Jalan Kramat Kwitang atau Jalan Kwitang Raya adalah nama salah satu jalan utama Jakarta yang menghubungkan kawasan Senen dan Kebon Sirih. Sebagian jalan ini dinamai Jalan Prajurit KKO Usman dan Harun. Jalan ini melintang sepanjang 650 meter dari persimpangan Jalan Senen Raya dan Jalan Kramat Raya menuju Jalan Arief Rahman Hakim dan Jalan Menteng Raya. Jalan ini melintasi dua kelurahan:
Jalan ini merupakan jalan penyambung dari Pasar Senen menuju Monumen Nasional sehingga jalan ini cukup sering dipadati oleh kendaraan.[1][2] Jalan ini semakin padat apabila terjadi demonstrasi di sekitar Monumen Nasional.[3] Di jalan ini banyak pedagang buku bekas maupun buku baru.[4]
Sejarah
Jalan ini diambil dari nama seorang pria yang bernama Kwee Tang Kiam (sumber lain menyebut Kwik Tang Kiam), seorang pengembara Tiongkok yang datang ke Batavia pada abad ke-17.[5]
Dia adalah pedagang obat sekaligus ahli bela diri kuntao (semacam silat). Karena usahanya berhasil, Kwee menjadi kaya raya. Hampir semua tanah yang berada di lingkungan tempat tinggalnya, merupakan miliknya. Maka orang-orang Betawi menyebutnya kampung si Kwitang. Pendapat berbeda mengenai nama Kwitang berasal dari Guidang, yakni nama provinsi Guangdong dalam lafal Hokkian.[6]
Dalam versi kedua, nama Kwitang berasal dari nama seorang tabib yang juga pendekar kuntao --aliran seni bela diri, Kwe Tang Kiam. Masyarakat menyebutnya Kampung Kwe Tang, hingga lama-kelamaan menjadi Kwitang. Sayangnya, kedua versi itu cuma mitos yang tak berdasar.[7]