Krisis Iran tahun 1946 terjadi akibat penolakan Uni Soviet untuk mundur dari wilayah Iran yang diduduki Tentara Merah sejak 25 Agustus 1941. Setelah invasi Jerman ke Uni Soviet pada Juni 1941, Britania Raya dan Uni Soviet menduduki Iran sebagai pencegahan. Tujuan lain yang tidak secara umum dinyatakan, adalah diperlukannya wilayah Iran sebagai gerbang pengiriman perjanjian sewa pakai terhadap Uni Soviet. Shah diturunkan dan dibuang ke Mauritius. Putranya, Mohammad Reza Pahlavi, menjadi raja baru. Iran juga digunakan Britania Raya dan Amerika Serikat sebagai jalur persediaan untuk Uni Soviet.
Pendudukan Iran dijadwalkan berakhir setelah Jerman menyerah, tetapi ketika perang berakhir tahun 1945, pemimpin Soviet Joseph Stalin menolak mundur dari Iran. Ia juga berusaha membagi Iran dan mendirikan dua "Republik Rakyat Demokratik" di Iran, yaitu Republik Rakyat Azerbaijan yang dikepalai oleh Sayyid Jafar Pishevari dan Republik Mahabad di bawah Pesheva Qazi Muhammad.
Dibawah tekanan Amerika Serikat, Uni Soviet terpaksa mundur dari Iran. Iran menduduki kembali Mahabad dan Azerbaijan. Pemimpin Azerbaijan di Iran melarikan diri ke Republik Soviet Sosialis Azerbaijan, dan pemimpin Republik Mahabad dihukum mati.
Konflik ini merupakan salah satu peristiwa pertama Perang Dingin dan merupakan salah satu faktor meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet.
Daftar pustaka
- André Fontaine, La guerre froide 1917-1991, Editions de la Martinière, 2004, ISBN 2-84675-139-0 (Prancis)
- George Lenczowski, "The Communist Movement in Iran", Middle East Journal, no. 1 (January 1947) pp. 29–45
- Archie Roosevelt, Jr., "The Kurdish Republic of Mahabad", Middle East Journal, no. 1 (July 1947), pp. 247–69
- William Linn Westermann: "Kurdish Independence and Russian Expansion", Foreign Affairs, Vol. 24, 1945-1946, pp. 675–686