Dorong balikDalam ilmu politik, dorong balik atau rollback adalah strategi pemaksaan perubahan kebijakan besar suatu negara, biasanya dengan mengganti pemerintah penguasanya. Dorong-balik berbeda dengan pembendungan yang berarti mencegah perluasan negara tersebut; dan détente yang berarti membina hubungan dengan negara tersebut. Sebagian besar diskusi seputar dorong-balik di kalangan akademisi menyangkut kebijakan luar negeri Amerika Serikat terhadap negara komunis pada Perang Dingin. Strategi dorong-balik dicoba dan gagal di Korea tahun 1950 dan Kuba tahun 1961. Petinggi politik Amerika Serikat membahas penggunaan dorong-balik pada pemberontakan Jerman Timur 1953 dan Revolusi Hungaria 1956, namun memutuskan untuk tidak menggunakannya demi menghindari risiko intervensi Soviet dan perang fisik.[1] Strategi dorong-balik berhasil di Grenada tahun 1983. Ronald Reagan memanfaatkan strategi dorong-balik untuk melawan sesuatu yang ia sebut "imperium setan" (Uni Soviet) pada tahun 1980-an. NATO telah menerapkan strategi dorong-balik dalam Afghanistan sejak 2001 untuk menggulingkan rezim Taliban.[2] Pendorongan balik rezim pemerintahan yang anti-Amerika Serikat terjadi pada Perang Saudara Amerika Serikat (1861–65), Perang Dunia I (melawan Jerman 1918), Perang Dunia II (melawan Italia 1943, Jerman 1945, dan Jepang 1945), kudeta Iran 1953 (melawan Mohammad Mosaddegh), kudeta Guatemala 1954 (melawan Jacobo Árbenz), Panama (melawan Manuel Noriega, 1989), dan Irak (melawan Saddam Hussein 2003). Pada September 2014, setelah ISIS memenggal dua wartawan A.S., Presiden Obama mengumumkan, "Amerika Serikat akan memimpin koalisi besar untuk mendorong balik ancaman teroris ini. Tujuan kami jelas: kami akan mengikis dan akhirnya menghancurkan ISIL melalui strategi kontraterorisme yang menyeluruh dan berkelanjutan."[3] Bila bertujuan menggagalkan penggulingan pemerintahan sah, strategi ini kadang disebut "penggantian rezim".[4] Terminologi"Dorong balik" dibahas panjang lebar pada tahun 1940-an dan 1950-an, tetapi istilah ini sudah ada jauh sebelum 1940-an. Britania Raya, yang menentang pendudukan Polandia oleh Rusia pada tahun 1935, mengusulkan pembentukan koalisi yang mau "bersatu mendorong balik gelombang barbarisme Rusia ke tempat asalnya yang penuh stepa dan gurun."[5] Novelis dan sejarawan militer Skotlandia John Buchan pada tahun 1915 menulis tentang Perang Indian Amerika: "Saya jadi ingat kisah-kisah perang Indian dan tidak percaya bahwa para pendatang berkulit putih, jika diperingati dan dipersenjatai, akan mendorong balik suku Cherokee."[6] Lihat pulaReferensi
Bacaan lanjutan
Sumber primer
|
Portal di Ensiklopedia Dunia