Awal mula umat Paroki Serpong berasal dari umat yang mulai berkumpul dalam tiga lingkungan di wilayah Curug dan Serpong pada tahun 1970-an. Komunitas Katolik mulai berkembang dengan pusat kegiatan di Curug, sebelum meluas ke sepanjang Jalan Raya Serpong. Saat itu, umat merupakan bagian dari Gereja Santa Maria, Tangerang. Meskipun pada tahun 1988 terbentuk Paroki Karawaci, umat pada awalnya memilih bergabung dengan Paroki Tangerang atas alasan kemudahan akses. Perpindahan ke Karawaci baru terjadi pada tahun 1990. Perayaan Ekaristi kemudian beberapa kali diadakan di aula TK Strada Nusa Melati.[1]
Pada 5 Juni 1990, terbentuk suatu dewan stasi yang bernama Stasi Ascensio. Nama Ascensio merujuk kepada tanggal pemilihan pengurus stasi, yakni 24 Mei 1990 yang bertepatan dengan Hari Raya Kenaikan Yesus Kristus. Uskup Agung Jakarta Leo Soekoto, S.J. kemudian menyetujui pembentukan stasi ini pada 4 April 1991. Sebelum dewan stasi terbentuk, pada tanggal 23 Januari 1990 pihak pengembang Bumi Serpong Damai memberikan hibah sebidang tanah di Jalan Alamanda, Sektor I.2. Panitia pembangunan gedung serba guna (PPGS) kemudian terbentuk.
Pada Oktober 1991, PPGS mendapatkan sejumlah surat rekomendasi untuk membangun gereja dari instansi berwenang di wilayah Kabupaten Tangerang. Setelah memperoleh Izin Mendirikan Bangunan (IMB) pada 18 Mei 1992, peletakan batu pertama berlangsung pada 1 Oktober 1992. Gedung pastoran dibangun terlebih dahulu dan selesai pada 28 Maret 1993. Perayaan Ekaristi kemudian mulai berlangsung di gedung tersebut, meninggalkan lokasi sebelumnya di Aula TK Strada Bhakti Nusa Melati. Proses pembangunan gereja pun dimulai segera setelahnya.
Paroki
Pada September 1995, pertemuan Dewan Stasi Ascencio dengan Uskup Agung Soekoto menyepakati perubahan status Stasi Ascencio menjadi paroki. Uskup Agung Soekoto mengusulkan Santa Monika sebagai pelindung paroki. Nama tersebut kemudian diresmikan melalui Dekrit Keuskupan Agung Jakarta tertanggal 3 November 1995, yang mengukuhkan peningkatan status Stasi Ascencio menjadi Paroki Serpong dengan pelindung Santa Monika. Adapun pastor paroki pertama ialah R.P. Yosef Gandi, O.S.C.[2] Gereja ini diberkati dan diresmikan pada Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam, 26 November 1995 oleh R.P. Martinus Soenarwidjaja, S.J. yang saat itu merupakan Administrator Diosesan Keuskupan Agung Jakarta.[3]
Wilayah di dalam Paroki Serpong telah mengalami sejumlah pemekaran menjadi paroki-paroki baru di dalam teritori Keuskupan Agung Jakarta.[3]Paroki Citra Raya telah ditingkatkan menjadi paroki pada tahun 2006. Paroki Curug juga telah dimekarkan pada tahun 2007. Pemekaran juga berlangsung di wilayah Alam Sutera dengan berdirinya Paroki Alam Sutera pada tahun 2009 dan dimekarkan menjadi paroki pada tahun 2012. Paroki Villa Melati Mas dimekarkan dari Paroki Serpong, yang awalnya berupa Paroki Administratif per Desember 2016 dan menjadi Paroki sejak Februari 2017.
Peribadatan
Misa harian diselenggarakan pada pagi hari. Misa mingguan dilaksanakan enam kali, yakni dua misa pda hari Sabtu dan empat misa pada hari Minggu. Liturgi di gereja ini umumnya dirayakan dalam Bahasa Indonesia.
Tampak dalam gereja.
Tampak dalam gereja.
Fasilitas
Gereja ini memiliki sebuah Gua Maria yang diberi nama Gua Maria Luber Rahmat. Selain itu di gereja ini juga terdapat pieta dan patung Santa Monika.
Gua Maria Luber Rahmat
Pieta
Patung Santa Monika
Patung Santa Monika di dekat altar.
Patung Bunda Maria di dekat altar.
Pendidikan
Gereja Santa Monika terletak di dalam kompleks persekolahan Santa Ursula. Terdapat sejumlah tingkat pendidikan dalam persekolahan tersebut, termasuk TB-TK, SD, SMP, dan SMA. Sekolah ini berada di bawah pengelolaan Yayasan Sancta Ursula yang dikelola oleh para biarawati Ursulin dalam Ordo Santa Ursula (OSU).