Jalan Kebon Sirih adalah salah satu jalan utama di Jakarta. Jalan ini menghubungkan Tanah Abang di barat dan Kwitang di timur. Jalan ini melintang dari barat ke timur sepanjang 1,9 kilometer dari persimpangan Jalan Abdul Muis dan Jalan Jatibaru sampai persimpangan Tugu Tani. Jalan ini berada di Jakarta Pusat. Jalan ini melintasi tiga kelurahan:
Jalan ini diberlakukan sistem satu arah dari persimpangan Jalan MH Thamrin sampai persimpangan Tugu Tani akibat pembangunan MRT Jakarta fase 2A sejak 5 Februari 2022.[1][2]
Jalan Kebon Sirih diambil dari salah satu nama kampung di Jakarta. Kampung Kebon Sirih (rupanya dulu banyak pohon sirih tumbuh di sini), merupakan salah satu kampung tua di Jakarta. Dibangun pada tahun 1830 atas perintah Gubernur Jenderal Van Den Bosch yang terkenal dengan sistem tanam paksanya yang membuat bencana kepada masyarakat banyak. Ia membentuk sebuah lingkaran apa yang disebut Defensielijn Van den Bosch atau Garis Pertahanan Van den Bosch yang disebut Weltevreden. Yakni wilayah sekitar Gambir (kini Monas).[5] Di sinilah tempat pusat pemerintahan kolonial Belanda. Di Jalan Kebon Sirih, terdapat kantor DPRD DKI Jakarta, yang terletak di bagian belakang dari Balai Kota, yang dibangun pada awal abad ke-20.[5][6][7]
Karena kesejukannya, pada pertengahan abad ke-19, Kebon Sirih oleh Belanda dijuluki de nieuwe weg achter het Koningspllein atau alam baru di belakang Istana Raja (kini Istana Merdeka). Kemudian, karena di sana tinggal seorang hartawan yang dermawan bernama KF Holle, maka di dekat Kebon Sirih yang kini bernama Jalan Sabang disebut Laan Holle.[8]
Persimpangan
Jalan ini memiliki 4 persimpangan, yaitu:
Pesimpangan Taman Kebon Sirih
Persimpangan Bank Indonesia
Persimpangan Jalan Haji Agus Salim
Persimpangan Tugu Tani
Transportasi
Jalur Bus dan Angkot
Berikut ini adalah trayek angkutan umum yang melayani Jalan Kebon Sirih