Dalam bisnis, produk adalah barang atau jasa yang dapat diperjualbelikan[1]. Dalam marketing, produk adalah apapun yang bisa ditawarkan ke sebuah pasar dan bisa memuaskan sebuah keinginan atau kebutuhan.[2] Dalam tingkat pengecer, produk sering disebut sebagai merchandise. Dalam manufaktur, produk dibeli dalam bentuk barang mentah dan dijual sebagai barang jadi. Produk yang berupa barang mentah seperti metal atau hasil pertanian sering pula disebut sebagai komoditas.
Kata produk berasal dari bahasa Inggris product yang berarti "sesuatu yang diproduksi oleh tenaga kerja atau sejenisnya".[3] Bentuk kerja dari kata product, yaitu produce, merupakan serapan dari bahasa latin prōdūce(re), yang berarti (untuk) memimpin atau membawa sesuatu untuk maju. Pada tahun 1575, kata "produk" merujuk pada apapun yang diproduksi ("anything produced").[4] Namun sejak 1695, definisi kata product lebih merujuk pada sesuatu yang diproduksi ("thing or things produced"). Produk dalam pengertian ekonomi diperkenalkan pertama kali oleh ekonom-politisi Adam Smith.[5]
Jenis
Suatu produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok besar, yaitu produk konsumen dan produk industri. Dua jenis produk ini menjadi pilihan bagi perusahaan dalam produksi kelompok produk pertama atau produk yang kedua.
Produk konsumen
Produk konsumen adalah produk yang dibeli oleh konsumen akhir untuk konsumsi pribadi. produk konsumen mencakup produk sehari-hari, produk belanja, produk khusus dan produk yang tidak dicari.
Produk industri
Produk industri merupakan barang maupun bahan yang dibeli oleh individu atau organisasi (perusahaan) untuk diproses lebih lanjut atau untuk dipergunakan dalam melakukan bisnis.
Kualitas
Kualitas produk berkaitan dengan kemampuan suatu produk dalam melakukan fungsi pembuatannya. Fungsi ini dinilai berdasarkan tingkat keandalan, kemudahan penggunaan dan perbaikan serta berbagai macam atribut yang dianggap bernilai dan berharga bagi suatu produk. Kualitas produk umumnya dinilai melalui kriteria-kriteria dalam manajemen mutu. Kualitas produk dinilai pada kemampuan barang, jasa atau keduanya dalam memberikan kepuasan dalam pemenuhan kebutuhan konsumen. Penilaian terhadap kualitas produk dapat sejara objektif maupun subjektif. Penilaian objektif melihat kepada pandangan produsen terhadap kegiatan produksi. Kualitas produk secara objektif dinilai melalui tingkat produksi dan penawaran. Sedangkan penilaian subjekti dinilai dari pandangan konsumen. Kualitas produk ditentukan oleh tingkat keinginan atau harapan dari konsumen terhadap produk yang dihasilkan produsen. Kualitas produk dalam pandangan produsen termasuk dalam penilaian dari dalam perusahaan, sedangkan penilaian dari konsumen termasuk penilaian dari luar perusahaan.[6]
Keragaman
Keragaman produk adalah keragaman yang ada pada keseluruhan produk yang dihasilkan oleh perusahaan sebagai penawaran kepada konsumen. Kelangsungan penjualan produk pada suatu perusahaan ditentukan oleh keputusan pembelian yang dipengaruhi oleh hubungan antara keragaman produk dan perilaku konsumen. Tujuan dari adanya keragaman produk ialah merencanakan produk dalam satu kelompok jenis produk. Keragaman produk sangat mempengaruhi bisnis dan persaingan usaha di bidang perdagangan dengan jenis eceran. Keteresediaan barang dalam jumlah yang berlimpah umumnya membentuk keragaman produk secara alami. Keragaman produk membuat konsumen dapat memiliki pilihan produk yang lebih banyak dalam proses belanja.[7]
Pengembangan
Produk baru
Produk baru yang dibuat berdasarkan metode penelitian dan pengembangan mempertimbangkan beberapa konsep yang meliputi kepuasan konsumen, tingkatan produk, wujud produk, bauran produk dan kemampuan konsumen dalam mengenali produk. Kepuasan konsumen berkaitan dengan kebutuhan konsumen akan produk. Kepuasan konsumen berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya. Ada konsumen yang memerlukan produk fisik berupa barang dan properti, ada pula konsumen yang hanya memerlukan produk jasa perorangan, informasi, gagasan atau pengalaman. Pembelian produk baru didasarkan pada nilai yang berharga dari keberadaan produk tersebut. Di sisi produsen, pengembangan produk memperhatikan tujuan dan posisi dari pembuatan produk baru yaitu penambahan laba, produk dasar, produk yang diinginkan oleh konsumen, produk tambahan, atau produk potensial. Pengembangan produk baru juga memperhatikan daya tahan dan wujudnya yang meliputi produk untuk konsumsi dan produk industri. Produk baru yang dikembangkan juga ditentukan berdasarkan bauran produk yang kemudian berdampak kepada kemampuan konsumen untuk mengenali produk baru sebagai bagian dari produksi produsen pada produk lama. Pengenalan produk baru ini memperhatikan pengelolaan merek, penggunaan kemasan dan pemberian label. Pengembangan produk dimulai dari tahapan pembuatan gagasan, seleksi, pengujian konsep, analisis bisnis, pengembangan purwarupa, pengujian produk, pengujian pasar hingga komersialisasi.[8]
Catatan kaki
^Pujiastuti, Sri Lestari (2014). "EKMA4216 - Manajemen Pemasaran". web-suplemen.ut.ac.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-12-12.
^Kotler, P., Armstrong, G., Brown, L., and Adam, S. (2006) Marketing, 7th Ed. Pearson Education Australia/Prentice Hall.