Beberapa sejarawan berpikir bahwa megahnya pesta ini berimbas pada peristiwa yang mendorong terjadinya Revolusi Iran dan pergantian sistem pemerintahan dari monarki ke republik Islam di bawah Ayatollah Agung Ruhollah Khomeini, selaku pemimpin revolusi, yang didukung oleh berbagai kalangan, termasuk sejumlah organisasi sayap kiri dan Islamis,[3] serta gerakan mahasiswa. Acara tersebut digambarkan sebagai pesta termahal yang pernah digelar di dunia.[4]
Perencanaan
Perencanaan pesta memakan waktu satu tahun, menurut film dokumenter BBC Storyville 2016, Decadence and Downfall: The Shah of Iran's Ultimate Party. Para pembuat film mewawancarai orang-orang yang ditugasi oleh Shah untuk mengatur pesta. Silinder Koresh ditampilkan di lambang resmi sebagai simbol untuk acara tersebut. Rencananya, acara utama akan diadakan di kota kuno Persepolis, dekat Syiraz, sehingga infrastruktur lokal harus disiapkan, termasuk Bandar Udara Internasional Shiraz dan jalan raya menuju Persepolis. Sementara pers dan staf pendukung akan ditempatkan di Syiraz. Sebuah kota tenda yang rumit direncanakan untuk menampung para hadirin. Daerah sekitar Persepolis dibersihkan dari ular dan hewan pengganggu lainnya.[5] Pepohonan dan aneka bunga ditanam, dan 50.000 burung berkicau diimpor dari Eropa.[6] Acara lain dijadwalkan digelar di Pasargadae, lokasi Makam Koresh, serta ibu kota Teheran.
Kota Tenda Persepolis
Kota Tenda (juga disebut Kota Emas) direncanakan oleh firma desain interior Paris "Maison Jansen" di lahan seluas 160 ekar (0,65 km2). Mereka terinspirasi dari pertemuan Raja François I dari Prancis dengan Raja Henry VIII dari Inggris di Field of the Cloth of Gold pada tahun 1520.[5] Lima puluh 'tenda' (apartemen mewah yang berdinding kain sutra tradisional Persia) disusun dalam pola bintang yang mengelilingi air mancur di tengahnya. Pepohonan ditanami di tengah gersangnya padang gurun, untuk menciptakan kembali kesan kota Persepolis kuno. Setiap tenda dilengkapi dengan sambungan telepon dan teleks yang terhubung ke semua negara asal para tamu. Seluruh perayaan disiarkan langsung ke seluruh dunia melalui koneksi satelit.
Kemah Kehormatan yang berukuran lebih besar dirancang untuk menyambut para pejabat tinggi. Aula Perjamuan adalah bangunan terbesar dan berukuran 68 kali 24 meter. Bangunan berbentuk tenda itu dikelilingi oleh taman dengan berbagai macam pepohonan dan tanaman lain yang diterbangkan dari Prancis dan dibangun dekat dengan reruntuhan Persepolis. Layanan katering disediakan oleh Maxim's de Paris, yang menutup restorannya di Paris selama hampir dua pekan guna menyiapkan gemerlapnya perayaan. Pengusaha hotel legendaris Max Blouet keluar dari masa purnatugas untuk turut mengawasi perjamuan. Lanvin merancang seragam khusus Pelayan Kekaisaran. 250 limusinMercedes-Benz 600 merah digunakan untuk mengantar tamu dari dan menuju bandara. Peralatan makan dibuat dengan menggunakan bahan porselen Limoges dan linen oleh Porthault.
Keamanan
Keamanan menjadi perhatian utama dalam pesta termewah ini. Persepolis dipilih sebagai lokasi acara utama karena letaknya yang terpencil sehingga dapat dijaga dengan ketat, pertimbangan yang sangat penting ketika banyak pemimpin dunia berkumpul di sana. Dinas keamanan Iran, SAVAK, menangkap dan menahan siapa pun yang dicurigai sebagai potensi ancaman.
Kritik
Kritik disuarakan oleh pers Barat dan oleh ulama seperti Khomeini dan para pengikutnya; Khomeini menyebut acara itu sebagai "Festival Setan".[5] Kementerian Keadilan mengumumkan biaya pesta sebesar $ 17 juta (pada saat itu); Ansari, salah satu penyelenggara, mengatakan bahwa pesta menelan dana sebesar $ 22 juta (pada saat itu).[5] Meski angka sebenarnya sulit untuk dihitung dengan tepat. Jumlah anggaran menjadi sorotan, karena pesta besar seperti ini diadakan di saat masih banyak warga Iran yang hidup miskin.
Perayaan
Perayaan dibuka pada 12 Oktober 1971, ketika Syah dan Syahbanu memberi penghormatan kepada Koresh Agung di mausoleumnya di Pasargadae. Selama dua hari berikutnya, Syah dan istrinya menyambut tamu yang datang, sering kali secara langsung di bandara Shiraz. Pada tanggal 14 Oktober, jamuan makan malam besar diadakan di Aula Perjamuan untuk merayakan ulang tahun Shahbanu. Enam puluh anggota keluarga kerajaan dan kepala negara berkumpul di satu meja besar di Aula Perjamuan.
Makanan dan anggur untuk perayaan tersebut disediakan oleh restoran Maxim yang terletak di Paris.[7]
Enam ratus tamu makan selama lima setengah jam sehingga menjadi perjamuan resmi terlama dan termewah dalam sejarah modern seperti yang tercatat oleh Guinness Book of World Records. Pertunjukan son et lumière, yang bertajuk Politop Persepolis gubahan musisi Iannis Xenakis dan diiringi oleh musik elektronik Persepolis[8] dimainkan secara khusus pada malam itu. Keesokan harinya, parade pasukan yang mewakili berbagai kerajaan historis di Iran dilakukan oleh 1.724 anggota Angkatan Bersenjata Iran, semuanya dalam kostum kuno. Sore harinya, pesta "tradisional Persia" yang tidak terlalu formal diadakan di Banqueting Hall sebagai penutup acara di Persepolis.[9]
Pada hari terakhir, Syah meresmikan Menara Shahyad (kemudian berganti nama menjadi Menara Azadi setelah Revolusi Iran) di Teheran untuk menandai pesta tersebut. Menara ini juga merupakan rumah bagi Museum Sejarah Persia. Di dalamnya, tersimpan Silinder Koresh, yang digadang-gadang sebagai "piagam hak asasi manusia pertama dalam sejarah".[10][11] Silinder itu juga merupakan simbol resmi perayaan, dan pidato pertama Shah di makam Koresh memuji gagasan kebebasan yang dicetuskan Koresh pada dua setengah milenium sebelumnya. Perayaan lalu ditutup dengan penghormatan Shah kepada ayahnya, Reza Shah Pahlavi di mausoleumnya.[9]
Acara tersebut mempertemukan raja dari dua monarki tertua yang masih ada, yaitu Shah Mohammad Reza Pahlavi dari Iran dan Kaisar Haile Selassie I dari Ethiopia. Kaisar Hirohito dari Jepang diwakili oleh adik bungsunya, Pangeran Mikasa. Pada akhir dasawarsa 70-an, monarki Etiopia dan Iran sudah tiada lagi.
Beberapa berita[13] mengatakan bahwa perwakilan negara Tiongkok adalah Guo Moruo; Menurut putrinya, Guo pada awalnya direncanakan untuk hadir, tetapi dia jatuh sakit dalam perjalanan tiba dan Duta Besar Tiongkok untuk Pakistan Zhang Tong hadir sebagai gantinya.[14]
^Amuzegar, The Dynamics of the Iranian Revolution, (1991), pp. 4, 9–12
^Narrative of Awakening : A Look at Imam Khomeini's Ideal, Scientific and Political Biography from Birth to Ascension by Hamid Ansari, Institute for Compilation and Publication of the Works of Imam Khomeini, International Affairs Division, [no date], p. 163
^British Museum explanatory notes, "Cyrus Cylinder": "For almost 100 years the cylinder was regarded as ancient Mesopotamian propaganda. This changed in 1971 when the Shah of Iran used it as a central image in his own propaganda celebrating 2500 years of Iranian monarchy. In Iran, the cylinder has appeared on coins, banknotes and stamps. Despite being a Babylonian document it has become part of Iran's cultural identity."
^Neil MacGregor, "The whole world in our hands", in Art and Cultural Heritage: Law, Policy, and Practice, p. 383–4, ed. Barbara T. Hoffman. Cambridge University Press, 2006. ISBN0-521-85764-3