Tak seperti Tigris dan Efrat, Pison tak pernah disebutkan secara rinci. Sungai tersebut secara singkat disebutkan bersama dengan Tgris dalam Kebijaksanaan Sirakh (24:25), namun rujukan tersebut tak lebih dari penjelasan soal lokasi sungai tersebut. Sejarawan Yahudi-Romawi Flavius Yosefus, dalam permulaan Antiquities of the Jews (abad ke-1 M) mengidentifikasikan Pison dengan Gangga.[2] Rabi Prancis abad pertengahan Rashi mengidentifikasikannya dengan Nil.[3]
Beberapa cendekiawan modern awal seperti A.D. Calumet (1672–1757) dan kemudian figur-figur seperti Rosenmüller (1768–1835), dan Kell (1807–1888), meyakini sungai muara [untuk Eden] adalah wilayah mata air: "Pison dan Gihon adalah sungai pegunungan. Pison merupakan Phasis atau Araxes, dan Gihon adalah Oxus."[4]
James A. Sauer, mantan kurator Harvard Semitic Museum, membuat argumen dari geologi dan sejarah bahwa Pison merujuk kepada Wadi Bisha, sebuah jejak arus kering yang terbentang dari Pegunungan Hijaz, Madinah sampai timur laut Kuwait.[5] Dengan bantuan-bantuan foto satelit, Farouk El-Baz dari Boston University menyatakan bahwa jejak arus kering dari Kuwait melalui Wadi Al-Batin dan Wadi Al-Rummah bermuara di dekat Madinah.[6]
David Rohl mengidentifikasikan Pison dengan Uizhun, menempatkan Havilah di timur laut Mesopotamia. Uizhun dikenal oleh penduduk lokal dengan sebutan Sungai Emas.
^Josephus, Flavius. "Antiquities of the Jews - Book I". Chapter 1.3. And Phison, which denotes a multitude, running into India, makes its exit into the sea, and is by the Greeks called Ganges. Euphrates also, as well as Tigris, goes down into the Red Sea.