penerima investasi asing langsung terbesar kedua,[28] dan pemberi investasi asing langsung terbesar ketiga.[29] Britania Raya merupakan salah satu negara dengan perekonomian yang paling terglobalisasi.[30] Perekonomian Britania Raya terdiri dari Perekonomian Inggris, Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara.[b]

Sektor jasa mendominasi perekonomian Britania Raya dengan menyumbang sekitar 80% dari PDB;[31] industri jasa keuangan merupakan industri yang paling penting bagi Britania Raya, dan London adalah pusat keuangan terbesar di dunia.[32] Industri dirgantara Britania Raya adalah industri dirgantara nasional terbesar kedua di dunia.[33] Industri farmasi Britania Raya yang merupakan terbesar kesepuluh di dunia[34] memegang peranan penting dalam perekonomian negara. Dari 500 perusahaan terbesar di dunia, sebanyak 26 di antaranya bermarkas di Britania Raya.[35] Perekonomian negara didorong oleh produksi minyak dan gas Laut Utara; cadangan minyak yang dimiliki diperkirakan sebesar 2,8 miliar barel pada tahun 2016,[36] walau Britania Raya telah menjadi negara pengimpor minyak sejak 2005.[37] Terdapat perbedaan yang signifikan antarwilayah dalam hal pendapatan, Inggris Tenggara dan Skotlandia Timur Laut memiliki pendapatan per kapita terbesar di Britania Raya. Ukuran dari Ekonomi London membuat London menjadi kota terbesar di Eropa berdasarkan PDB.[38]

Pada abad ke-18, Britania Raya merupakan negara pertama yang melakukan Industrialisasi,[39][40][41] dan selama abad ke-19 memegang peranan utama dalam perekonomian dunia,[42] dengan menyumbang 9,1% dari PDB dunia pada tahun 1870.[43] Revolusi Industri Kedua juga terjadi secara cepat di Amerika Serikat dan Kekaisaran Jerman; hal ini menjadi tantangan bagi perekonomian Britania Raya. Biaya yang dikeluarkan selama Perang Dunia I dan Perang Dunia II semakin memperlemah posisi Britania Raya terhadap perekonomian dunia. Namun pada abad ke-21, Britania Raya tetap memiliki kekuatan besar untuk mempengaruhi dunia.[44][45][46][47][48]

Keterlibatan pemerintah dalam perekonomian diwakilkan oleh HM Treasury yang dipimpin oleh Menteri Keuangan (Chancellor of the Exchequer) dan Departemen Bisnis, Energi, dan Strategi Industri. Sejak 1979, manajemen ekonomi Britania Raya menganut prinsip laissez-faire.[25][26][49][50][51][52] Bank of England merupakan bank sentral Britania Raya dan sejak 1997 Komite Kebijakan Moneter bertanggung jawab untuk menetapkan suku bunga, pelonggaran kuantitatif, dan forward guidance.

Mata uang Britania Raya adalah pound sterling, yang merupakan mata uang cadangan terbesar keempat di dunia setelah Dolar Amerika Serikat, Euro dan Yen.

Britania Raya adalah anggota Persemakmuran Bangsa-Bangsa, Uni Eropa (saat ini sedang menegosiasikan untuk keluar), G7, G20, Dana Moneter Internasional, Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa, Bank Dunia, Organisasi Perdagangan Dunia, Bank Investasi Infrastruktur Asia, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Mata uang

Bank of England, bank sentral Britania Raya

London merupakan pusat perdagangan valuta asing dunia dengan pangsa pasar global mendekati 41% pada tahun 2013.

Mata uang Britania Raya adalah pound sterling, yang dilambangkan dengan simbol "£'. Bank of England adalah bank sentral Britania Raya yang bertanggungjawab untuk menerbitkan uang. Bank di Skotlandia dan Irlandia utara tetap memiliki hak untuk menerbitkan uang dengan pengawasan dari Bank of England. Pound sterling juga digunakan sebagai mata uang cadangan oleh berbagai pemerintah dan institusi lainnya. Penggunaan pound sterling sebagai mata uang cadangan menempati posisi ketiga di seluruh dunia setelah dolar AS dan euro.[53]

Britania Raya memilih untuk tidak menggunakan euro sebagai mata uang. Pemerintahan Tony Blair berjanji untuk mengadakan referendum untuk memutuskan penggunaan euro sebagai mata uang setelah beberapa syarat telah terpenuhi. Belakangan ini, terdapat perdebatan apakah Britania Raya harus mengadopsi euro sebagai mata uang atau tidak. Pada tahun 2007, Perdana Menteri Gordon Brown berjanji untuk mengadakan referendum berdasarkan persyaratan yang ia buat ketika masih menjadi Menteri Keuangan di era Tony Blair. Ketika menilai dari persyaratan tersebut, Gordon Brown memutuskan bahwa Britania Raya belum saatnya untuk mengadopsi euro dalam waktu mendatang, dengan menyatakan bahwa keputusan ini adalah yang terbaik untuk Britania Raya dan untuk Eropa.[54] Ia menyatakan bahwa fluktuasi harga rumah menjadi penghalang bagi Britania Raya untuk segera mengadopsi euro. Hasil jajak pendapat menunjukkan bahwa mayoritas warga Britania menolak untuk mengadopsi euro dalam waktu mendatang, dan sikap ini semakin menguat dalam beberapa tahun ini.[55] Pada tahun 2005, lebih dari setengah (55%) warga Britania Raya menolak untuk mengadopsi euro sebagai mata uang, sementara 30% mendukung.[56] Kemungkinan untuk mengadopsi euro tidak lagi menjadi isu sejak hasil referendum yang menyatakan untuk keluar dari Uni Eropa.

Nilai tukar

Berikut merupakan rata-rata nilai tukar setiap tahun, dalam USD (dolar AS) dan EUR (euro) per GBP; dan sebaliknya: GBP per USD dan EUR. ( XEU sebelum 1999). Hasil rata-rata tersebut tidak dapat menggambarkan fluktuasi nilai tukar dalam satu tahun. Koefisien variasi menunjukkan seberapa besar fluktuasi di setiap tahunnya. Perhatikan dampak dari Rabu Hitam di akhir 1992 dengan membandingkan rata-rata tahun 1992 dan 1993.

Ekonomi per wilayah

Peta Britania Raya yang menunjukkan distribusi rata-rata PDB per kapita pada tahun 2007 (dalam euro)

Kekuatan perekonomian Britania Raya bervariasi antarnegara dan antarwilayah. Pengecualian wilayah pertambangan minyak dan gas Laut Utara (yang diklasifikasikan dalam statistik resmi sebagai extra-regio), Inggris memiliki Nilai Tambah Bruto (NTB) tertinggi dan Wales memiliki NTB terendah.

Peringkat Negara PDB per kapita, 2015[59]
1 Inggris £26.160/ $40.000
2 Skotlandia £23.685/ $36.200
3 Irlandia Utara £18.584/ $28.400
4 Wales £18.002/ $27.500

Dalam Inggris, wilayah dengan NTB per kapita tertinggi adalah London. Berikut merupakan tabel yang menunjukkan NTB per kapita untuk sembilan region di Inggris.

Peringkat Region NTB per
kapita,
2013[59]
1 London Raya £40.215
2 Inggris Tenggara £25.843
3 Inggris Timur £21.897
4 Inggris Barat Daya £21.163
5 Inggris Barat Laut £19.937
6 West Midlands £19.428
7 East Midlands £19.317
8 Yorkshire dan Humber £19.053
9 Inggris Timur Laut £17.381

Dua dari 10 wilayah terkaya di Uni Eropa berada di Britania Raya. London Dalam menempati peringkat pertama dengan PDB per kapita €65.138, dan Thames Valley (Berkshire, Buckinghamshire dan Oxfordshire) di peringkat ketujuh dengan PDB per kapita €37.379.[60] Edinburgh juga merupakan salah satu pusat keuangan terbesar di Eropa.[61]

Di sisi lain, Cornwall memiliki NTB per kapita terendah di Inggris,[62] dan menerima Pendanaan Konvergensi Uni Eropa sejak 2000.[63]

Merger dan akuisisi

Sejak 1985, terdapat 103.430 kesepakatan yang melibatkan perusahaan yang berbasis di Britania Raya. Terdapat tiga masa dengan aktivitas M&A yang meningkat drastis (2000, 2007 dan 2017; lihat grafik "M&A di Britania Raya "). Namun, tahun 1999 merupakan tahun dengan nilai kesepakatan kumulatif yang paling tinggi (490 miliar GBP, sekitar 50% lebih tinggi dibandingkan tahun 2017). Industri keuangan dan energi mendominasi nilai merger dan akuisisi dari 2000 hingga 2018 (keduanya sekitar 15%).

Berikut merupakan daftar 10 kesepakatan dengan nilai tertinggi yang melibatkan perusahaan Britania Raya.[64] Kesepakatan antara Vodafone - Mannesmann merupakan kesepakatan terbesar sepanjang sejarah di dunia.

Peringkat Tanggal Pengakuisisi Negara pengakuisisi Target Negara target Nilai
(£ miliar)
1 14 November 1999 Vodafone AirTouch PLC Britania Raya Mannesmann AG Jerman 126,95
2 16 September 2015 Anheuser-Busch Inbev SA/NV Belgia SABMiller PLC Britania Raya 77,24
3 4 Agustus 2015 Royal Dutch Shell PLC Belanda BG Group PLC Britania Raya 46,70
4 17 Januari 2000 Glaxo Wellcome PLC Britania Raya SmithKline Beecham PLC Britania Raya 46,48
5 28 Oktober 2004 Royal Dutch Petroleum Co Belanda Shell Transport & Trading Co Britania Raya 40,75
6 21 Oktober 2016 British American Tobacco PLC Britania Raya Reynolds American Inc Amerika Serikat 40,10
7 15 Januari 1999 Vodafone Group PLC Britania Raya AirTouch Communications Inc Amerika Serikat 36,35
8 30 Mei 2000 France Telecom SA Prancis Orange PLC Britania Raya 31,14
9 8 November 1998 British Petroleum Co PLC Britania Raya Amoco Corp Amerika Serikat 29,51
10 31 Oktober 2016 GE Oil & Gas Britania Raya Baker Hughes Inc Amerika Serikat 26,63
11 26 February 2009 HM Treasury Britania Raya Royal Bank of Scotland Group Britania Raya 25,50
  • Dalam banyak kasus, negara pengakuisisi dan target memiliki pemegang saham yang tersebar di seluruh dunia, tidak hanya di negara yang disebut.

Keanggotaan Uni Eropa

Proporsi ekspor Britania Raya ke Uni Eropa menurun dari 54% menjadi 47% dalam dasawarsa terakhir. Namun, nilai total ekspor meningkat dalam periode yang sama dari £130 miliar (€160 miliar) menjadi £240 miliar (€275 miliar).[65][66]

Pada Juni 2016, Britania Raya memutuskan untuk keluar dari Uni Eropa dalam referendum nasional mengenai keanggotaan Uni Eropa. Setelah Pasal 50 dari Perjanjian Lisbon digunakan, Britania Raya menetapkan tanggal untuk keluar pada 29 Maret 2019. Namun, tanggal untuk keluar diundur hingga 12 April 2019 dan kemudian diundur lagi hingga 31 October 2019.[67] Masa depan hubungan Britania Raya dan Uni Eropa masih dalam negosiasi, walau masih terdapat usaha untuk mencegah Britania Raya keluar dari Kawasan Ekonomi Eropa.

Kemiskinan

Britania Raya merupakan negara maju dengan infrastruktur kesejahteraan sosial yang baik, sehingga pembahasan mengenai kemiskinan menggunakan batas kemiskinan yang lebih tinggi dibandingkan negara berkembang. Menurut OECD, Britania Raya berada di paruh bawah dari negara maju untuk tingkat kemiskinan. Lebih baik jika dibandingkan dengan Italia dan Amerika Serikat, tetapi lebih buruk jika dibandingkan dengan Prancis, Austria, Hungaria, Slowakia dan Negara Nordik.[68] Perhitungan dari Eurostat menunjukkan bahwa angka warga Britania yang mendekati garis kemiskinan sebesar 15,9% di 2014, turun dari 17,1% di 2010 dan 19% di 2005.[69] Kemiskinan ditemui di Britania Raya yang menerapkan prinsip negara kesejahteraan. Terdapat protes terhadap perubahan kebijakan kesejahteraan dengan menerapkan Universal Credit. Tujuan pemerintah menerapkan Universal Credit adalah untuk menyederhanakan kebijakan kesejahteraan yang sekarang. Warga berunjuk rasa menentang hal tersebut, termasuk warga difabel turut serta dalam unjuk rasa tersebut.

Garis kemiskinan di Britania Raya umumnya ditetapkan dengan warga yang mendapat 60% dari median pendapatan rumah tangga. Pada tahun 2007–2008, hasil perhitungan menunjukkan garis kemiskinan sebesar £115 per minggu untuk dewasa lajang tanpa tanggungan anak; £199 per minggu untuk pasangan tanpa tanggungan anak; £195 per minggu untuk duda/janda dengan 2 anak di bawah 14 tahun; dan £279 per week untuk pasangan dengan dua anak di bawah 14 tahun. Pada tahun 2007–2008, 13,5 juta orang, atau 22% dari populasi, hidup di bawah garis kemiskinan. Nilai ini lebih tinggi dibandingkan dengan hampir semua negara anggota Uni Eropa.[70] Pada tahun yang sama, 4 juta anak-anak, 31% dari keseluruhan, hidup dalam keluarga di bawah garis kemiskinan. Jumlah ini menunjukkan penurunan dari tahun 1998–1999 yang sebesar 400.000 anak.[71]

Data

Tabel berikut menunjukkan indikator ekonomi utama dari tahun 1980 hingga 2017.[72] Laju inflasi diukur berdasarkan indeks harga konsumen.

Year PDB
(dalam miliar USD KKB)
PDB per kapita
(dalam USD KKB)
Pertumbuhan PDB
(riil)
Laju inflasi
(dalam %)
Tingkat pengangguran
(dalam %)
Utang pemerintah
(dalam % dari PDB)
1980 500,1 8.879 Penurunan−2,0 % 16,8 % 7,1 % 42,5 %
1981 Kenaikan542,6 Kenaikan9.628 Penurunan−0,8 % 12,2 % 9,7 % 44,8 %
1982 Kenaikan587,9 Kenaikan10.444 Kenaikan2,0 % 8,5 % 10,7 % 43,1 %
1983 Kenaikan636,9 Kenaikan11.309 Kenaikan4,2 % 5,2 % 11,5 % 41,8 %
1984 Kenaikan674,5 Kenaikan11.958 Kenaikan2,3 % 4,4 % 11,8 % 42,3 %
1985 Kenaikan725,3 Kenaikan12.825 Kenaikan4,2 % 5,2 % 11,4 % 41,2 %
1986 Kenaikan763,0 Kenaikan13.461 Kenaikan3,1 % 3,6 % 11,3 % Steady41,2 %
1987 Kenaikan824,0 Kenaikan14.506 Kenaikan5,3 % 4,1 % 10,4 % 39,3 %
1988 Kenaikan901,9 Kenaikan15.846 Kenaikan5,7 % 4,6 % 8,6 % 37,0 %
1989 Kenaikan961,0 Kenaikan16.838 Kenaikan2,6 % 5,2 % 7,2 % 32,5 %
1990 Kenaikan1.003,8 Kenaikan17.539 Kenaikan0,7 % 7,0 % 7,1 % 28,6 %
1991 Kenaikan1.026,0 Kenaikan17.863 Penurunan−1,1 % 7,5 % 8,9 % 28,5 %
1992 Kenaikan1.053,3 Kenaikan18.292 Kenaikan0,4 % 4,3 % 10,0 % 33,3 %
1993 Kenaikan1.105,7 Kenaikan19.158 Kenaikan2,5 % 2,5 % 10,4 % 38,1 %
1994 Kenaikan1.173,0 Kenaikan20.272 Kenaikan3,9 % Kenaikan1,9 % 9,5 % 41,0 %
1995 Kenaikan1.227,0 Kenaikan21.147 Kenaikan2,5 % 2,7 % 8,6 % 43,9 %
1996 Kenaikan1.281,1 Kenaikan22.026 Kenaikan2,5 % 2,5 % 8,1 % 44,1 %
1997 Kenaikan1.355,7 Kenaikan23.249 Kenaikan4,0 % Kenaikan1,8 % 7,0 % 43,4 %
1998 Kenaikan1.413,4 Kenaikan24.171 Kenaikan3,1 % Kenaikan1,6 % 6,3 % 41,3 %
1999 Kenaikan1.481,2 Kenaikan25.241 Kenaikan3,2 % Kenaikan1,3 % 6,0 % 39,9 %
2000 Kenaikan1.570,4 Kenaikan26.669 Kenaikan3,7 % Kenaikan0,8 % 5,5 % 37,0 %
2001 Kenaikan1.647,1 Kenaikan27.863 Kenaikan2,5 % Kenaikan1,2 % 5,1 % 34,4 %
2002 Kenaikan1.713,5 Kenaikan28.863 Kenaikan2,5 % Kenaikan1,3 % 5,2 % 34,5 %
2003 Kenaikan1.805,8 Kenaikan30.279 Kenaikan3,3 % Kenaikan1,4 % 5,0 % 35,7 %
2004 Kenaikan1.899,3 Kenaikan31.681 Kenaikan2,4 % Kenaikan1,3 % 4,8 % 38,7 %
2005 Kenaikan2.021,1 Kenaikan33.455 Kenaikan3,1 % 2,1 % Steady4,8 % 39,9 %
2006 Kenaikan2.134,4 Kenaikan35.089 Kenaikan2,5 % 2,3 % 5,4 % 40,8 %
2007 Kenaikan2.242,8 Kenaikan36.576 Kenaikan2,4 % 2,3 % Steady5,4 % 41,9 %
2008 Kenaikan2.276,0 Kenaikan36.814 Penurunan−0,5 % 3,6 % 5,7 % 49,9 %
2009 Penurunan2.197,2 Penurunan35.291 Penurunan−4,2 % 2,2 % 7,6 % 64,1 %
2010 Kenaikan2.261,8 Kenaikan36.038 Kenaikan1,7 % 3,3 % 7,9 % 75,6 %
2011 Kenaikan2.342,0 Kenaikan37.007 Kenaikan1,5 % 4,5 % 8,1 % 81,3 %
2012 Kenaikan2.420,5 Kenaikan37.995 Kenaikan1,5 % 2,8 % 8,0 % 84,5 %
2013 Kenaikan2.510,0 Kenaikan39.154 Kenaikan2,1 % 2,6 % 7,6 % 85,6 %
2014 Kenaikan2.633,1 Kenaikan40.762 Kenaikan3,1 % Kenaikan1,5 % 6,2 % 87,4 %
2015 Kenaikan2.724,1 Kenaikan41.839 Kenaikan2,3 % Steady0,0 % 5,4 % 88,2 %
2016 Kenaikan2.812,3 Kenaikan42.839 Kenaikan1,9 % Kenaikan0,7 % 4,9 % Steady88,2 %
2017 Penurunan2.808,899 Kenaikan44.118 Kenaikan1,8 % 2,7 % 4,4 % 87,0 %

Catatan

  1. ^ Britania Raya berencana untuk keluar dari Uni Eropa pada akhir 2019.
  2. ^ Diurutkan berdasarkan jumlah dari besar ke kecil.

Referensi

  1. ^ a b c d "Report for Selected Countries and Subjects – United Kingdom". International Monetary Fund. April 2019. Diakses tanggal 2 Mei 2019. 
  2. ^ "GDP Preliminary estimate Q3 2017". ONS. Office for National Statistics. 28 Januari 2017. 
  3. ^ "The World Factbook- United Kingdom". Central Intelligence Agency. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-11-14. Diakses tanggal 13 Mei 2018. 
  4. ^ "Inflation and Price Indices". 17 Oktober 2018. Diakses tanggal 18 Oktober 2018. 
  5. ^ "More than 14m people in UK living in poverty". The World Factbook. 
  6. ^ Jonathan Cribb. "Living standards, poverty and inequality in the UK: 2012" (PDF). Institute for Fiscal Studies. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2016-06-02. Diakses tanggal 4 Juni 2013. 
  7. ^ a b Office for National Statistics (17 August 2016). "UK Labour Market: August 2016". Office for National Statistics. Diakses tanggal 17 August 2016. 
  8. ^ Office for National Statistics. "Labour Force Survey Employment status by occupation, April – June 2011". Office for National Statistics. Diakses tanggal 14 July 2013. 
  9. ^ "Employee earnings in the UK: 2018". Office of National Statistics. 25 Oktober 2018. Diakses tanggal 27 April 2019. 
  10. ^ "Ease of Doing Business in United Kingdom". Doingbusiness.org. Diakses tanggal 23 November 2017. 
  11. ^ "Country Comparison to the World: Exports". The World Factbook. CIA. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-11-03. Diakses tanggal 10 Juli 2016. 
  12. ^ "Export Partners of United Kingdom". The World Factbook. CIA. 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-09-15. Diakses tanggal 10 Juli 2016. 
  13. ^ "Country Comparison to the World: Imports". The World Factbook. CIA. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-04-27. Diakses tanggal 10 Juli 2016. 
  14. ^ "Import Partners of United Kingdom". CIA World Factbook. 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-13. Diakses tanggal 10 Juli 2016. 
  15. ^ "Country Fact Sheets 2016". unctad.org. Diakses tanggal 5 Juli 2017. 
  16. ^ "Office for National Statistics". ONS. Diakses tanggal 9 July 2017. 
  17. ^ Office for National Statistics. "Public sector finances: Jan 2017". Office for National Statistics. Diakses tanggal 23 Februari 2017. 
  18. ^ a b c "Budget 2016" (PDF). HM Treasury. March 2016. Diakses tanggal 19 June 2017.  Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "govuk" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  19. ^ "Development aid rises again in 2016 but flows to poorest countries dip". OECD. 11 April 2017. Diakses tanggal 25 September 2017. 
  20. ^ "Sovereigns rating list". Standard & Poor's. Diakses tanggal 26 May 2011. 
  21. ^ "Moody's downgrades UK's rating to Aa2, changes outlook to stable". Moody's. 22 September 2017. Diakses tanggal 16 November 2017. 
  22. ^ "Fitch - Complete Sovereign Rating History". Diakses tanggal 25 February 2013. 
  23. ^ "Scope affirms the United Kingdom's credit rating at AA; Outlook Negative". Diakses tanggal 10 August 2018. 
  24. ^ http://www.imf.org/external/np/sta/ir/IRProcessWeb/data/gbr/eng/curgbr.pdf
  25. ^ a b Nigel Hawkins (13 Oktober 2010). "Privatization Revisited" (PDF). Diakses tanggal 25 September 2014. 
  26. ^ a b Alan Griffiths & Stuart Wall (16 July 2011). "Applied Economics" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 20 June 2013. Diakses tanggal 25 September 2014. 
  27. ^ "Global Economy Watch - Projections > Real GDP / Inflation > Share of 2016 world GDP". PWC. Diakses tanggal 23 June 2017. 
  28. ^ "Country Comparison: Stock of direct foreign investment – at home". CIA. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-29. Diakses tanggal 14 Agustus 2013. 
  29. ^ "Country Comparison: Stock of direct foreign investment – abroad". CIA. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-12-11. Diakses tanggal 9 Mei 2011. 
  30. ^ "KOF Globalization Index". Globalization.kof.ethz.ch. Diakses tanggal 5 September 2012. 
  31. ^ Lorna Booth (9 Juni 2017). "Components of GDP: Key Economic Indicators". UK Parliament. House of Commons Library. Diakses tanggal 25 Juni 2017. 
  32. ^ "The Global Financial Centres Index 21" (PDF). Maret 2017. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2017-06-11. Diakses tanggal 18 Juni 2017. 
  33. ^ Laura Wipfer (12 Juni 2017). "Facts and Figures 2017". ADS Group. Diakses tanggal 25 Juni 2017. 
  34. ^ Angela Monaghan (22 April 2014). "Pharmaceutical industry drives British research and innovation". The Guardian. Diakses tanggal 25 June 2017. 
  35. ^ "The Fortune 2016 Global 500". Fortune. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-08-23. Diakses tanggal 18 Oktober 2016.  Number of companies data taken from the "Country" box for Britain and Britain/Netherlands.
  36. ^ "CRUDE OIL - PROVED RESERVES". The World Factbook. CIA. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-06-15. Diakses tanggal 25 Juni 2017. 
  37. ^ Department for Business, Energy & Industrial Strategy (25 Agustus 2016). "Crude oil and petroleum: production, imports and exports 1890 to 2015". Gov.uk. Diakses tanggal 18 Oktober 2016. 
  38. ^ "World Urbanization Prospects: The 2007 Revision Population Database". The United Nations. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 Agustus 2009. Diakses tanggal 21 November 2009. 
  39. ^ Perry, Marvin; Jacob, Margaret C.; Chase, Myrna; Jacob, James R. (2009). Western Civilization: Ideas, Politics, and Society (edisi ke-9th). Boston: Houghton Mifflin Harcourt. hlm. 503. ISBN 0-547-14701-5. 
  40. ^ "Productivity Growth In The Industrial Revolution" (PDF). Diakses tanggal 8 February 2014. 
  41. ^ "Archived copy" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 14 Mei 2013. Diakses tanggal 26 Desember 2012. 
  42. ^ Ferguson, Niall (2004). Empire, The rise and demise of the British world order and the lessons for global power. Basic Books. ISBN 0-465-02328-2. 
  43. ^ Angus Maddison (2006). The World Economy. Development Centre of the Organisation for Economic Co-operation and Development. hlm. 263. ISBN 978-92-64-02261-4. 
  44. ^ https://ukdefencejournal.org.uk/uk-ranked-second-most-powerful-country-in-the-world-in-audit-of-major-powers/
  45. ^ CIA World Factbook (est. 2011): https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/fields/2012.html#uk Diarsipkan 2016-08-19 di Wayback Machine., which also roughly correspond to figures given by Eurostat (est. 2010): "Archived copy". Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 Agustus 2012. Diakses tanggal 22 Februari 2012.  (i.e.combination of "Industry, including energy" and "construction")
  46. ^ Charles Levy, Andrew Sissons and Charlotte Holloway (28 June 2011). "A plan for growth in the knowledge economy" (PDF). The Work Foundation. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2 June 2013. Diakses tanggal 25 September 2014. 
  47. ^ "A Regional Perspective on the Knowledge Economy in Great Britain" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 21 September 2013. Diakses tanggal 8 February 2014. 
  48. ^ Bolshaw, Liz (29 February 2012). "The future of work is the knowledge economy". FT.com. Diakses tanggal 1 Februari 2013. 
  49. ^ "A survey of the liberalisation of public enterprises in the UK since 1979" (PDF). Diakses tanggal 8 February 2014. 
  50. ^ "Acknowledgements" (PDF). Diakses tanggal 8 Februari 2014. 
  51. ^ Nigel Hawkins (4 April 2008). "Privatization – Reviving the Momentum" (PDF). Adam Smith Institute, London. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 June 2013. Diakses tanggal 25 September 2014. 
  52. ^ Graeme Hodge (28 October 2011). "Revisiting State and Market through Regulatory Governance: Observations of Privatisation, Partnerships, Politics and Performance" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2013-09-21. Diakses tanggal 25 September 2014. 
  53. ^ Chavez-Dreyfuss, Gertrude (1 April 2008). "Global reserves, dollar share up at end of 2007-IMF". Reuters. Diakses tanggal 21 Desember 2009. 
  54. ^ Treneman, Ann (24 Juli 2007). "Puritanism comes too naturally for 'Huck' Brown". Times Online. London. Diakses tanggal 24 Juli 2007. 
  55. ^ "Joining the Euro, all companies' polls". Mori.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 July 2008. Diakses tanggal 5 September 2012. 
  56. ^ "EMU Entry and EU Constitution". MORI. 28 Februari 2005. Diakses tanggal 17 Mei 2006. 
  57. ^ a b c "Yearly Average Currency Exchange Rates". IRS. 
  58. ^ a b c "Average Exchange Rate". OANDA. 
  59. ^ a b "Regional Gross Value Added (Income Approach), December 2016" (PDF). Office for National Statistics. 10 Desember 2014. hlm. 2. Diakses tanggal 9 Agustus 2015. 
  60. ^ eurostat.ec.europa.eu – Regional BIP per capita (German)
  61. ^ University of Edinburgh, 2006, Graduate Programme in Economics Diarsipkan 16 Februari 2012 di Wayback Machine.
  62. ^ "Regional, sub-regional and local Gross Value Added 2010" (PDF). Statistical Bulletin. Office for national Statistics. 14 Desember 2011. hlm. 10. Diakses tanggal 9 Juni 2012. 
  63. ^ "Objective One in Cornwall and the Isles of Scilly". The Partnership Office for Cornwall and the Isles of Scilly. Diakses tanggal 9 Juni 2012. 
  64. ^ "M&A UK - Mergers and Acquisitions United Kingdom, England". IMAA-Institute (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 22 February 2018. 
  65. ^ "New UK reports back EU powers, enrage eurosceptics". EUobserver. Diakses tanggal 16 Februari 2014. 
  66. ^ "Balance of EU competences review: research and development". UK Government. Diakses tanggal 16 Februari 2014. 
  67. ^ "Brexit: All you need to know about the UK leaving the EU". British Broadcasting Corporation. Diakses tanggal 6 Mei 2019. 
  68. ^ "Growing unequal?". OECD website. 2008. Diakses tanggal 20 September 2010. 
  69. ^ "People at risk of poverty after social transfers". Eurostat. 
  70. ^ "United Kingdom: Numbers in low income". The Poverty Site. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 July 2010. Diakses tanggal 25 September 2009. 
  71. ^ "United Kingdom: Children in low income households". The Poverty Site. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 June 2009. Diakses tanggal 25 September 2009. 
  72. ^ "Report for Selected Countries and Subjects" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-09-01. 

Pranala luar