Ekonomi Guatemala didukung oleh produk utama berupa kopi, gula, dan pisang. Guatemala merupakan negara dengan penduduk terpadat di negara-negara Amerika Tengah dan produk domestik bruto per kapita kira-kira setengah dari Argentina, Brasil, dan Chili. Penandatanganan kesepakatan damai pada tahun 1996, yang mengakhiri 36 tahun perang saudara, menyingkirkan suatu hambatan yang besar bagi investasi asing. Selain itu, Guatemala sejak itu telah melakukan reformasi penting dan stabilisasi ekonomi makro.
Pada tanggal 1 Juli 2006, Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Tengah (CAFTA) mulai berlaku antara Amerika Serikat dan Guatemala dan memacu peningkatan investasi di sektor ekspor. Distribusi pendapatan tetap sangat tidak merata dengan sekitar 29% dari penduduk di bawah garis kemiskinan.[1] Tantangan yang sedang berlangsung lainnya adalah meningkatkan pendapatan nasional, negosiasi bantuan lebih lanjut dari donor internasional, peningkatan operasi keuangan baik pemerintah dan swasta, membatasi perdagangan narkoba dan kejahatan yang merajalela, dan mempersempit defisit perdagangan. Banyaknya warga negara Guatemala di Amerika Serikat membuat besarnya penerimaan dari remitansi sehingga Guatemala menjadi teratas di Amerika Tengah dengan arus masuk melayani sebagai sumber utama pendapatan setara hampir dua-pertiga dari ekspor.
Referensi