Orang Arab (bahasa Arab: عرب; 'Arab) adalah sebuah kelompok etnikSemitik yang mayoritas adalah penduduk di dunia Arab, baik di Asia Barat maupun Afrika Utara, serta sebagai minoritas penduduk di Iran, Turki serta komunitas diaspora lainnya di berbagai negara. Seseorang umumnya dianggap sebagai orang Arab terlihat dari latar belakang mereka, baik secara etnisitas, bahasa, maupun budayanya.[24][25] Secara politis, orang Arab adalah mereka yang berbahasa ibubahasa Arab dan keturunan Arab pula.[26] Selain di Iran dan Turki, juga terdapat diaspora Arab dalam jumlah besar di Amerika dan Eropa.
Berdasarkan agama Abrahamik, orang Arab dihubungkan dengan Isma'il; sedangkan beberapa penulis sejarah dan nasab beranggapan bahwa orang Arab berasal dari Ya'rab, yang mana keduanya tidak dapat dipastikan dari perspektif sejarah. Dalam sejarah, penyebutan paling awal istilah Arab ditemukan pada naskah Asiria dari abad ke-9 SM; yang menurut pendapat kebanyakan peneliti, dalam bahasa Suryani dan beberapa bahasa Semitik lainnya artinya adalah "orang-orang gurun".[27]
Etimologi
Menurut bahasa, ʻArab artinya gurun, tanah gundul dan gersang yang tiada air dan tumbuhannya. Sebutan dengan istilah ini sudah diberikan sejak dahulu kala kepada Semenanjung Arab, sebagaimana sebutan yang diberikan kepada suatu kaum yang disesuaikan dengan daerah tertentu atau nama dari leluhur terdahulu, lalu mereka menjadikan namanya sebagai tempat tinggal.
Gambaran umum
Kata Arab pertama kali muncul pada abad ke-9 sebelum masehi. Bangsa Arab tidak selalu terdiri orang-orang Islam, tetapi juga orang Kristen dan Yahudi. Beberapa buktinya adalah adanya perabadan Nabath yang didirikan oleh bangsa Arab beragama Kristen.
Pada zaman modern ini, seseorang dikatakan berbangsa Arab bila memenuhi tiga syarat sebagai berikut:
Genealogi: seseorang yang memiliki keturunan dari Arab dan nenek moyangnya tinggal di negeri Arab.
Bahasa: seseorang yang menuturkan bahasa Arab sebagai bahasa ibu. Rakyat Mesir menolak dasar ini.[28][29]
Politik: seseorang yang memiliki kebangsaan negara di kawasan Arab.
Habib Hassan Touma[30] mengungkapkan bahwa orang Arab merupakan "orang yang memiliki kebangsaan Arab, yang memakai bahasa Arab, dan memiliki pengetahuan tentang Arab secara keseluruhan". Sementara itu Liga Arab pada tahun 1946 menyatakan bahwa orang Arab adalah "yang memiliki kebangsaan negara di dunia Arab, berbahasa dan menuturkan bahasa Arab dan peduli terhadap nasib bangsa Arab".
Asal usul dan sejarah
Arab awal
Bangsa Semit pada awalnya membangun peradaban di Mesopotamia dan Syria, kemudian perlahan-lahan mereka kehilangan dominasi politik mereka disebabkan serangan dari bangsa nomad Semit dan bangsa non Semit. Bangsa Aram, Akkadia, Asiria, dan Minean berbicara dalam bahasa yang hampir sama dengan bahasa Semit. Akhirnya, bangsa Semit kehilangan kekuasaannya tepat pada serangan Persia dan kedatangan bangsa Yunani pada 330 SM.
Setelah penyerangan itu, bangsa Semit berdiaspora ke segala bagian. Kebanyakan dari suku bangsa ini berpindah ke daerah selatan dan daerah utara, di mana bangsa Arab akan berkembang disana. Bangsa Arab di Utara membangun sebuah peradaban yang dinamakan peradaban Arab Nabatea. Kemudian, Arab bagian Selatan membentuk kafilah-kafilah yang tersebar.
Kafilah-kafilah ini kemudian membentuk sebuah kerajaan di daerah Yaman, yang disebut oleh bangsa Yunani sebagai Arabia Felix yang berarti "kawasan Arab yang beruntung".
Pada masa Sassanid, Kekaisaran Romawi menguasai daerah Syam yang kemudian disebut Arab Petra. Bangsa Romawi menyebut daerah gurun di Timur Dekat ini sebagai Arabi. Dan pada awal abad pertama masehi, Kaum Ghassan dari Yaman berpindah ke daerah Syam. Kaum Ghassan, Lakhm dan Kindah menjadi kabilah-kabilah yang terakhir kali berpindah ke Arab Petra. Kabilah Ghassan kemudian berpindah ke daerah Syria, dan tinggal di kawasan Hurran dan daerah Levantine (Lebanon, Palestina). Bangsa Ghassan menguasai Syria sampai kedatangan kaum Muslimin di sana.
Sementara itu, kaum Lakhm bermukim di daerah pertengahan Sungai Tigris. Mereka bersekutu dengan Sassanid untuk melawan Kekaisaran Bizantium dan Kabilah Ghassan. Mereka kemudian mengontrol daerah Arab bagian Tengah. Kabilah Kindah bermigrasi ke Utara, tetapi mereka kemudian berpindah ke Bahrain dan tetap bermukim di Yaman.
Kaum Muslimin yang bermukim di Madinah mengacu pada kabilah gurun nomaden dan mereka disebut A'raab. Kata A'raab berasal dari istilah bangsa Asiria terhadap bangsa-bangsa yang pernah mereka taklukkan.
Al-Qur'an tidak memakai kata ʿarab, tetapi hanya menggunakan kata sifatnya yaitu ʿarabiyyun. Al-Qur'an kemudian menjadi contoh yang sempurna bagi al-ʿarabiyya, bahasa Arab. Kata benda netral ʾaʿrāb berhubungan suku Badui Quraisy yang melawan Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam, contohnya pada surat At-Taubah, ʾaʿrābuʾašaddukufrānwanifāqān "Mereka (suku Quraisy) semakin kafir dan nifaq". Berdasarkan terminologi Islam, kata ʿarab menunjukkan bahasa, dan ʾaʿrāb untuk kaum Arab Badui.
Sebelum kedatangan Islam, suku Quraisy menjadi suku terkemuka di antara suku-suku lainnya di Jazirah Arab. Suku Quraisy menjadi penguasa di wilayah Makkah. Kekuasaan di Makkah terbagi menjadi para bangsawan, tetua suku, orang yang memiliki kekuatan dan pemilik harta.[31]
Kedatangan di Syam dan Persia
Kedatangan kaum muslimin di daerah Syam dan Persia pada abad ke-7, menyebabkan perkembangan Islam yang semakin pesat. Penduduk Qahthan dan Adnan di daerah Syam dan Persia segera masuk Islam, setelah futuh di sana.
Bangsa Finisi dan Kartago yang menguasai Semenanjung Iberia dan Afrika Utara pada abad ke-8 Masehi dikalahkan oleh bangsa Arab. Bangsa Arab meminta bantuan pada kaum Berber untuk menguasai Spanyol. Kemudian bangsa Arab dan kaum Berber menguasai daerah Spanyol sampai abad ke-17.
Abad Pertengahan
Pada abad Pertengahan, bangsa Arab tersebar dari ujung Teluk Persia sampai Pegunungan Pirenia. Kaum Kristen di Eropa menyebut kekhalifahan Arab Islam ini sebagai "Saracen". Kaum Kristen di Iberia menyebut umat Muslim sebagai Bangsa Moor.
Ditilik dari silsilah dan cikal-bakalnya, para sejarawan membagi suku Arab menjadi tiga kelompok, yaitu:
Arab Ba'idah, Kaum-kaum Arab terdahulu yang sudah punah dan tidak mungkin sejarahnya bisa dilacak secara rinci dan komplet, seperti ʿĀd, Tsamud, Thasm, Judais, 'Imlaq dan lain-lainnya.
Arab 'Aribah, Kaum-kaum Arab yang berasal dari keturunan Ya'rub bin Yasyjub bin Qahthan, atau disebut pula Qahthaniyah.
Arab Musta'ribah, yaitu kaum-kaum Arab yang berasal dari keturunan Isma'il, yang disebut pula 'Adnaniyyun.
Bangsa Arab merupakan bangsa paling kuno yang mempertahankan tradisi keluhuran mereka tanpa adanya pengaruh dari bangsa lain. Penyebabny adalah kondisi wilayah Jazirah Arab yang tertutup. Bangsa lain sulit menyerang karena sulit memasuki wilayah ini. Dalam jangka waktu yang lama, bangsa Arab telah menjadi satu-satunya bangsa yang menghuni Jazirah Arab. Berdasarkan kondisi budaya dan perbedaan dialek, bangsa Arab dibedakan menjadi bangsa Arab Utara atau Adnani dan bangsa Arab Selatan atau Qaththani.[32]
Tempat kelahiran Arab 'Aribah atau kaum Qahthan adalah negeri Yaman, lalu berkembang menjadi beberapa kabilah dan suku. Dua kabilah terbesar kelompok Arab 'Aribah adalah Himyar dan Kahlan. Kabilah Himyar diantaranya memiliki suku-suku besar seperti Zaid Al-Jumhur, Qudha'ah dan Sakasik. Adapun kabilah Kahlan terdapat suku Hamadan, Anmar, Thayyi', Madzhaj, Kindah, Lakham, Judzam, Azd, Aus, Khazraj, anak keturunan Jafnah raja Syam dan lain-lainnya. Suku-suku Kahlan banyak yang hijrah meninggalkan Yaman, lalu menyebar ke berbagai penjuru Jazirah menjelang terjadinya banjir besar saat mereka mengalami kegagalan dalam perdagangan.
Agama
Sebelum kedatangan Islam, bangsa Arab khususnya suku Badui tidak memiliki kepercayaan tentang agama yang memiliki landasan kebenaran. Keyakinan dan kepercayaan mereka sangat sederhana. Keyakinan yang dimiliki adalah adanya kekuatan besar yang menguasai manusia melalui jin dan setan. Pemimpin kepercayaan ini adalah para dukun dan ahli sihir. Para dukun ini bekerja dalam meramalkan masa depan, menggunakan sihir dan memakai bahasa aneh yang seperti mendengkur. Sebagian kecil penduduk beragama Nasrani dan Yahudi dan sebagian kecil lainnya meyakini tauhid.[33] Sebagian bangsa Arab Badui sebelum kedatangan Islam menganut agama berhala. Berhala-berhala yang mereka sembah di antaranya adalah Hubal, Manat, Uzza dan Latta.
Agama utama orang Arab pada saat ini ialah Islam, yang terbagi atas Sunni dan Syi'ah. Bangsa Arab juga menganut agama Kristen, yang sejak abad ke-1 Masehi telah masuk ke Arab. Kebanyakan penganut Kristen tersebar di daerah Syam (Lebanon, Suriah, Yordania, dan Palestina) dan Mesir. Terdapat segelintir bangsa Arab menganut agama Yahudi, namun saat ini umumnya mereka dianggap sebagai golongan YahudiMizrahi, yaitu penganut agama Yahudi yang berbahasa dan berbudaya Arab.
Peradaban
Wilayah Arab Utara pernah menjadi bagian dari banyak negara Arab. Wilayah Hijr di dekat Teluk Aqabah pernah menjadi wilayah negara Lihyaniyah. Bagian selatan dari Suriah menjadi wilayah dari negara Anbath. Di gurun Syam terdapat Kerajaan Tadmur. Di perbatasan Iran pernah terdapat kerajaan Manadzirah. Di wilayah Syam juga pernah ada Kerajaan Ghassaniyah dan di Najed pernah berdiri Kerajaan Kindah. Penemuan arkeologi memberikan penguatan informasi bahwa di Arab Selatan juga pernah ada empat negara yang memiliki peradaban. Keempatnya adalah negara Ma'in, Saba', Hadramaut dan Qatban.[31]
^"Saudi Aramco World : The Arabs of Brazil". saudiaramcoworld.com. Of Brazil's 186 million inhabitants, an estimated nine million, or five percent, can point to roots in the Middle East
^Serge D. Elie, "Hadiboh: From Peripheral Village to Emerging City", Chroniques Yéménites: "In the middle, were the Arabs who originated from different parts of the mainland (e.g., prominent Mahrî tribes10, and individuals from Hadramawt, and Aden)". Footnote 10: "Their neighbours in the West scarcely regarded them as Arabs, though they themselves consider they are of the pure stock of Himyar.”
^Taqouch طقّوش, Muhammad Sohail محمد سهيل (2009 M/1430 H). تاريخ العرب قبل الإسلام Tarikh al-Arab Qabla al-Islam. Beirut, Lebanon: دار النفائس Dar al-Nafaes. hlm. 26. ISBN978-9953-18-465-4.Periksa nilai tanggal di: |year= (bantuan).
^Jankowski, James. "Egypt and Early Arab Nationalism" in Rashid Kakhlidi, ed., Origins of Arab Nationalism, pp. 244-45
^qtd in Dawisha, Adeed. Arab Nationalism in the Twentieth Century. Princeton University Press. 2003, p. 99
Khaththab, Mahmud Syait (2019). Rasulullah Sang Panglima: Meneladani Strategi dan Kepemimpinan Nabi dalam Berperang. Sukoharjo: Pustaka Arafah. ISBN978-602-6337-06-1.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Bacaan lebih lanjut
Touma, Habib Hassan. The Music of the Arabs. Portland, Oregon: Amadeus P, 1996. ISBN 0-931340-88-8.
Lipinski, Edward. Semitic Languages: Outlines of a Comparative Grammar, 2nd ed., Orientalia Lovanensia Analecta: Leuven 2001