Stefanus I dari Hungaria
Stefanus I, juga dikenal sebagai Raja Santo Stefanus (bahasa Hungaria: Szent István király; bahasa Latin: Sanctus Stephanus; bahasa Slowakia: Štefan I. atau Štefan Veľký; skt. 975 – 15 Agustus 1038), merupakan Pangeran Agung Hungaria terakhir antara tahun 997 dan 1000 atau 1001, dan Raja Hungaria pertama dari tahun 1000 atau 1001 sampai kematiannya pada tahun 1038. Tahun kelahirannya tidak pasti, tetapi banyak rincian hidupnya menunjukkan bahwa ia dilahirkan pada atau setelah tahun 975 di Esztergom. Pada saat kelahirannya, ia diberi nama pagan Vajk. Tanggal pembaptisannya tidak diketahui. Ia adalah putra tunggal Pangeran Agung Géza dan istrinya, Sarolt, yang berasal dari keluarga "gyula yang terkemuka". Meskipun kedua orang tuanya dibaptis, István adalah anggota pertama keluarganya yang menjadi penganut Kristen yang taat. Ia menikahi Gisela dari Bayern, keturunan dari Wangsa Ottonian. Setelah menggantikan ayahandanya pada tahun 997, István harus berjuang untuk meraih takhta melawan kerabatnya, Koppány, yang didukung oleh sejumlah besar pejuang pagan. Ia mengalahkan Koppány terutama dengan bantuan ksatria asing, termasuk Vencellin, Hont dan Pázmány, dan juga dengan bantuan dari para lord pribumi. Ia dimahkotai pada tanggal 25 Desember 1000 atau 1 Januari 1001 dengan mahkota yang dikirim oleh Paus Silvester II. Dalam serangkaian perang melawan suku semi-independen dan kepala suku — termasuk Hungaria Hitam dan pamandanya, Gyula yang lebih muda — ia mempersatukan Cekungan Pannonia. Ia melindungi kemerdekaan kerajaannya dengan memaksa pasukan penyerang Konrad II, Kaisar Romawi Suci menarik diri dari Hungaria pada tahun 1030. István mendirikan setidaknya satu uskup agung, enam keuskupan dan tiga biara Benediktin; Dengan demikian Gereja di Hungaria berkembang secara independen dari uskup agung Kekaisaran Romawi Suci. Ia mendorong penyebaran agama Kristen dengan hukuman berat karena mengabaikan kebiasaan Kristen. Sistem pemerintahan lokalnya didasarkan pada kadipaten-kadipaten yang diorgansasikan di sekitar benteng-benteng dan dikelola oleh para pejabat kerajaan. Hungaria yang menikmati masa damai yang abadi selama masa pemerintahannya, menjadi rute pilihan bagi para peziarah maupun pedagang yang bepergian antara Eropa Barat dan Tanah Suci atau Konstantinopel. Ia hidup lebih lama dari anak-anaknya. Ia meninggal pada tanggal 15 Agustus 1038 dan dimakamkan di basilika barunya di Székesfehérvár dan dipersembahkan untuk Maria. Kematiannya menyebabkan perang sipil yang berlangsung selama beberapa dekade. Ia dikanonisasi oleh Paus Gregorius VII, bersama dengan putranya, Imre, dan Uskup Gellért dari Csanád, pada tahun 1083. István merupakan santo yang populer di Hungaria dan wilayah-wilayah tetangga. Di Hungaria, hari perayaannya (jatuh pada tanggal 20 Agustus) yang juga merupakan hari libur umum peringatan berdirinya negara tersebut. Tahun-tahun awal (skt. 975–997)Tanggal lahir István tidak pasti karena tidak tercatat dalam dokumen-dokumen kontemporer.[1] Kronik Hungaria dan Polandia yang ditulis berabad-abad kemudian memberikan tiga tahun yang berbeda: 967, 969 dan 975.[2] Kesaksian bulat dari tiga hagiografi yang lalu pada akhir abad ke-11 atau awal abad ke-12 dan sumber-sumber Hungaria lainnya, yang menyatakan bahwa István "masih remaja" pada tahun 997,[3] mendukung keandalan tahun berikutnya (975).[1][2] Legenda kecil menambahkan bahwa ia lahir di Esztergom,[1][2][4] yang menyiratkan bahwa ia lahir setelah tahun 972 karena ayahandanya, Géza dari Hungaria, memilih Esztergom sebagai kediaman kerajaan sekitar tahun itu.[1] Géza mempromosikan penyebaran agama Kristen di antara rakyatnya dengan paksa, tetapi tidak pernah berhenti menyembah yang berhala.[5][6] Legenda besar putra-putranya dan Thietmar dari Merseburg yang hampir kontemporer menggambarkan Géza sebagai seorang raja yang kejam, menunjukkan bahwa ia adalah seorang penguasa yang lalim yang tanpa ampun mnegukuhkan kewibawaannya atas beberapa lord Hungaria yang memberontak.[6][7] Kronik Hungaria setuju bahwa ibunda István adalah Sarolt, putri Gyula, seorang kepala suku Hungaria dengan yuridiksi baik di Transilvania atau di wilayah yang lebih luas dari pertemuan sungai-sungai Tisza dan Maros.[8][9] Banyak sejarahwan — termasuk Pál Engel dan Gyula Kristó — mengusulkan agar ayahandanya identik dengan "Gylas", yang telah dibaptis di Konstantinopel pada sekitar tahun 952 dan "tetap setia pada Kekristenan",[10] menurut penulis sejarah Bizantium, Ioannes Skylitzes.[11][12] Namun identifikasi ini tidak diterima dengan suara bulat; sejarahwan György Györffy menyatakan bahwa itu bukan ayahanda Sarolt, melainkan adik laki-lakinya, yang telah dibaptis di ibu kota Bizantium.[8] Berbeda dengan semua sumber Hungaria, Kronik Polandia-Hungaria dan kemudian sumber-sumber Polandia menyatakan bahwa ibunda István adalah Adelheid, saudaranya yang tidak dikenal dari Adipati Mieszko I dari Polandia, tetapi keandalan laporan ini tidak diterima oleh para sejarahwan modern.[13] István lahir sebagai Vajk,[4][14] sebuah nama yang berasal dari kata Rumpun bahasa Turkik baj, yang berarti "pahlawan", "tuan", "pangeran" atau "kaya".[2][15] Legenda besar István menceritakan bahwa ia dibaptis oleh Uskup Adelbertus yang suci,[15] yang tinggal di istana Géza beberapa kali di antara tahun 983 dan 994.[16][17] Namun legenda Santo Adelbertus yang hampir kontemporer, yang ditulis oleh Bruno dari Querfurt, tidak menyebutkan peristiwa ini.[15][16][17] Oleh karena itu, tanggal baptis István tidak diketahui: Györffy berpendapat bahwa ia telah dibaptis segera setelah kelahirannya,[15] sementara Kristó mengusulkan bahwa ia baru dibaptis sebelum kematian ayahandanya pada tahun 997.[17] Hagiografi resmi István yang ditulis oleh Uskup Hartvik dan disetujui oleh Paus Innosensius III, menceritakan bahwa ia "diinstruksikan sepenuhnya untuk pengetahuan tentang seni gramatikal" di masa kecilnya.[18][2] Ini menyiratkan bahwa ia belajar bahasa Latin, meskipun beberapa skeptisisme dibenarkan karena beberapa raja era ini mampu menulis.[2] Dua hagiografinya yang lain pada akhir abad ke-11 tidak menyebutkan studi gramatikal, hanya menyatakan bahwa ia "dibesarkan dengan menerima pendidikan yang sesuai untuk seorang pangeran kecil".[2] Kristó mengatakan bahwa ucapan terakhir hanya mengacu pada latihan fisik István, termasuk keikutsertaannya dalam perburuan dan tindakan militer.[2] Menurut Kronik Piktum, salah satu gurunya adalah Comte Deodatus dari Italia, yang kemudian mendirikan sebuah biara di Tata.[19] Menurut legenda István, Pangeran Agung Géza mengadakan pertemuan dengan kepala suku dan pejuang Hungaria saat István "naik ke tahap awal masa remaja",[18] pada usia 14 atau 15 tahun.[20][21] Géza menominasikan István sebagai penggantinya dan semua yang hadir bersumpah setia kepada pangeran muda tersebut.[21] Györffy juga menulis, tanpa mengidentifikasi sumbernya, bahwa Géza menunjuk putranya untuk memerintah "Kerajaan Nitra" pada sekitar waktu itu.[15] Sejarahwan Slowakia, termasuk Ján Steinhübel dan Ján Lukačka, menerima pandangan Györffy dan mengusulkan bahwa István mengelola Nyitra (sekarang Nitra, Slowakia) dari sekitar tahun 995.[22][23] Géza mengatur pernikahan István, kepada Gisela, putri Heinrich II dari Bayern, Adipati Bayern, pada atau setelah tahun 995.[4][24] Pernikahan ini membentuk hubungan keluarga pertama antara penguasa Hungaria dan wangsa penguasa Eropa Barat,[25] karena Gisela terkait erat dengan Wangsa Ottonian dari Kekaisaran Romawi Suci.[17] Menurut tradisi populer yang disimpan di dalam Biara Scheyern, Bayern, upacara tersebut berlangsung di kastil Scheyern dan dirayakan oleh Santo Adalbertus.[21] Gisela didampingi ke rumah barunya oleh para ksatria Bayern, banyak di antaranya menrima hibah dari suaminya dan menetap di Hungaria,[26] membantu memperkuat posisi militer István.[27] Györffy menulis bahwa István dan istrinya "mungkin" menetap di Nyitra setelah pernikahan mereka.[26] Memerintah (997–1038)Pangeran Agung (997–1000)Pangeran Agung Géza meninggal pada tahun 997.[14][28] István mengadakan pertemuan di Esztergom, tempat para pendukungnya mengumumkan bahwa ia adalah pangeran agung.[29] Awalnya ia hanya menguasai wilayah barat laut Cekungan Pannonia; sisa wilayah tersebut masih didominasi oleh kepala suku.[30] Aksesi István ke takhta itu sesuai dengan prinsip Primogenitur, yang menentukan bahwa seorang ayahanda digantikan oleh putranya.[27] Di sisi lain, ini bertentangan dengan gagasan tradisional Senioritas, yang menurut Géza seharusnya digantikan oleh anggota paling senior Wangsa Árpád, yaitu Koppány pada waktu itu.[27][31] Koppány, yang memegang gelar Adipati Somogy, telah bertahun-tahun mengelola daerah Transdonau di selatan Danau Balaton.[25][28][32] Koppány melamar janda Géza, Sarolt, sesuai dengan tradisi pagan Pernikahan Levirate.[29][33][34] Ia juga mengumumkan klaimnya atas takhta.[29] Meskipun bukan tidak mungkin Koppány telah dibaptis, pada tahun 972,[29] sebagian besar pendukungnya adalah orang-orang kafir, penentang agama Kristen yang diwakili oleh István dan pengiringnya yang didominasi oleh Jerman.[35] Sebuah piagam tahun 1002 untuk Biara Pannonhalma menulis tentang perang antara "bangsa Jerman dan Hungaria" saat merujuk pada konflik bersenjata antara István dan Koppány.[35][36] Meskipun demikian, Györffy mengatakan bahwa Oszlar ("Suku Alan"), Besenyő ("Pecheneg"), Kér dan nama tempat lainnya, mengacu pada kelompok etnis atau Suku Magyar di Transdonau di sekitar perbatasan yang seharusnya di antara kader Koppány, menunjukkan bahwa unit dan kelompok pembantu yang signifikan para pejuang Hungaria — yang telah menetap di sana oleh Pangeran Agung Géza — bertempur di tentara István.[37] Kristó menyatakan bahwa seluruh konflik antara István dan Koppány hanyalah perseteruan antara dua anggota Wangsa Árpád, yang tidak berpengaruh pada pemimpin suku Hungaria lainnya.[30] Koppány dan pasukannya menyerang wilayah utara Transdonau, merebut banyak benteng István dan menjarah tanahnya.[35] István, yang menurut Kronik Piktum "adalah untuk pertama kalinya bergabung dengan pedangnya",[38] menempatkan bersaudara Hont dan Pázmány di kepala penjaga sendiri dan menunjuk Vencellin untuk memimpin tentara kerajaan.[35][39][40] Yang terakhir adalah seorang ksatria Jerman yang datang ke Hungaria pada masa pemerintahan Géza.[41] Hont dan Pázmány, menurut Simon Kézai Gesta Hunnorum et Hungarorum dan Kronik Piktum, "ksatria asal Swabia"[42] yang menetap di Hungaria di bawah Géza atau pada tahun-tahun pertama pemerintahan István.[30] Di sisi lain, Lukačka dan sejarahwan Slowakia lainnya mengatakan bahwa Hont dan Pázmány adalah bangsawan "Slowakia" yang telah bergabung dengan István selama masa pemerintahannya di Nyitra.[43] Koppány mengepung Veszprém saat diberitahu tentang kedatangan tentara István.[37] Dalam pertempuran berikutnya, István menang telak atas musuh-musuhnya.[34] Koppány tewas terbunuh di medan perang.[25] Jenazahnya dimutilasi dan bagian-bagian dari tubuhnya dipajang di gerbang benteng Esztergom, Győr, Gyulafehérvár (Alba Iulia, Rumania) dan Veszprém untuk mengancam semua orang yang berkomplot melawan raja muda tersebut.[34][44][45] István menduduki kadipaten Koppány dan memberikan wilayah besar kepada partisannya sendiri.[28][46] Ia juga memerintahkan agar bekas bawahan Koppány membayar perpuluhan kepada Biara Pannonhalma, sesuai dengan akta pendirian biara ini yang tersimpan dalam manuskrip yang berisi interpolasi.[35][47] Dokumen yang sama menyatakan bahwa "tidak ada keuskupan dan biara lainnya di Hungaria" pada saat itu.[48] Di sisi lain, Uskup Thietmar dari Merseburg yang hampir kontemporer menyatakan bahwa István "mendirikan keukupan di kerajaannya"[49] sebelum dinobatkan sebagai raja.[48] Jika laporan terakhir ini valid, keuskupan Veszprém dan Győr adalah kandidat yang paling mungkin, menurut sejarahwan Gábor Thoroczkay.[50] Penobatan (1000–1001)Dengan memerintahkan pemajangan satu bagian dari mayat Koppány yang dimutilasi di Gyulafehérvár, kursi pamanda dari pihak ibundanya, Gyula yang lebih muda, István menegaskan klaimnya untuk memerintah semua tanah yang didominasi oleh para lord Hungaria.[51] Ia juga memutuskan untuk memperkuat status internasionalnya dengan mengadopsi gelar raja.[52] Namun keadaan sebenarnya dari penobatannya dan konsekuensi politiknya tunduk pada perdebatan ilmiah.[53] Thietmar dari Merseburg menulis bahwa István menerima mahkota "dengan bantuan dan mendesak"[49] Kaisar Otto III (r. 996–1002),[54] menyiratkan bahwa István menerima suzerenitas Kaisar sebelum penobatannya.[53] Di sisi lain, semua legenda István menekankan bahwa ia menerima mahkotanya dari Paus Silvester II (bertakhta 999–1003).[53] Kristó[55] dan sejarahwan lainnya[56] menunjukkan bahwa Paus Silvester dan Kaisar Otto adalah sekutu dekat, yang menyiratkan bahwa kedua laporan itu sah: István "menerima mahkota dan pengudusan"[49] dari Paus, tetapi tidak tanpa persetujuan Kaisar. Sekitar 75 tahun setelah penobatan, Paus Gregorius VII (bertakhta 1075–1085), yang mengklaim hak suzerenitas atas Hungaria, menyatakan bahwa István telah "menawarkan dan dengan setia menyerahkan" kepada Simon Petrus" (yaitu ke Tahta Suci).[54][56][57] Dalam sebuah laporan yang kontras, Legenda besar István menyatakan bahwa raja menawarkan Hungaria kepada Maria.[56] Sejarahwan modern — termasuk Pál Engel, dan Miklós Molnár — menulis bahwa István selalu menegaskan kedaulatannya dan tidak pernah menerima wewenang kepausan atau kekaisaran.[25][53] Misalnya, tidak satu pun piagamnya diberi tanggal sesuai dengan tahun-tahun masa pemerintahan kaisar-kaisar kontemporer, yang akan terjadi jika ia adalah vasal mereka.[58] Selanjutnya, István menyatakan dalam pembukaan Buku Hukum Pertama bahwa ia mengatur kerajaannya "oleh kehendak Tuhan".[58][59] Tanggal pastinya penobatan István tidak diketahui.[55] Menurut tradisi Hungaria kemudian, ia dinobatkan pada hari pertama milenium kedua, yang dapat merujuk pada tanggal 25 Desember 1000 atau sampai 1 Januari 1001.[14][60] Rincian penobatan István yang disimpan di dalam Legenda besarnya menunjukkan bahwa upacara tersebut, yang berlangsung di Esztergom atau Székesfehérvár[61] mengikuti upacara penobatan raja-raja Jerman.[62] Dengan demikian, István diurapi dengan minyak terkonsekrir selama upacara tersebut.[62] Potret István, yang disimpan di jubah kerajaannya dari tahun 1031, menunjukkan bahwa mahkotanya, seperti mahkota Kaisar Romawi Suci, adalah Bügelkrone yang dihiasi dengan Batu permata.[63] Selain mahkotanya, István menganggap tombak dengan bendera sebagai simbol penting dari kedaulatannya.[63] Misalnya, koin pertamanya berukiran tulisan LANCEA REGIS ("tombak raja") dan menggambarkan sebuah lengan yang memegang tombak dengan bendera.[63] Menurut Adémar de Chabannes yang kontemporer, sebuah tombak telah diberikan kepada ayahanda István oleh Kaisar Otto III sebagai tanda hak Géza untuk "menikmati kebebasan paling banyak yang dimiliki negaranya".[64] István digelari dalam berbagai cara — Ungarorum rex ("raja Hungaria"), Pannoniorum rex ("raja Panonia") atau Hungarie rex ("raja Hungaria") — dalam piagam-piagamnya.[54] Konsolidasi (1001–skt. 1009)Meskipun kekuatan István tidak bergantung pada penobatannya,[54] upacara tersebut memberinya legitimasi yang diterima secara internasional atas seorang raja Kristen yang memerintah kerajaannya "Berkat rahmat Tuhan YME".[65] Semua legendanya bersaksi bahwa ia mendirikan Keuskupan Esztergom tak lama setelah penobatannya.[66] Tindakan ini memastikan bahwa Gereja di Hungaria menjadi mandiri dari para uskup Kekaisaran Romawi Suci.[67][68] Referensi paling awal untuk seorang uskup agung Esztergom, yang bernama Domokos, disimpan di dalam akta pendirian Biara Agung Pannonhalma dari tahun 1002.[66] Menurut sejarahwan Gábor Thoroczkay, István juga mendirikan Keuskupan Kalocsa pada tahun 1001.[69] István mengundang pastor-pastor asing ke Hungaria untuk menginjili kerajaannya.[68] Asosiasi mendiang Adalbertus dari Praha, termasuk Radla dan Astrik, tiba di Hungaria pada tahun-tahun pertama pemerintahannya.[70][71] Kehadiran seorang "Uskup Agung Hungaria" yang tidak disebutkan namanya di sinode tahun 1007 di Frankfurt dan pengudusan sebuah altar di Bamberg pada tahun 1012 oleh Uskup Agung Astrik menunjukkan bahwa Prelat István mempertahankan hubungan baik dengan ulama Kekaisaran Romawi Suci.[7] Transformasi Hungaria ke negara Kristen adalah salah satu keprihatinan utama István selama masa pemerintahannya.[72] Meskipun pertobatan orang-orang Hungaria telah dimulai pada masa pemerintahan ayahandanya, hanya István yang secara sistematis memaksa rakyatnya untuk melepaskan ritual-ritual pagan mereka.[73] Aktivitas legislatifnya terkait erat dengan agama Kristen.[74] Misalnya, Kitab Undang-undang Pertama dari tahun-tahun pertama pemerintahannya mencakup beberapa ketentuan yang mengatur tentang perayaan hari raya dan pengakuan dosa sebelum kematian.[75][76] Hukum lainnya melindungi hak milik[77] dan kepentingan janda dan anak yatim piatu, atau mengatur status budak.[76]
Banyak lord Hungaria menolak untuk menerima suzerenitas István bahkan setelah penobatannya.[44] Raja yang baru pertama-tama berbalik melawan pamandanya sendiri, Gyula yang lebih muda, yang kerajaannya "terluas dan kaya",[79] menurut Kronik Piktum.[80] István menyerang Transilvania dan menangkap Gyula beserta keluarganya pada tahun 1002[81][82] or in 1003.[14][80] Babad Hildesheim yang kontemporer[82] menambahkan bahwa István mengubah pamandanya menjadi "negara beriman Kristen secara paksa" setelah penaklukannya.[80] Dengan demikian, para sejarahwan memberi tanggal pembentukan Keuskupan Transilvania sampai periode ini.[82][69] Jika identifikasi yang diajukan oleh Kristó, Györffy dan para sejarahwan Hungaria lainnya, tentang Gyula dengan satu Prokui — yang merupakan pamanda István menurut Thietmar dari Merseburg — berlaku,[83] Gyula kemudian melarikan diri ke Bolesław I, Adipati Polandia (bertakhta 992–1025).[80]
Sekitar seratus tahun kemudian, penulis kronik Gallus Anonymus juga menyebutkan adanya konflik bersenjata antara István dan Bolesław, yang menyatakan bahwa yang terakhir "mengalahkan bangsa Hungaria dalam pertempuran dan menjadikan dirinya sendiri tuan dari seluruh wilayah mereka sampai sejauh Sungai Donau".[22][85][86] Györffy mengatakan bahwa lapoan penulis kronik tersebut mengacu pada pendudukan lembah Sungai Morava — sebuah anak sungai di Donau — oleh Bangsa Polandia pada tahun 1010-an.[86] Di sisi lain, Kronik Polandia-Hungaria menyatakan bahwa adipati Polandia menempati wilayah-wilayah besar di utara Donau dan sebelah timur Morava sejauh Esztergom pada awal abad ke-11.[86][87] Menurut Steinhübel, sumber terakhir ini membuktikan bahwa bagian penting dari anah yang sekarang membentuk Slowakia berada di bawah pemerintahan Polandia antara tahun 1002 dan 1030.[87] Berbeda dengan sejarahwan Slowakia, Györffy menulis bahwa kronik akhir ini "di mana satu absurditas mengikuti yang lain" bertentangan dengan semua fakta yang diketahui dari sumber abad ke-11.[88] Kronik Piktum menceritakan bahwa István "memimpin tentaranya melawan Kean, Adipati Bulgaria dan Slav yang tanahnya berada pada posisi alami mereka yang berbenteng terkuat"[89] diikuti pendudukan negara Gyula.[90] Menurut sejumlah sejarahwan, termasuk Zoltán Lenkey[90] dan Gábor Thoroczkay,[69] Kean adalah pemimpin sebuah negara kecil yang terletak di bagian selatan Transilvania dan István menduduki negaranya pada sekitar tahun 1003. Sejarahwan lain, termasuk Györffy, mengatakan bahwa laporan kronik tersebut menyimpan kenangan akan kampanye István melawan Bulgaria pada akhir tahun 1010-an.[91] Demikian juga identifikasi "Hungaria Hitam"[92] — yang disebut oleh Bruno dari Querfurt dan Adémar de Chabannes di antara penentang kebijakan dakwaan István — tidak pasti.[93] Györffy menempatkan tanah mereka di sebelah timur Sungai Tisza;[94] sementara Thoroczkay mengatakan bahwa mereka tinggal di bagian selatan Transdonau.[69] Laporan Bruno dari Querfurt mengenai konversi Hungaria Hitam dengan paksa menunjukkan bahwa István menaklukkan tanah mereka paling lambat pada tahun 1009 ketika "misi pertama Santo Simon Petrus"[95] — Legatus kepausan, Kadinal Azo — tiba di Hungaria.[96] Yang terakhir menghadiri pertemuan di Győr di mana piagam kerajaan yang menentukan batas Keuskupan Pécs yang baru dibentuk dikeluarkan pada tanggal 23 Agustus 1009.[95] Keuskupan Eger juga didirikan pada sekitar tahun 1009.[95][97] Meurut Thoroczkay, "sangat mungkin" bahwa pendirian keuskupan itu terhubung dengan konversi Bangsa Kabar — sebuah kelompok etnis Khazar — [98] dan kepala suku mereka.[99] Kepala suku Kabar — entah Sámuel Aba atau ayahandanya — [100] menikahi adinda István yang tidak disebutkan namanya pada kesempatan ini.[99][101] Wangsa Aba adalah wangsa pribumi yan paling berkuasa yang bergabung dengan István dan mendukungnya di dalam upayanya untuk mendirikan sebuah monarki Kristen.[102] Beberapa laporan oleh Anonymus, Simon dari Kéza dan penulis kronik Hungaria lainya dari Bár-Kalán, Csák dan keluarga bangasawan abad ke-13 adalah keturunan kepala suku Hungaria yan menunjukkan bahwa keluarga pribumi lainnya juga terlibat dalam proses tersebut.[102] István mendirikan sebuah sistem administrasi berbasis wilayah,[80] mendirikan kadipaten-kadipaten.[103] Setiap kadipaten, yang dipimpin oleh seorang pejabat kerajaanyang dikenal sebagai seorang comte atau Ispán, adalah sebuah unit administratif yang berada di sekitar sebuah benteng kerajaan.[103] Sebagian besar benteng terbuat dari tanah pada periode ini,[104] namun kastil-kastil di Esztergom, Székesfehérvár dan Veszprém dibangun dari batu.[105] Benteng yang berfungsi sebagai kursi kadipaten juga menjadi inti organisasi Gereja.[104] Permukiman yang berkembang di sekitar mereka, di mana pasar diadakan pada setiap hari Minggu merupakan pusat ekonomi lokal yang penting.[104] Peperangan dengan Polandia dan Bulgaria (skt. tahun 1009–1018)Saudara ipar István, Heinrich II, menjadi Raja Jerman pada tahun 1002 dan Kaisar Romawi Suci pada tahun 1013.[58] Hubungan persahabatan mereka memastikan bahwa perbatasan barat Hungaria mengalami masa damai pada dekade pertama abad ke-11.[58][106] Bahkan ketika sudara Heinrich II yang tidak puas, Bruno, mencari perlindungan di Hungaria pada tahun 1004, István mempertahankan perdamaian dengan Jerman dan menegosiasikan sebuah penyelesaian antara dua saudara iparnya.[58][107] Pada sekitar tahun 1009, ia menikahkan adindanya dengan Ottone Orseolo, Doge Venesia (bertakhta 1008–1026), sekutu dekat Kaisar Bizantium, Basileios II Boulgaroktonos (bertakhta 976–1025), yang menunjukkan bahwa hubungan Hungaria dan Kekaisaran Romawi Timur juga damai.[108] Di sisi lain, aliansi antara Hungaria dan Kekaisaran Romawi Suci membawanya berperang dengan Polandia yang berlangsung dari sekitar tahun 1014[109] sampai 1018.[110] Bangsa Polandia menduduki pos-pos Hungaria di sepanjang sungai Morava.[111] Györffy dan Kristó menulis bahwa serangan Pecheneg ke Transilvania, memori yang telah tersimpan dalam legenda István, juga terjadi pada periode ini, karena Pecheneg adalah sekutu dekat saudara ipar adipati Polandia, Pangeran Agung Svyatopolk I dari Kiev (r. 1015–1019).[109][112] Polandia dan Kekaisaran Romawi Suci menyimpulkan Perjanjian Bautzen pada bulan Januari 1018.[112] Kemudian pada tahun yang sama, 500 tentara berkuda Hungaria membawa Bolesław dari Polandia ke Kiev, menunjukkan bahwa Hungaria termasuk di dalam perjanjian damai.[112] Sejarahwan Ferenc Makk mengatakan bahwa Perjanjian Bautzen mewajibkan Bolesław untuk menyerahkan seluruh wilayah yang diduduki di lembah Morava kepada István.[111] Menurut Leodvin, Uskup pertama Bihar (bertakhta skt. 1050 – skt. 1060), István bersekutu dengan Bizantium dan memimpin sebuah ekspedisi militer untuk membantu mereka melawan bangsa "barbar" di Semenanjung Balkan.[113] Pasukan Bizantium dan Hungaria bersama-sama mengambil "Cesaries" yang diidentifikasi Györffy sebagai kota Ohrid sekarang.[114] Laporan Leodvin menunjukkan bahwa István bergabung dengan Bizantium dalam perang yang berakhir dengan penaklukkan mereka ke Bulgaria pada tahun 1018.[115] Namun tepatnya tanggal ekspedisinya tidak pasti.[114] Györffy berpendapat bahwa baru pada tahun terakhir perang, István memimpin pasukannya melawan orang-orang Bulgaria.[114] Kebijakan dalam negeri (1018–1024)Uskup Leodvin menulis bahwa István mengumpulkan relikui beberapa santo di "Cesaries" selama kampanyenya di Balkan, termasuk Santo Georgius dan Nikolas dari Myra.[115] Ia menyumbangkan mereka ke basilika barunya yang dipersembahkan untuk Perawan Suci[116] di Székesfehérvár,[117] di mana ia juga mendirikan sebuah Kapitel katedral dan ibu kota barunya.[118] Keputusannya dipengaruhi oleh pembukaan, pada tahun 1018 atau 1019, sebuah rute ziarah baru yang melewati ibu kota lamanya, Esztergom. Rute baru menghubungkan Eropa Barat dan Tanah Suci melalui Hungaria.[119][120] István kerap bertemu dengan peziarah, yang berkontribusi pada penyebaran ketenarannya ke seluruh Eropa.[121] Misalnya, Abbas Odilo dari Kluni menulis dalam sepucuk surat kepada István bahwa "mereka yang telah kembali dari Gereja Makam Kudus" bersaksi tentang semangat raja "untuk menghormati agama ilahi kita".[122] István juga mendirikan empat hostel untuk peziarah di Konstantinopel, Yerusalem, Ravenna dan Roma.[123]
Selain peziarah, para pedagang sering menggunakan rute aman di Hungaria saat bepergian antara Konstantinopel dan Eropa Barat.[119] Legenda István merujuk ke 60 Pecheneg kaya yang bepergian ke Hungaria, tetapi diserang oleh penjaga perbatasan Hungaria.[125] Raja mengeksekusi mati prajuritnya untuk menunjukkan tekadnya untuk menjaga keamanan internal.[125] Pencetakan koin secara teratur dimulai di Hungaria pada tahun 1020-an.[126] Dinar perak István[119] bertuliskan STEPHANUS REX ("Raja István") dan REGIA CIVITAS ("kota kerajaan") populer di Eropa modern, seperti yang ditunjukkan oleh salinan palsu yang digali di Swedia.[126] István meyakinkan beberapa peziarah dan pedagang untuk menetap di Hungaria.[119][122] Gellért, seorang biarawan Benediktin yang tiba di Hungaria dari Republik Venesia di antara tahun 1020 dan 1026, awalnya merencanakan untuk melanjutkan perjalanannya ke Tanah Suci, tetapi memutuskan untuk tinggal di negara tersebut setelah pertemuannya dengan raja.[121] István juga mendirikan sejumlah biara Benediktin — termasuk biara-biara di Pécsvárad, Zalavár dan Bakonybél[127] — di periode ini.[128] Legenda Santo Gellért menyebutkan konflik István dengan Ajtony, seorang kepala suku di wilayah sungai Maros.[129] Banyak sejarahwan mencatat bentrokan mereka sampai akhir tahun 1020-an, meskipun Györffy[86] dan sarjana lainnya mengatakannya setidaknya satu dekade sebelumnya.[129] Konflik muncul saat Ajtony yang "telah merebut kekuasaannya dari bangsa Yunani", menurut legenda Santo Gellért, mengenakan pajak atas garam yang dikirim István di sungai.[130] Raja mengirim sejumlah pasukan besar yang dipimpin oleh Csanád melawan Ajtony, yang terbunuh dalam pertempuran.[131] Tanah-tanahnya diubah menjadi kadipaten Hungaria dan raja mendirikan sebuah keuskupan baru di Csanád (Cenad, Rumania), bekas ibu kota Ajtony, yang dinamai kembali seperti nama komandan tentara kerajaan.[131] Menurut Sejarah Pressburg, Gellért dari Venesia dilantik sebagai uskup pertama di keuskupan baru pada tahun 1030.[132] Konflik dengan Kekaisaran Romawi Suci (1024–1031)Saudara ipar István, Kaisar Heinrich, meninggal pada tanggal 13 Juli 1024.[133] Ia digantikan oleh kerabat jauhnya,[134] Konrad II (bertakhta 1024–1039), yang mengambil sebuah kebijakan luar negeri yang ofensif.[135] Konrad II mengusir Doge Ottone Orseolo — suami saudari István — dari Venesia pada tahun 1026.[121][135] Ia juga membujuk orang-orang Bayern untuk mewartakan putranya sendiri, Heinrich, sebagai adipati mereka pada tahun 1027, meskipun putra István, Imre memiliki hak waris yang kuat atas Kadipaten Bayern melalui ibundanya.[134] Kaisar Konrad merencanakan aliansi pernikahan dengan Kekaisaran Bizantium dan mengirim salah satu penasihatnya, Uskup Werner dari Strasbourg, ke Konstantinopel.[116][136] Pada musim gugur tahun 1027, uskup tersebut tampaknya bepergian sebagai peziarah, tetapi István yang telah diberitahu tentang tujuan sebenarnya, menolak untuk membiarkannya masuk ke negaranya.[116][136] Penulis biografi Konrad II, Wipo dari Bourgogne meriwayatkan bahwa orang-orang Bayern menghasut bentrokan di sepanjang perbatasan umum Hungaria dan Kekaisaran Romawi Suci pada tahun 1029, yang menyebabkan kemunduran hubungan kedua negara yang cepat.[137][138] Kaisar Konrad secara pribadi memimpin pasukannya ke Hungaria pada bulan Juni 1030 dan menjarah tanah di sebelah barat Sungai Rába.[137][139] Namun, menurut Sejarah Niederalteich, sang kaisar yang menderita akibat taktik bumi hangus yang digunakan tentara Hungaria,[140] kembali ke Jerman "tanpa tentara dan tanpa prestasi apapun, karena tentara diancam oleh kelaparan dan ditangkap oleh bangsa Hungaria di Wina".[139] Perdamaian dipulihkan setelah Konrad menyerahkan tanah di antara sungai-sungai Leitha dan Fischa ke Hungaria pada musim panas tahun 1031.[141]
Tahun-tahun terakhir (1031–1038)Penulis biografi István, Hartvic, menceritakan bahwa Raja, yang anak-anaknya meninggal satu persatu di masa kanak-kanak, "menahan kesedihan atas kematian mereka oleh penghiburan karena cinta putranya yang masih hidup",[143] Imre.[144] Namun Imre terluka dalam kecelakaan berburu dan meninggal pada tahun 1031.[119] Setelah kematian putranya, raja tua tidak akan pernah "benar-benar mendapatkan kembali kesehatannya seperti dulu",[145] menurut Kronik Piktum.[144] Kristó menulis bahwa gambar tersebut, yang tersimpan dalam legenda István, tentang raja yang vigil dan membasuh kaki orang miskin, terhubung dengan tahun-tahun terakhir István setelah kematian putranya.[146] Kematian Imre membahayakan pencapaian ayahandanya dalam membangun sebuah negara Kristen,[147] karena sepupu István, Vazul — yag memiliki hak waris terkuat untuk menggantikannya — dicurigai memiliki kecenderungan terhadap paganisme.[148] Menurut Sejarah Altahenses István mengabaikan hak waris sepupunya dan menominasikan putra saudarinya, Péter dari Hungaria, orang Venesia, sebagai ahli warisnya.[149] Sumber yang sama menambahkan bahwa Vazul ditangkap dan dibutakan, dan ketiga putranya, Levente, András dan Béla, diusir dari Hungaria.[149] Legenda István merujuk pada usaha yang tidak berhasil terhadap kehidupan raja tua oleh anggota istananya.[146] Menurut Kristó, legenda mengacu pada plot di mana Vazul berpartisipasi dan mutilasinya merupakan hukuman atas tindakan ini.[146] Telinga Vazul yang diisi dengan timah cair hanya tercatat di sumber kemudian, termasuk Kronik Piktum.[146] Dalam pandangan beberapa sejarahwan, ketentuan dalam Buku Hukum Kedua István mengenai "persekongkolan melawan raja dan kerajaan" menyiratkan bahwa buku tersebut diumumkan setelah rencana gagal Vazul terhadap István.[76][150] Namun pandangan ini belum diterima secara universal.[76] Györffy menyatakan bahwa buku hukum dikeluarkan bukan setelah tahun 1031, tetapi pada sekitar tahun 1009.[151] Demikian juga keaslian keputusan pada persepuluhan diperdebatkan: menurut Györffy, ini diterbitkan selama masa pemerintahan István, tetapi Berend, Laszlovszky dan Szakács berpendapat bahwa "mungkin merupakan tambahan selanjutnya".[47][151] István meninggal pada tanggal 15 Agustus 1038.[152] Ia dimakamkan di Basilika Székesfehérvár.[149] Pemerintahannya diikuti oleh periode panjang perang sipil, pemberontakan kafir dan serangan asing.[153][154] Ketidakstabilan berakhir pada tahun 1077 ketika László, cucu Vazul, naik takhta.[155] KeluargaIstván menikahi Gisela, putri Adipati Heinrich dari Bayern, yang adalah keponakan Otto I, Kaisar Romawi Suci.[156] Ibunda Gisela adalah Gisèle de Bourgogne, anggota Wangsa Welfen Tua.[21][157] Lahir pada sekitar tahun 985, Gisela lebih muda dari suaminya dan hidup lebih lama darinya.[21][157] Ia meninggalkan Hungaria pada tahun 1045 dan meninggal sebagai kepala biarawati di Biara Niedernburg, Passau di Bayern pada sekitar tahun 1060.[158] Meskipun Kronik Piktum menyatakan bahwa István "memperanakkan banyak putra",[159][160] hanya dua di antaranya, Otto dan Imre, yang dikenal dengan nama.[65] Otto, yang dinamai seperti Otto III, tampaknya lahir sebelum tahun 1002.[65] Ia meninggal semasa bocah.[160] Imre, yang menerima nama seperti pamanda dari pihak ibundanya, Kaisar Heinrich II, lahir pada sekitar tahun 1007.[65] Legendanya dari awal abad ke-12 menggambarkannya sebagai seorang pangeran suci yang mempertahankan kesuciannya bahkan selama pernikahannya.[160] Menurut Györffy, istri Imre adalah seorang wanita keluarga Kaisar Bizantium, Basil II.[114] Kematiannya yang dini menyebabkan serangkaian konflik yang menyebabkan Vazul dibutakan dan peperangan sipil.[119][161]
Pohon keluarga berikut ini menyajikan nenek moyang István dan saudara-saudaranya yang disebutkan di dalam artikel tersebut.[157][162]
*Seorang wanita Khazar, Pecheneg atau Volga Bulgaria. PeninggalanPendiri HungariaIstván selalu dianggap sebagai salah satu negarawan terpenting dalam sejarah Hungaria.[163] Prestasi utamanya adalah pembentukan sebuah negara Kristen yang memastikan bahwa bangsa Hungaria selamat di Cekungan Carpathia, berbeda dengan orang-orang Hun, Avar dan bangsa lain yang sebelumnya menguasai wilayah yang sama.[163] Seperti yang Bryan Cartledge tekankan, István juga memberi kerajaannya "empat puluh tahun kedamaian dan kehidupan yang relatif namun tidak spektakuler".[164] Penggantinya, termasuk keturunan Vazul, sangat ingin menekankan pengabdian mereka terhadap prestasi István.[165] Meskipun putra Vazul, András I dari Hungaria, mendapat takhta karena pemberontakan paganisme, ia melarang upacara paganisme dan menyatakan bahwa rakyatnya harus "hidup dalam segala hal sesuai dengan hukum yang diajarkan oleh Raja István kepada mereka", menurut Kronik Piktum dari abad ke-14.[165][166] Di Hungaria abad pertengahan, komunitas yang menuntut status istimewa atau berusaha mempertahankan kebebasan mereka sendiri sering menyatakan bahwa asal mula "status khusus" mereka dikaitkan dengan Raja Santo István.[167] Contohnya adalah surat dari tahun 1347 dari warga Táp yang mengeluh kepada raja tentang Biara Agung Pannonhalma dan menyatakan bahwa pajak yang dikenakan kepada mereka oleh abbas bertentangan dengan "kebebasan yang diberikan kepada mereka pada zaman Raja Santo István".[168] Raja Suci
Kultus István muncul setelah periode anarki yang mencirikan aturan penerus langsungnya.[169][170] Namun tidak ada bukti bahwa István menjadi objek pemujaan sebelum kanonasinya.[171] Misalnya, anggota keluarga kerajaan pertama yang dinamai sama seperti namanya, István II, yang lahir pada awal abad ke-12.[172] Kanonisasi István diprakarsai oleh cucu Vazul, Raja László I dari Hungaria, yang telah mengkonsolidasikan wewenangnya dengan menangkap dan memenjarakan sepupunya, Salamon.[173][174] Menurut Uskup Hartvic, kanonisasi itu "diputuskan dengan surat apostolik, berdasarkan perintah Takhta Roma",[175] menunjukkan bahwa upacara tersebut diizinkan oleh Paus Gregorius VII.[176] Upacara dimulai di makam István, di mana pada tanggal 15 Agustus 1083 massa orang percaya memulai tiga hari puasa dan berdoa.[177] Legenda mengatakan bahwa peti mati István tidak dapat dibuka sampai Raja István membebaskan Salamon yang di tawan Visegrád.[177] Pembukaan makam István diikuti oleh terjadinya mukjizat penyembuhan, menurut legenda István.[174] Sejarahwan Kristó mengaitkan penyembuhannya dengan piskosis massal atau penipuan.[174] Legenda István juga mengatakan bahwa jenazahnya yang "wangi balsam" diangkat dari peti mati, yang dipenuhi dengan "air berwarna mawar", pada tanggal 20 Agustus.[177] Pada hari yang sama, putra István, Imre, dan uskup Csanád, Gellért, juga dikanonisasi.[178]
Legenda pertama István, yang disebut Legenda besar, ditulis di antara tahun 1077 dan 1083.[180] Legenda ini memberi gambaran ideal raja,[181] orang yang mendedikasikan dirinya dan kerajaannya kepada Maria.[180] Namun Legenda kecil István — yang disusun pada sekitar tahun 1100,[181] di bawah Raja Kálmán[180] — menekankan tingkat keparahan István.[181] Legenda ketiga, juga disusun pada masa pemerintahan Raja Kálmán oleh Uskup Hartvic, didasarkan pada dua legenda yang ada.[180] Ditujukan pada tahun 1201 oleh Paus Innosensius III, karya Hartvic berfungsi sebagai legenda resmi István.[180] Gábor Klaniczay menulis bahwa legenda István "membuka sebuah babak baru dalam legenda penguasa suci sebagai sebuah genre", menunjukkan bahwa seorang raja dapat mencapai kesucian dengan secara aktif menggunakan kekuatan kerajaannya.[182] István adalah pemenang pertama Miles Kristi ("prajurit Kristus") di antara raja-raja yang dikanonisasi.[183] Ia juga seorang "raja pengaku dosa", yang tidak menderita martir, yang kultusnya mendapat sanksi, berbeda dengan raja-raja suci sebelumnya.[184] Kultus István menyebar di luar perbatasan Hungaria.[170] Awalnya, ia dipuja di Scheyern dan Bamberg, di Bayern, tetapi relikuinya juga dibawa ke Aachen, Köln, Montecassino dan Namur.[170] Setelah pembebasan Buda dari Turki Utsmaniyah, Paus Innosensius XI memperluas kultus Raja Santo István kepada seluruh Gereja Katolik Roma pada tahun 1686,[170] dan mengumumkan pada tanggal 2 September adalah hari perayaannya.[161][170] Katika hari perayaan Santo Yoakim dipindahkan pada tahun 1969, dari tanggal 16 Agustus,[185] hari tersebut segera diikuti oleh hari peringatan kematian István, hari perayaan István dipindahkan ke tanggal tersebut.[186] István dimuliakan sebagai santo pelindung Hungaria,[170] dan dianggap sebagai pelindung raja-raja, pemahat batu, tukang batu dan tukang tembok,[187] dan juga anak-anak yang menderita penyakit parah.[187] Kanonisasinya diakui oleh Ekumenikal Konstantinopel, Bartolomeus I dari Konstantinopel pada tahun 2000.[188] Dalam kalender Gereja Katolik Hungaria, hari perayaan István dijaga pada tanggal 20 Agustus, hari dimana relikuinya diterjemahkan.[170] Selain itu, hari raya terpisah (30 Mei) dipersembahkan untuk "Dekster Suci".[170] Dekster SuciDekster utuh István, atau lengan kanan (bahasa Hungaria: Szent Jobb), menjadi subyek kultus.[178][189] Seorang klerus bernama Merkurius mencurinya, tetapi ditemukan pada tanggal 30 Mei 1184 di Kadipaten Bihar.[177] Pencurian relikui suci atau furta sacra, pada saat itu menjadi topik populer tentang biografi para santo.[190] Uskup Hartvic menggambarkan penemuan lengan kanan István sesuai dengan tradisi ini, mengacu pada petualangan dan penglihatan.[190] Sebuah biara yang didirikan di Kadipaten Bihar (sekarang Sâniob, Rumania) dinamai dan didedikasikan untuk penghormatan terhadap Dekster Suci.[178]
Dekster Suci itu disimpan selama berabad-abad di Biara Szentjobb, kecuali selama serangan Mongol pada tahun 1241 dan 1242, saat dipindahkan ke Ragusa (sekarang Dubrovnik, Kroasia).[189] Relikui itu kemudian dibawa ke Székesfehérvár pada sekitar tahun 1420.[189] Setelah pendudukan Ottoman di wilayah tengah Kerajaan Hungaria pada pertengahan abad ke-16, benda tersebut dijaga di banyak tempat, termasuk Bosnia, Ragusa dan Wina.[192] Benda tersebut kembali ke Hungaria pada tahun 1771, ketika Ratu Maria Theresia menyumbangkannya ke biara Kesusteran Loreto di Buda.[192] Benda itu disimpan di Istana Buda kapel St. Sigismund pada sekitar tahun 1900 dan 1944, di sebuah gua di dekat Salzburg pada tahun 1944 dan 1945, dan sekali lagi oleh Kesusteran Loreto di Buda, di antara tahun 1945 dan 1950. Akhirnya sejak tahun 1950, Dekster Suci disimpan di Basilika Santo István, Budapest.[192] Sebuah prosesi tahunan yang merayakan relikui tersebut dilembagakan pada tahun 1938, dan berlanjut sampai tahun 1950, ketika prosesi tersebut dilarang oleh pemerintah Komunis.[192] Hari tersebut dilanjutkan pada tahun 1988.[192] AdmonisiMenurut Legenda Besar István, raja "sendiri menyusun sebuah buku untuk putranya tentang pendidikan moral".[193] Karya ini sekarang dikenal sebagai Admonisi atau De institutione morum,[194] yang dipelihara di dalam manuskrip yang dtulis pada Abad Pertengahan Akhir.[54] Meskipun para ilmuwan berdebat apakah itu benar-benar dapat dikaitkan dengan raja atau klerus, kebanyakan dari mereka setuju bahwa ini disusun pada dekade pertama abad ke-11.[54][195] Admonisi berpendapat bahwa kerajaan tidak dapat dipisahkan dengan iman Katolik.[54][195] Penulisnya menekankan bahwa seorang raja diminta untuk memberikan sumbangan kepada Gereja dan secara teratur berkonsultasi dengan para uskupnya, tetapi berhak untuk menghukum klerus yang melakukan kesalahan.[54] Salah satu gagasan dasarnya adalah bahwa seorang berdaulat harus bekerja sama dengan "pilar pemerintahannya", yang berarti para uskup, aristokrat, ispán dan pejuang.[195]
Representasi artistikOpera oleh komponis Hungaria Erkel Ferenc adalah István király (1885) (Raja István). Representasi terkenal St. Stefanus dalam musik adalah König Stephan, oleh Ludwig van Beethoven, dan opera rock 1983 István, a király (István, sang Raja) oleh Szörényi Levente dan Bródy János. Veled, Uram! (2000) (Denganmu, Yang Mulia!) oleh Szörényi adalah sekuel dari István, a király. Catatan kaki
Lihat pulaPranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Stephen I of Hungary.
|