Jalan HR Rasuna Said merupakan jalan raya yang relatif baru di Jakarta, yang telah direncanakan pada awal tahun 1970-an, ketika ekonomi Indonesia memulai periode pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan sebagai akibat dari pendapatan ekspor minyak selama krisis energi global tahun 1973.[2] Konstruksi dimulai pada tahun 1973,[3] diluncurkan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Listrik Sutami. Perencana semula bermaksud memperpanjang Jalan HOS Cokroaminoto di Menteng ke selatan hingga bertemu Jalan Gatot Subroto. Dalam rencana ini, ujung selatan Jalan Rasuna Said akan terhubung dengan Jalan Gatot Subroto melalui simpang susun berbentuk daun semanggi sebagian. Rencana persimpangan daun semanggi sebagian tersebut tidak dilaksanakan.[4]
Jalan Rasuna Said selesai dibangun pada tahun 1979. Bangunan pertamanya meliputi Kompleks Olahraga Gelanggang Soemantri Brojonegoro (1974), Gedung Wanita (dihancurkan, sekarang berdiri Gama Tower), dan kompleks Gedung Setiabudi.
Kawasan di sebelah barat daya Jalan Kuningan direncanakan sebagai Kompleks Kuningan Masa Depan untuk menampung kompleks kedutaan. Kompleks ini dikembangkan sebagai Mega Kuningan, salah satu daerah termahal di Jakarta dan rumah bagi kedutaan besar Hungaria, Swiss, Belanda, India, Singapura, dan Polandia.