Halaman ini berisi artikel tentang konsep jual beli dalam ilmu ekonomi. Untuk tempat jual beli umum, lihat Pasar tradisional.
Pasar[1] atau pekan[2] adalah institusi, tata cara, hubungan sosial, dan prasarana tempat usaha menjual barang, jasa, dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang.[3] Barang dan jasa yang dijual menggunakan alat pembayaran yang sah seperti uang fiat. Kegiatan ini merupakan bagian dari perekonomian. Ini adalah pengaturan yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk barang pertukaran. Persaingan sangat penting dalam pasar, dan memisahkan pasar dari perdagangan. Dua orang mungkin melakukan perdagangan, tetapi dibutuhkan setidaknya tiga orang untuk memiliki pasar, sehingga ada persaingan pada setidaknya satu dari dua belah pihak. Pasar bervariasi dalam ukuran, jangkauan, skala geografis, lokasi jenis dan berbagai komunitas manusia, serta jenis barang dan jasa yang diperdagangkan. Beberapa contoh termasuk pasar petani setempat yang diadakan di alun-alun kota atau tempat parkir, pusat perbelanjaan dan pusat perbelanjaan, mata uang internasional dan pasar komoditas, hukum menciptakan pasar seperti untuk izin polusi, dan pasar ilegal seperti pasar untuk obat-obatan terlarang.
Klasifikasi Pasar
Pasar berdasarkan cara transaksinya dibedakan menjadi 2 yaitu pasar tradisional dan pasar modern.[4]
Pasar tradisional
Pasar tradisional adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya. Pasar seperti ini masih banyak ditemukan di Indonesia, dan umumnya terletak dekat kawasan perumahan agar memudahkan pembeli untuk mencapai pasar. Beberapa pasar tradisional yang "legendaris" antara lain adalah pasar Beringharjo di Yogyakarta, pasar senen di Jakarta, pasar Klewer di Solo, pasar Johar di Semarang.[5] Pasar tradisional di seluruh Indonesia terus mencoba bertahan menghadapi serangan dari pasar modern. Tidak hanya di Indonesia, pasar tradisional juga ada di negara-negara lainnya bahkan masuk ke dalam 10 pasar tradisional terbaik di dunia diantaranya adalah pasar Laboqueria, Jerman dan pasar Tsukiji Fish Tokyo, Jepang.[6] Beberapa kelebihan pasar tradisional antara lain barang yang dijual masih segar, adanya tawar menawar, rasa solidaritas tinggi,harga cenderung murah.[7]
Pasar modern
Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, tetapi pasar jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (kode batang), berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga. Selain itu cara pembayaran pun sudah mulai menggunakan pembayaran non-tunai yaitu dompet digital.[8] Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan makanan seperti; buah, sayuran, daging; sebagian besar barang lainnya yang dijual adalah barang yang dapat bertahan lama. Contoh dari pasar modern adalah hypermart, pasar swalayan (supermarket), dan minimarket.
Berdasarkan luas jangkauan
Pasar Daerah
Pasar Daerah membeli dan menjual produk dalam satu daerah produk itu dihasilkan. Bisa juga dikatakan pasar daerah melayani permintaan dan penawaran dalam satu daerah.
Pasar Lokal
Pasar lokal adalah pasar yang membeli dan menjual produk dalam satu kota tempat produk itu dihasilkan. Bisa juga dikatakan pasar lokal melayani permintaan dan penawaran dalam satu kota.
Pasar Nasional
Pasar nasional adalah pasar yang membeli dan menjual produk dalam satu negara tempat produk itu dihasilkan. Bisa juga dikatakan pasar nasional melayani permintaan dan penjualan dari dalam negeri.
Pasar Internasional
Pasar internasional adalah pasar yang membeli dan menjual produk dari beberapa negara. Bisa juga dikatakan luas jangkauannya di seluruh dunia.
Contoh pasar tersebut adalah pasar kopi di Santos, Brazil
Menurut Wujud
Pasar Konkret
Pasar Konkret adalah tempat pertemuan antara penjual dan pembeli yang dilakukan secara langsung. Misalnya ada los-los, toko-toko dan lain-lain.
Di pasar konkret, produk yang dijual dan dibeli juga dapat dilihat dengan kasatmata. Konsumen dan produsen juga dapat dengan mudah dibedakan. Contohnya adalah: pasar sayuran, pasar daging, pasar tradisional, dan lain sebagainya.
Pasar Abstrak
Pasar Abstrak adalah pasar yang lokasinya tidak dapat dilihat dengan kasatmata. Konsumen dan produsen tidak bertemu secara langsung. Biasanya dapat melalui internet, pemesanan telepon dan lain-lain. Barang yang diperjual belikan tidak dapat dilihat dengan kasatmata, tetapi pada umumnya melalui brosur, rekomendasi dan lain-lain. Kita juga tidak dapat melihat konsumen dan produsen bersamaan, atau bisa dikatakan sulit membedakan produsen dan konsumen sekaligus. Contoh: Pasar Modal, Bursa Saham, Telemarket, dan lain-lain.
Menurut barang yang diperjualbelikan
Pasar barang konsumsi
Pasar barang konsumsi adalah pasar yang menjual barang-barang yang dapat langsung dipakai untuk kebutuhan rumah tangga. Misalnya, pasar yang memperjualbelikan beras, ikan, sayur-sayuran, buah-buahan, alat-alat rumah tangga, pakaian, dan lain sebagainya.
Pasar barang produksi
Pasar barang produksi adalah pasar yang memperjualbelikan faktor-faktor produksi. Dalam pasar ini diperjualbelikan sumber daya produksi. Misalnya, pasar mesin-mesin, pasar tenaga kerja, dan pasar uang.
Menurut waktu penyelenggaraan
Pasar Harian
Pasar harian adalah pasar yang kegiatan jual belinya dilakukan tiap hari. Pasar harian ini umumnya terdapat di desa dan kota. Berbeda dengan pasar tradisional yang hanya beroperasi pada hari-hari tertentu, pasar harian menjadi pusat kegiatan ekonomi yang aktif dan ramai setiap harinya. Biasanya, pasar ini menyediakan berbagai macam produk mulai dari bahan makanan segar, hasil pertanian, ikan laut, daging, buah-buahan, sayuran, hingga barang-barang kebutuhan sehari-hari. Dengan adanya pasar harian, masyarakat memiliki akses yang mudah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa harus pergi jauh ke pasar tradisional. Selain itu, pasar harian juga menjadi tempat bertemunya berbagai budaya dan tradisi dari berbagai daerah, menciptakan suasana yang hidup dan berwarna di dalamnya.
Pasar Mingguan
Pasar mingguan adalah pasar yang kegiatan jual belinya hanya satu kali dalam seminggu. Pasar mingguan ini terdapat di daerah-daerah pedesaan. Misalnya pasar pagi yang diadakan setiap hari Minggu pagi saat acara car free day.
Pasar Bulanan
Pasar bulanan adalah pasar yang kegiatan jual belinya dilakukan setiap sebulan sekali.
Contoh pasar hewan
Pasar Tahunan
Pasar tahunan adalah pasar yang kegiatan jual belinya dilakukan setiap setahun sekali. Misalnya Pekan Raya Jakarta.
Pasar Temporer
Pasar temporer adalah pasar yang diselenggarakan organisasi/instansi pada acara tertentu, atau diadakannya hanya sewaktu-waktu (tidak tetap) seperti bazar dan pameran.
Menurut Strukturnya
Pasar persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurna secara struktur dianggap ideal karena terdapat banyak penjual maupun pembeli, sehingga secara otomatis harga pasar terhadap suatu barang atau jasa akan terbentuk dengan sendirinya. Pada pasar ini kekuatan permintaan dan kekuatan penawaran dapat bergerak secara leluasa. Adapun harga yang terbentuk benar-benar mencerminkan keinginan produsen dan konsumen. Permintaan mencerminkan keinginan konsumen atau pembeli, sementara l.[9] Pasar persaingan sempurna muncul karena adanya prinsip yaitu tidak ada satu penjual tunggal yang mempunyai sumber cukup banyak untuk dapat mempengaruhi harganya di pasar dan Sumber variabel mempunyai mobilitas yang tinggi untuk berbagai harga pasar dan penggunaannya relatif fleksibel.[10]
Pasar persaingan tidak sempurna
Dalam pasar persaingan tidak sempurna, para penjual maupun pembeli mempunyai kebebasan dalam menentukan harga dan jumlah barang yang akan diperjualbelikan. Dalam hal ini berarti pembeli dan penjual dapat memengaruhi harga. Jenis dan kualitas barang yang diperdagangkan pada pasar ini bersifat heterogen. Pasar persaingan tidak sempurna dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
Pasar monopoli
Pasar monopoli adalah pasar yang hanya terdapat satu penjual untuk suatu jenis barang tertentu.
Pasar monopsoni
Monopsoni adalah keadaan pasar dengan jumlah penjual yang banyak dan pembeli tunggal.[11] Keadaan ini akan membuat suatu pasar komoditas akan memiliki barang atau jasa yang hanya dibeli oleh pembeli tunggal.[12] Harga komoditas di dalam pasar tersebut dapat dipengaruhi oleh pembeli tunggal.[13] Monopsoni dapat memberikan laba secara berlebihan kepada pihak yang menguasai pasar.[14]
Pasar persaingan monopolistik
Dalam pasar monopolistik terdapat banyak penjual dan pembeli. Penjual bisa melakukan monopoli karena keistimewaan produk masing-masing. Pembeli bebas menentukan pilihannya dalam berbelanja. Jadi, pasar ini ada unsur persaingan dan monopoli.
Pasar oligopoli
Pada pasar oligopoli, persaingan antar perusahaan sangat ketat dan strategi pasarnya dilandasi oleh daya cipta.[15]Produk yang dihasilkan sangat beragam dan jenisnya dapat berbeda pada masing-masing produsen.[16] Tiap perusahaan dalam pasar oligopoli memberikan pengaruh yang besar bagi perusahaan lainnya sehingga timbul ketergantungan satu sama lain.[17]
Pasar oligopsoni
Oligopsoni adalah keadaan suatu pasar yang hanya memiliki sedikit pembeli.[18]Produk yang ditawarkan dapat sejenis maupun beragam dengan adanya persaingan harga dan non harga.[19] Pada pasar oligopsoni, informasi tentang produk sangat sedikit sehingga terjadi ketergantungan satu sama lain antar pedagang.[20] Dalam oligopsoni, para konsumen membuat kesepakatan bersama untuk menguasai pembelian komoditas harganya dapat dikendalikan. Produsen tidak punya pilihan lain selain menjual produknya ke para konsumen ini.[21]
Bauer, Leonard and Herbert Matis (1988) From moral to political economy: The Genesis of social sciences, History of European Ideas 9 (2), 125-143.
Nathaus, Klaus and David Gilgen (Eds.), Change of Markets and Market Societies: Concepts and Case Studies. Historical Social Research 36 (3), Special Issue, 2011.