Umat yang menjadi awal kehadiran Gereja Santo Barnabas merupakan bagian dari Wilayah IX Paroki Cilandak. Ide pengembangan paroki baru mulai tercetus pada tahun 1987. Pada awalnya, umat beribadah di Wisma Petrus Kanisius Kompas (Jalan Aria Putra) di kawasan Ciputat sementara pastoran menggunakan sebuah rumah kontrakan di Jalan Bawang Merah II. Adanya kasus Tabloid Monitor sempat membuat umat tidak dapat menggunakan lokasi tersebut sebagai tempat ibadah. Peribadatan kemudian diselenggarakan di SD Strada Sanjaya (SDK Mater Dei) di kawasan Witana Harja, Pamulang, yang dikelola oleh para biarawati Santa Perawan Maria (SPM).
Rencana pembentukan paroki mandiri diresmikan oleh Dewan Paroki Cilandak pada awal tahun 1991.[1] Paroki Barnabas kemudian dibentuk pada tahun 1993. Hal ini ditandai dengan Surat Keputusan Uskup Agung Jakarta tertanggal 17 Juli 1993 yang dikeluarkan oleh Uskup Agung Jakarta, Leo Soekoto, S.J. Paroki Barnabas menjadi paroki ke-46 di Keuskupan Agung Jakarta.[2] Peresmian ini kemudian dibawa dalam Misa Syukur pada 24 Oktober 1993.[3]
Dengan pertambahan jumlah umat dari tahun ke tahun, pengurus Gereja memikirkan untuk membangun fasilitas peribadatan berupa gedung gereja.[4] Setelah melalui berbagai dinamika dalam pengajuan izin pembangunan, Izin Mendirikan Bangunan terbit pada 13 Mei 2008.[3] Pembangunan gereja ditandai dengan peletakan batu pertama pada 13 Agustus 2008 oleh Pastor Kepala Paroki, R.P. Yulianus Puryanto, S.C.J. Setelah pembangunan sekitar satu tahun, gereja ini diberkati oleh Uskup Agung Jakarta, Julius Kardinal Darmaatmadja, S.J. pada tanggal 21 November 2009.
Bangunan gereja
Gereja ini terdiri atas tiga lantai. Lantai pertama berfungsi sebagai lahan parkir. Gedung utama gereja terletak pada lantai dua. Untuk dapat menampung lebih banyak umat, terdapat balkon di lantai tiga gereja.
Di panti imam gereja terdapat tulisan, "In verbo autem tuo laxabo rete". Kata-kata tersebut merupakan kutipan dari Injil Lukas pada bab 5, yang berarti "Karena Perintah-Mu akan kutebarkan jalaku".[5]
Fasilitas lainnya
Gereja ini memiliki sebuah kapeladorasi abadi yang bernama Kapel Santa Maria de Fatima. Kapel ini diresmikan dan diberkati pada 9 Januari 2010 oleh R.P. Yulianus Puryanto, S.C.J. Selain itu terdapat juga taman doa dengan patung Bunda Maria de Fatima yang diberkati pada 13 Mei 2008. Pada 21 Juli 2018, Uskup Agung Jakarta, Ignatius Suharyo meresmikan Gedung Karya Pastoral André Prévot Paroki Pamulang. Gedung Karya Pastoral sebelumnya dibangun pada November 2009 dan juga diresmikan oleh Mgr. Suharyo yang saat itu merupakan Uskup Agung Koajutor Jakarta.
Patung Bunda Maria de Fatima.
Gedung Karya Pastoral André Prévot.
Stasi
Paroki Pamulang mencakup juga sebuah kapel yang berada di sebuah panti werdha (jompo) milik Yayasan Bina Bhakti. Kapel ini terletak di Kelurahan Babakan.