DR. Ong Eng Die (Wang Yongli) (Lahir di Gorontalo, 20 Juni 1910 dan Meninggal: tanggal dan tempat belum diketahui) adalah seorang politisi Partai Nasional Indonesia sekaligus ekonom handal yang pernah menjadi Menteri Keuangan Indonesia ke-9.[1]
Ong Eng Die juga merupakan Menteri Keuangan Indonesia pertama keturunan Tionghoa-Indonesia yang berasal dari Gorontalo, Sulawesi.[2][3]
Di masa itu, menurut Prof. Lindblad, posisi tokoh nasional Tionghoa-Peranakan menjadi Menteri Keuangan adalah “highly unusual” (sangat tidak biasa dan tidak terbayangkan).
Kehidupan Pribadi
Ong Eng Die ahir di Gorontalo pada 20 Juni 1910 dari ayah yang bernama Ong Teng Hoen dan ibu bernama Soei Djok Thie Nio. Kedua orang tuanya lahir dan wafat di Gorontalo dan menjadi bagian dari komunitas peranakan Tionghoa-Gorontalo yang tumbuh dan berkembang di wilayah Biawao yang kita menjadi bagian dari Kota Gorontalo.
Ong Eng Die (Wang, Yung-li) adalah Doktor bidang Ekonomi. Ong kemudian menulis disertasi di Universiteit van Amsterdam di bawah bimbingan Prof. dr. H.N ter Veen dan dinyatakan lulus pada 21 Januari 1943.
Dalam disertasinya (Chineezen in Nederlandsch-Indië: Sociografie van een Indonesische Bevolkingsgroep),[4] Ong Eng Die menerapkan pendekatan sosiografi dalam memperlajari komunitas Tionghoa di Hindia Belanda. Selama studi di Belanda, Ong Eng Die aktif dalam organisasi Mahasiswa Indonesia, tercatat sebagai salah satu pendiri Vereniging Nederland-Indonesië (VNI) dan menjadi penulis produktif di majalah terkenal Indonesia yang banyak membahas Tionghoa-Indonesia.
Ia lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Amsterdam pada tahun 1940 dan memperoleh gelar Doktor pada tahun 1943 setelah berhasil mempertahankan disertasinya Chineezen in Nederlandsch-Indie, een Sociografie van een Indonesische Bevolkingsgroep (diterbitkan pada tahun 1943).
Karier politik
Pada tahun 1945 Ong Eng Die kembali ke Indonesia dan bekerja di Bank Indonesia, Yogyakarta.[5] Dari tahun 1947 hingga 1948 ia diangkat sebagai Deputi Menteri Keuangan di bawah administrasi kabinet Perdana Menteri Amir Sjarifuddin.
Ong kemudian membuka kantor akuntan sendiri pada tahun 1950. Ia bergabung dengan PNI (Partai Nasional Indonesia) dan pada tahun 1955 menjadi Menteri Keuangan dalam Kabinet Ali Sastroamidjojo.[6][7]
Tepat pada tanggal 30 Juli 1953 Presiden Soekarno memilih Dr. Ong Eng Die sebagai Menteri Keuangan R.I (SK. No. 132 Tahun 1953),[8] di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo. Pemilihan tokoh Tionghoa-Indonesia sebagai arsitek ekonomi tentu tidak biasa atau "highly unusual" mengingat Kabinet Ali Sastroamidjojo adalah sebuah koalisi antara PNI, NU dan PIR; ini sekaligus berarti bahwa kekuatan Partai Sosialis Indonesia dan Masyumi tidak masuk di dalamnya.
Perjanjian Renville dan Konferensi Asia Afrika
Dalam perundingan Perjanjian Renville, ia menjadi penasehat Delegasi Indonesia. Peran Dr. Ong Eng Die sebagai tokoh PNI dan Menteri Keuangan sudah pasti sangat berperan atas suksesnya Konferensi Asia Afrika (KAA) pada bulan April 1955 di Bandung, Jawa Barat.
Di kabinet Ali Sastroamidjojo yang pertama ini, Ong Eng Die sebaris dengan tokoh-tokoh nasional lainnya, antara lain Muhamad Yamin (Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan); Sunario Sastrowardoyo (Menteri Luar Negeri), Iwa Koesoemasoemantri (Menteri Pertahanan), Abikusno Tjokrosujoso (Menteri Perhubungan) dan K.H. Masjkur (Menteri Agama).
Galeri
Referensi