Britania Raya memiliki banyak keragaman ras dan Agama. Lebih dari setengah penduduk di Britania Raya memeluk agama Kristen. Mayoritas orang Kristen di Britania Raya adalah beraliran Protestanisme seperti Anglikan, Presbiterian, dan Metodis sebagian kecil lainnya beragama Katolik dan Kristen Ortodoks. Gereja Inggris adalah gereja dan agama resmi kerajaan. Gereja Inggris merupakan gereja induk dari seluruh komuni Anglikan di seluruh dunia.[2] Meskipun gereja Anglikan mempunyai seorang Uskup Agung Cantebury sebagai pemimpin spritual tertinggi seluruh gereja Anglikan, tetapi gubernur tertinggi gereja Inggris adalah pemimpin monarki, yaitu untuk saat ini adalah Ratu Elizabeth II.[3] Tidak seperti negara Eropa kebanyakan, Britania Raya memasukkan pertanyaan mengenai agama di sensus penduduk yang diselenggarakan setiap sepuluh tahun sekali. Selain sensus negara sepuluh tahunan tersebut, terdapat pula beberapa lembaga resmi yang melakukan survei (termasuk informasi mengenai agama) di Britania Raya. Lembaga survei tersebut antara lain adalah Labour Force Survey, British Social AttitudesSurvey dan European Social Survey.[4][5][6]
Selain agama Kristen dengan berbagai denominasi, di Britania Raya terdapat juga agama-agama lain yang mayoritas dibawa oleh para imigran dari berbagai penjuru dunia. Menurut laporan yang dikeluarkan oleh lembaga sensus di Britania Raya tahun 2011 mayoritas penduduk di seluruh Britania Raya (Inggris, Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara) memeluk agama Kristen dengan persentase sebanyak 59,5%. Dari seluruh populasi penganut Kristen di Britania Raya, mayoritas diantaranya adalah tergabung dalam Gereja Inggris.
Islam menjadi agama non-Kristen terbesar di Britania Raya dengan persentase 4,4% dari seluruh penduduk Britania Raya.[7] Sebagian besar muslim di Britania Raya tinggal di wilayah Inggris sebanyak 2.660.116 jiwa (5,02% dari total populasi Inggris), 76.737 jiwa muslim di Skotlandia (1,45% dari keseluruhan populasi penduduk Skotlandia), 45.950 jiwa di Wales atau sebanyak 1,50% muslim dari total penduduk Wales, dan sebanyak 3.832 jiwa muslim tinggal di Irlandia Utara (0.21% sari total penduduk di Irlandia Utara).[8][9][10] Agama Hindu di Inggris mayoritas dianut oleh imigran asal Asia Selatan. Terdapat sekitar 1,3% umat Hindu di Britania Raya. Kaum Yahudi menyusun 0,4% dari total populasi penduduk di Britania Raya. Teradapat juga pemeluk agama lain seperti Baha'i, Buddha, Sikh, dan Jainisme dengan total persentase 1,5% dari keseluruhan penduduk di Britania Raya.[11] Jumlah orang yang tidak beragama atau menganut paham agnostisisme di Britania Raya kian meningkat setiap tahunnya. Pertumbuhan angka orang-orang yang memilih untuk tidak beragama di Britania Raya selaras dengan meningkatnya gelombang paham sekularisme di benua Eropa.[12] Tercatat sebanyak 25,7% penduduk Britania Raya tergolong tidak tergabung dalam kelompok agama tertentu. Jumlah ini merupakan angka tertinggi kedua setelah jumlah seluruh pemeluk agama Kristen dari berbagai denominasi digabungkan.
Sejarah
Sebelum masuknya agama Kristen (Katolik) di kepulauan Britania, orang-orang Britania saat ini masih menganut paham paganisme yang dikenal sebagai kepercayaan keltik politeisme atau keltik paganisme.[13] Catatan sejarah mengenai kepercayaan tradisional di wilayah yang kini dikenal sebagai Britania Raya sangat minim dan kabur. Ajaran Kristen pertama kali masuk kepulauan Britania pada abad ketiga dan keempat masehi melalui hubungan dengan Kekaisaran Romawi di daratan Eropa.[14] Namun, penyebaran agama Kristen (Katolik Roma) di kepulauan Britania mulai berkembang saat masa kepausan Sri Paus Gregorius I pada awal abad ketujuh. Pada tahun 596 Masehi Sri Paus Gregorius mengutus Agustinus dari Canterbury untuk mengabarkan injil untuk orang-orang Anglo-Saxon. Misi perkabaran injil yang dipimpin oleh Agustinus ini dikenal dengan nama Misi Gregorian. Karya penginjilan Agustinus di Britania pertama kali adalah di Canterbury saat Raja Ethelbert dan para pengikutnya dibaptis. Sejak saat ini kota Canterbury menjadi keuskupan agung pertama di Britania Raya.[15]
Dari wilayah Canterburry ajaran Kristen menyebar dan diterima secara luas diseluruh kepulauan Britania hingga Gereja Katolik Roma diadopsi menjadi gereja kerajaan dan Kristen (Katolik Roma) sebagai agama resmi kerajaan. Hal ini terus berlangsung hingga tahta Kerajaan Inggris dipegang oleh Raja Henry VIII yang mempelopori reformasi keagamaan di Inggris dengan membuat keputusan untuk memisahkan diri dari Gereja Katolik Roma dan membuat gereja baru yang dikenal sebagai Gereja Inggris. Keputusan Raja Henry VIII ini selain dipicu oleh konflik pribadinya dengan Paus Klemens VII juga didorong oleh merebaknya reformasi gereja aliran baru (Gereja Protestan) yang dipelopori oleh Martin Luther di Jerman pada saat yang bersamaan.[16]
Menurut konstitusi Britania Raya, jabatan Gubernur Tertinggi Gereja Inggris harus dipegang oleh Raja atau Ratu Kerajaan Britania Raya. Pemimpin spiritual tertinggi Gereja Inggris dipegang oleh seorang Uskup Agung yang berkedudukan di Canterburry.[3] Semenjak Reformasi Inggris, banyak penduduk Britania Raya beralih menjadi jemaat Gereja Inggris. Seiring dengan semakin populernya gereja protestan di Britania Raya, mulai bermunculan denominasi-denominasi potestan baru di Inggris, seperti Puritan, Kaum Quaker, Presbiterian, Metodis dan gereja lainnya.
Komunitas Yahudi pertama kali di wilayah Britania Raya pertama kali dilaporkan terdapat di Inggris pada tahun 1070. Raja Inggris saat itu,William Sang Penakluk memerintahkan untuk mendatangkan orang-orang Yahudi dari kota Rouen, Prancis. Pada tahun 1290 ketika masa pemerintahan Raja Edward I, orang-orang Yahudi di Kerajaan Inggris diusir hingga terpaksa untuk menyembunyikan identitas mereka dan beribadah secara diam-diam.[17]
Islam pertama kali hadir di Britania Raya pada abad ke-16 masehi ketika orang-orang Islam dari Afrika Utara, Timur Tengah, dan Asia Tengah menetap di kot London. Umat muslim pada waktu itu mencari nafkah diberbagai bidang pekerjaan, seperti bekerja sebagai diplomat, penerjemah, pedagang, dan musisi.[18] Gelombang migrasi muslim dalam skala yang cukup besar terjadi pada abad ke-18 masehi. Pada saat itu kapal-kapal pelaut Inggris banyak memperkerjakan para laskar yang berasal dari Asia Selatan dan umumnya mereka beragama Islam. Para laskar ini kemudian menetap di Inggris atau negara lain yang tergabung dalam Britania Raya dan berintegrasi dalam masyarakat Britania Raya.[19] Pada rentang tahun 1803 hingga 1813, tercatat sebanyak lebih dari 10.000 orang laskar dari kawasan anak benua India mendarat di pelabuhan-pelabuhan di berbagai kota di Britania Raya.[19][20] Pada saat terjadinya Perang Dunia pertama diketahui terdapat 51.616 orang laskar dari Asia Selatan bekerja sebagai awak kapal di kapal-kapal Kerajaan Britania Raya. Sebagian besar dari laskar tersebut berasal dari keturunan bengali (wilayah disekitar negara Bangladesh sekarang).[21]
Agama Hindu di Britania Raya dibawa oleh imigran dari kawasan Asia Selatan dimana wilayah tersebut dulunya adalah salah satu daerah koloni Kerajaan Inggris. Kedatangan imigran beragama Hindu di Britania Raya dibagi kedalam tiga gelombang. Gelombang pertama terjadi pada tahun 1947 ketika India memperoleh kemerdekaannya dari Inggris dan di awal dekade 1960-an ketika Menteri Kesehatan Kerajaan Inggris mendatangkan banyak doktor dari anak benua India ke Britania raya untuk bekerja.[22] Gelombang imigrasi kedua berlangsung selama dekade 1970-an yang dipicu oleh terjadinya peristiwa Pengusiran orang India dari Uganda. Hal ini menyebabkan banyaknya orang-orang India beragama Hindu dari negara-negara di Afrika Timur bermigrasi ke negara induk koloninya yaitu Britania Raya.[23] Gelombang ketiga terjadi pada dekade 1990-an. Pemerintah Britania mengeluarkan kebijakan imigrasi dengan membuka kesempatan luas bagi negara luar untuk menuntut ilmu dan menjadi imigran di Britania Raya.[24]
Sensus dan Survei
Berikut ini data hasil sensus nasional Britania Raya terkait demografi agama di Britania Raya pada tahun 2001 dan tahun 2011.
Identitas keagamaan seseorang dicatat secara resmi oleh pemerintah Britania Raya melalui lembaga sensus nasional Britania Raya. Selain lembaga sensus resmi pemerintah terdapat juga beberapa lembaga lain yang melakukan survei yang memasukkan informasi agama dalam prosedurnya. Lembaga survei tersebut antara lain adalah Labour Force Survey, British Social AttitudesSurvey dan European Social Survey.[4][5][6] Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan setiap lembaga survei dan sensus nasional tersebut berbeda-beda sehingga menghasilkan data yang beragam juga. BeriPeta sebaran pemeluk agama di wilayah Irlandia Utara menurut sensus nasional tahun 2011. Merah menunjukkan dominasi Gereja Protestan sedangkan biru menunjukkan dominasi Gereja Katolik.☃☃kut adalah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh lembaga-lembaga survei tersebut mengenai keagamaan seseorang:
Sensus nasional yang dilakukan di Inggris dan Wales terdapat pertanyaan "Apa agama anda?"[34] Data sensus nasional tahun 2011 menunjukkan 14,81% penduduk Inggris menjawab tidak memiliki agama[35] dan 59,5% menyatakan diri memeluk agama Kristen dengan bermacam-macam denominasi.[36]
Sensus nasional yang dilakukan di Skotlandia terdapat pertanyaan "Apa agama Anda, termasuk kedalam denominasi atau aliran apa agama anda tersebut?"[34] Data sensus nasional tahun 2001 menunjukkan 27,55% penduduk Skotlandia mengaku tidak beragama dan angka ini menunjukkan peningkatan cukup signifikan pada sensus nasional tahun 2011 dengan sebanyak 36,7%[37] penduduk Inggris mengaku dirinya tidak beragama dan sebanyak 53,8% menyatakan dirinya sebagai orang Kristen.[38]
Survei yang dilakukan oleh Labour Force menanyakan ”Sebutkan agama anda, meskipun anda tidak menjalankannya?” Data survei Labour Force tahun 2004 menunjukkan sebanyak 15,7% penduduk Britania Raya tidak memiliki agama dan meningkat menjadi 22,4% menurut survei tahun 2010.[39]
Pertanyaan yang diberikan oleh lembagai survei British Social Attitudes adalah ”Apakah anda menganggap diri anda sendiri tergabung dalam agama tertentu?” Menurut hasil survei tahun 2016 diketahuinsebanyak 53% penduduk Britania Raya mengaku tidak beragama.[40]
Lembaga survei European Social Survey menanyakan "Agama atau denominasi apa ang anda ikuti sekarang? " hasil survei tahun 2002 menunjukkan sebanyak 50,54% dari responden di seluruh wilayah Britania Raya menyatakan tidak memiliki agama dan data survei tahun 2008 angka orang tidak beragama di Britania Raya mengalami peningkatan menjadi 52,68%.[41]
Pusat Penelitian Pew melakukan survei dengan mengambil sampel responden di negara-negara Eropa Barat dengan mengajukan pertanyaan ”Apa agama anda sekarang, jika ada?” hasil survei Pusat Penelitian Pew tahun 2017 ini menunjukkan masyarakat Eropa Barat 17% menganut agama Katolik, 54% tergabung dalam gereja-gereja aliran protestan, dan 24% responden menyatakan diri tidak tergabung dalam kelompok agama manapun.[42]
Data survei diatas menghasilkan angka yang berbeda-beda diakbibatkan terdapat perbedaan pertanyaan dari masing-masing lembaga survei. Hasil survei lembaga penelitian sosial ICM tahun 2006 terdapat perbedaan angka hasil survei. ICM mengajukan pertanyaan ”Agama apa yang anda anut?” dan didapatkan angka 64% penduduk Britania Raya menyatakan diri sebagai Kristen dan sisa 26% lainnya tidak tergabung dalam kelompok keagamaan manapun. Pada survei yang sama diketahui 63% penduduk Britania Raya menyatakan diri sebagai orang yang ”tidak religius” dan 33% lainnya menyatakan diri sebagai orang yang ”religius”.[43] Dari perbedaan angka ini dapat dilihat bahwa populasi di Britania Raya banyak yang mengidentifikasikan dirinya sebagai seorang Kristen namun sebagian dari penduduk Kristen tersebut tidak aktif menghadiri ibadah di gereja.[44]
Lembaga survei British Social Attitudes dan European Social Surveys hanya mengambil sampel responden orang dewasa saja.[41][45] Sedangkan lembaga sensus nasional dan Labour Force Surveys mengambil sampel dari setiap rumah tangga. Seorang responden dimintai keterangan untuk mewakili anggota keluarga lainnya, termasuk anak-anak.[39]
Labour Force Survey pada tahun 2010 mengeluarkan data bahwa 54% dari anak-anak umur nol hingga empat tahun di Britania Raya lahir dan dibesarkan sebagai Kristen, anak-anak usia lima hingga sembilan tahun 59% beragama Kristen, dan 65% anak-anak rentang usia 10 sampai 14 tahun beragama Kristen.[39]
Data survei British Social Attitudes tentang agama di Britania Raya tahun 2015[46][47]
Menurut Sensus nasional Britania Raya tahun 2011 mayoritas penduduk Britania Raya menganut agama Kristen (gabungan berbagai denominasi gereja) sebanyak 59,5%. Mayoritas orang Kristen di Britania Raya adalah beraliran Protestanisme seperti Anglikan, Presbiterian, dan Metodis sebagian kecil lainnya beragama Katolik dan Kristen Ortodoks. Gereja Inggris adalah gereja dan agama resmi kerajaan. Gereja Inggris merupakan gereja induk dari seluruh komuni Anglikan di seluruh dunia.[2] Meskipun Gereja Inggris mempunyai seorang Uskup Agung Cantebury sebagai pemimpin spritual tertinggi seluruh gereja Anglikan, tetapi gubernur tertinggi gereja Inggris adalah pemimpin monarki, yaitu untuk saat ini adalah Ratu Elizabeth II.[3]
Agama-agama non-Kristen juga hadir dalam masyarakat Britania Raya. Jumlah populasi penduduk yang beragama non-Kristen mengalami kecenderungan peningkatan, khususnya Islam. Mayoritas pemeluk agama non-Kristen ini adalah para imigran dari berbagai penjuru dunia. Islam menjadi agama non-Kristen terbesar di Britania Raya dengan persentase 4,4% dari seluruh penduduk Britania Raya.[7] Sebagian besar muslim di Britania Raya tinggal di wilayah Inggris sebanyak 2.660.116 jiwa (5,02% dari total populasi Inggris), 76.737 jiwa muslim di Skotlandia (1,45% dari keseluruhan populasi penduduk Skotlandia), 45.950 jiwa di Wales atau sebanyak 1,50% muslim dari total penduduk Wales, dan sebanyak 3.832 jiwa muslim tinggal di Irlandia Utara (0.21% sari total penduduk di Irlandia Utara).[8][9][10] Agama Hindu di Inggris mayoritas dianut oleh imigran asal Asia Selatan.
Terdapat sekitar 1,3% umat Hindu di Britania Raya. Kaum Yahudi menyusun 0,4% dari total populasi penduduk di Britania Raya. Teradapat juga pemeluk agama lain seperti Baha'i, Buddha, Sikh, dan Jainisme dengan total persentase 1,5% dari keseluruhan penduduk di Britania Raya.[11] Jumlah orang yang tidak beragama atau menganut paham agnostisisme di Britania Raya kian meningkat setiap tahunnya. Pertumbuhan angka orang-orang yang memilih untuk tidak beragama di Britania Raya selaras dengan meningkatnya gelombang paham sekularisme di benua Eropa.[12] Tercatat sebanyak 25,7% penduduk Britania Raya tergolong tidak tergabung dalam kelompok agama tertentu. Jumlah ini merupakan angka tertinggi kedua setelah jumlah seluruh pemeluk agama Kristen dari berbagai denominasi digabungkan.[48]
Kristen
Sebagian besar populasi di Britania Raya memeluk agama Kristen dengan berbagai denominasi. Mayoritas orang Kristen di Britania Raya tergabung dalam gereja-gereja yang beraliran Protestanisme seperti Anglikan, Presbiterian, dan Metodis sebagian kecil lainnya beragama Katolik dan Kristen Ortodoks. Gereja Inggris adalah gereja dan agama resmi kerajaan. Gereja Inggris merupakan gereja induk dari seluruh komuni Anglikan di seluruh dunia. Sensus nasional di Britania Raya mengeluarkan data bahwa 59,5% penduduk Britania Raya adalah penganut agama Kristen.
Menurut konstitusi Britania Raya, jabatan Gubernur Tertinggi Gereja Inggris harus dipegang oleh Raja atau Ratu Kerajaan Britania Raya. Pemimpin spiritual tertinggi Gereja Inggris dipegang oleh seorang Uskup Agung yang berkedudukan di Canterburry.[3] Semenjak Reformasi Inggris, banyak penduduk Britania Raya beralih menjadi jemaat Gereja Inggris. Seiring dengan semakin populernya gereja protestan di Britania Raya, mulai bermunculan denominasi-denominasi potestan baru di Inggris, seperti Puritan, Kaum Quaker, Presbiterian, Metodis dan gereja lainnya.
Sensus penduduk nasional tahun 2011 mencatat terdapat sekitar 5,7 juta jiwa penduduk Britania Raya yang menganut agama Katolik. Umat Katolik Britania Raya tersebar di Inggris dan Wales sebanyak 4.155.100 jiwa (7,4%), 841.053 orang Katolik di Skotlandia (15,9%), dan 738.033 jiwa umat Katolik di Irlandia Utara (40,76%).[49][50] Gereja Katolik merupakan gereja terbesar di Irlandia Utara dengan persentase 40,76% penduduk Irlandia Utara meruapakan pengikut Gereja Katolik.[51]
Gereja Presbiterian adalah gereja nasional di Skotlandia. Ajaran Presbiterianisme memang berawal dari Skotlandia saat John Knox, salah seorang murid Yohanes Calvin, menggerakkan gerakan reformasi gereja di wilayah Skotlandia. Sensus penduduk nasional tahun 2011 mencatat sebanyak 32,4% penduduk Skotlandia tergabung dalam Gereja Skotlandia/Presbiterian. Angka ini turun drastis dari hasil sensus sepuluh tahun sebelumnya yang mencatatkan sebanyak 42,4% penduduk Skotlandia menjadi jemaat Gereja Presbiterian.[52]
Penurunan Jumlah Umat Kristen
Sebuah hal yang sangat tidak dikethui, bahwa beberapa temuan kunci dari laporan Statistik Gereja adalah[53]
Keanggotaan Gereja Inggris telah menurun dari 10,6 juta pada tahun 1930 menjadi 5,5 Juta pada tahun 2010, atau sebagai persentase dari populasi; dari sekitar 30% menjadi 11,2%.
Pada tahun 2013, angka ini terus menurun menjadi 5,4 juta (10,3%). Jika tren saat ini berlanjut, keanggotaan akan turun menjadi 8,4% dari populasi pada tahun 2025,2
Di Inggris, keanggotaan diperkirakan menurun menjadi 2,53 juta (4,3% dari populasi) pada tahun 2025.
Selama periode 2005-2010, denominasi Kristen utama seperti Anglikan, Katolik dan Presbiterian semuanya mengalami penurunan keanggotaan. Ortodoks, Pantekosta dan gereja-gereja baru lainnya (Injili dan Karismatik) di sisi lain, melihat peningkatan keanggotaan.
Keanggotaan gereja menurun di keempat negara konstituen Inggris, tetapi di Inggris penurunannya relatif kecil, sedangkan penurunan terbesar tampaknya terjadi di Skotlandia.
Agama Abrahamik lainnya
Islam
Sensus penduduk nasional menyatakan bahwa agama Islam adalah agama non-Kristen terbesar di Britania Raya dengan jumlah 2.786.635 jiwa atau 4,4% dari seluruh penduduk Britania Raya.[7] Sebagian besar muslim di Britania Raya tinggal di wilayah Inggris sebanyak 2.660.116 jiwa (5,02% dari total populasi Inggris), 76.737 jiwa muslim di Skotlandia (1,45% dari keseluruhan populasi penduduk Skotlandia), 45.950 jiwa di Wales atau sebanyak 1,50% muslim dari total penduduk Wales, dan sebanyak 3.832 jiwa muslim tinggal di Irlandia Utara (0.21% sari total penduduk di Irlandia Utara).[8][9] Wilayah pemukiman dengan jumlah muslim yang besar adapat ditemukan di Bradford, Luton, Blackburn, Birmingham, London dan Dewsbury.[55]
Sebagian besar muslim di Britania Raya berasal dari etnis Asia Selatan. Sebanyak 38% dari total populasi muslim di Britania Raya berasal dari etnis Pakistan, 15% berasal dari Bangladesh, 14% berasal dari wilayah Asia lain, 10% berasal dari Afrika, 7% dari etnis Arab, dan 16% lain tediri dari orang Britania asli dan lainnya.[54]
Beberapa tokoh muslim dari Britania Raya yang terkenal antara lain adalah Sadiq Khan (Wali kota London beragama Islam pertama), Mishal Husein (pembawa acara BBC), dan Zayn Malik (mantan personel One Direction).[56]
Yahudi
Pemukiman Yahudi pertama kali hadir di wilayah Britania Raya pertama kali dilaporkan terdapat di Inggris pada tahun 1070. Raja Inggris saat itu,William Sang Penakluk memerintahkan untuk mendatangkan orang-orang Yahudi dari kota Rouen, Prancis. Pada tahun 1290 ketika masa pemerintahan Raja Edward I, orang-orang Yahudi di Kerajaan Inggris diusir hingga terpaksa untuk menyembunyikan identitas mereka dan beribadah secara diam-diam.[17]
Berdasarkan data sensus penduduk nasional tahun 2011 terdapat 263.346 jiwa orang Yahudi di seluruh Britania Raya. Jumlah orang Yahudi di Britania Raya ini mengalami sedikit peningkatan dibanding sensus yang dilakukan sepuluh tahun sebelumnya Terdapat 454 buah sinagoge di seluruh Britania Raya.[57] Sebagian besar penganut Yudaisme di Britania Raya termasuk dalam denominasi Yahudi Ortodoks dengan persentase sebesar 52,8%. Denominasi Reformasi Yahudi sebanyak 19,4% dari total populasi Yahudi di britania Raya. Kaum Haredi menyusun 13,4%, Yahudi liberal sebesar 8,2%, Yahudi Konservatif sebesar 3,3%, dan Sefardim sebanyak 2,9% dari seluruh populasi Yahudi di Britania Raya.[58]
Agama Dharmik
Hindu
Agama Hindu di Britania Raya dibawa oleh imigran dari wilayah Asia Selatan dimana kawasan tersebut dulunya adalah salah satu daerah koloni Kerajaan Inggris. Kedatangan imigran beragama Hindu di Britania Raya dibagi kedalam tiga gelombang. Gelombang pertama terjadi pada tahun 1947 ketika India memperoleh kemerdekaannya dari Inggris dan di awal dekade 1960-an ketika Menteri Kesehatan Kerajaan Inggris mendatangkan banyak doktor dari anak benua India ke Britania raya untuk bekerja.[22] Gelombang imigrasi kedua berlangsung selama dekade 1970-an yang dipicu oleh terjadinya peristiwa Pengusiran orang India dari Uganda. Hal ini menyebabkan banyaknya orang-orang India beragama Hindu dari negara-negara di Afrika Timur bermigrasi ke negara induk koloninya yaitu Britania Raya.[23] Gelombang ketiga terjadi pada dekade 1990-an. Pemerintah Britania mengeluarkan kebijakan imigrasi dengan membuka kesempatan luas bagi negara luar untuk menuntut ilmu dan menjadi imigran di Britania Raya.[24]
Sensus penduduk nasional tahun 2011 mengatakan bahwa terdapat sekitar 817.000 jiwa pemeluk agama Hindu di Inggris dan Wales atau sebesar 1,5% dari total populasi dua negara tersebut. Hindu adalah kelompok keagamaan terbesar keempat di Britania Raya setelah Kristen, kaum tidak beragama, dan Islam. Terdapat 101 buah kuli hindu di seluruh Britania Raya pada tahun 2001.[59]
Buddhisme
Menurut sensus nasional tahun 2011, 178.453 orang di Inggris dan Wales menyatakan diri sebagai seorang Buddhis. Dari angka tersebut diketahui sebagian besar populasi penganut ajaran Buddha dilahirkan di Britania Raya, yaitu sebanyak 66.522 jiwa. Sebanyak 59.931 jiwa dilahirkan di Asia Timur, dan sisanya 9.847 berasal dari Asia Selatan.[60] Di Skotlandia terdapat 6.830 orang penganut agama Buddha pada tahun 2011.[61]
^ ab"Religion – Full Detail: QS218NI". Northern Ireland Statistics and Research Agency. Diarsipkan dari versi asli(xls) tanggal 2013-11-10. Diakses tanggal 4-12-2017.Periksa nilai tanggal di: |accessdate= (bantuan)
^Ansari, Humayun (2004). The Infidel Within: The History of Muslims in Britain, 1800 to the Present. C. Hurst & Co. Publishers. hlm. 37. ISBN1-85065-685-1.