LokomotifBB306 adalah lokomotif diesel-hidraulik buatan pabrik Henschel, Jerman Barat. BB306 mulai beroperasi sejak 1984, dengan alokasi yang luas, dari mulai Sumatera Utara, Sumatera Barat, tak lupa juga beberapa tempat di Pulau Jawa seperti di Jakarta.
BB306 dirancang sebagai lokomotif langsir dan penarik kereta jarak pendek, ini dapat terlihat dari tenaganya yang lebih rendah dan badannya yang lebih pendek dibandingkan kedua kakaknya, BB302 dan BB303. Meskipun demikian, desain dari eksterior ketiga lokomotif ini mirip.
Sejarah
Lokomotif BB306 sejak awal kedinasannya kerap digunakan untuk melangsir kereta penumpang dan barang di Sumatra dan Jawa. Tidak hanya itu, terkadang lokomotif ini juga menarik kereta penumpang jarak dekat bahkan menengah, seperti Lokal Rangkasbitung dan Patas Merak di wilayah Daerah Operasi I, atau Sibinuang di wilayah Divisi Regional II Sumatera Barat.
Lokomotif BB306 ini terkenal dengan transmisi hidraulik Samba dengan karakteristik throttle dapat langsung dibalik mundur ketika lokomotif bergerak maju. Secara otomatis transmisi bertindak sebagai rem hidraulik hingga lokomotif ini berhenti lalu bergerak mundur.[3]
dari total jumlah keseluruhan lokomotif ini ada beberapa yang pernah mengalami insiden seperti Tragedi Bintaro tahun 1987, yaitu BB 306 16 yang bertabrakan dengan BB 303 16, Selain itu ada lagi BB306 yang mengalami kerusakan, tetapi tidak sampai afkir. pertama, BB 306 17, rusak karena dibuat film Tragedi Bintaro pada 1989, dan BB 306 15, rusak karena bertabrakan dengan Kereta Api Batubara Ombilin, dengan helaan BB 204 10 sebagai penarik dan BB 306 14 sebagai pendorong. Sejak Perumka yang kemudian menjadi PT KAI mulai mengurangi operasional lokomotif Diesel Hidraulik seiring dengan standardisasi armada menjadi Lokomotif Diesel Elektrik dengan model yang lebih seragam seperti BB203, CC201, CC203, dan CC204.
Sampai dengan tahun 2000-an, sebenarnya lokomotif BB306 masih cukup bisa terlihat keberadaannya, namun sejak tahun 2010-an ke atas, khususnya dengan kedatangan lokomotif seri BB203 dan CC201 di Sumatera Utara dan Barat, lokomotif ini pun tergeser posisinya dan akhirnya pensiun sehingga tidak ada lagi lokomotif BB306 yang tersisa di Sumatra. Begitu juga dengan di Tanah Abang, karena sebagian lokomotif ini akhirnya juga pensiun, disimpan, atau dibawa ke Stasiun Cikampek.
Saat ini, BB306 yang tersisa hanya ada di Depo Tanah Abang sejumlah satu unit, yaitu BB 306 10, hanya digunakan sebagai pelangsir di Balai Yasa Manggarai, dan untuk berpindah antara Balai Yasa Manggarai, kedua lokomotif ini harus ditarik oleh lokomotif lainnya. Lokomotif BB306 yang tersisa di Tanahabang sudah dikembalikan livery-nya menjadi ala PJKA dan logo KAI 2020 berupa stiker ditempel bawah plat nomor baru di bagian samping kiri dan kanan. Sejak September 2022, lokomotif BB306 19 pun berhenti beroperasi karena komponennya turut dikanibalisasi untuk lokomotif BB306 10.
Alokasi
terdapat 22 unit lokomotif BB306 Milik PT KAI dan kini lokomotif yang tersisa hanya berada di Depo Lokomotif Tanah Abang dan dimutasi ke sub Depo Manggarai (BY MRI) untuk ditugaskan sebagai melangsir di Balai Yasa Manggarai, dan berikut adalah tabel alokasi lokomotif BB306 saat ini.
Depot induk
Lokomotif
Manggarai (BY MRI)
BB 306 10 (BB 306 84 08) SO
BB 306 19 (BB 306 84 14) TSGO
Keterangan:
Semua penomoran baru lokomotif berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan No. 54 tahun 2016.
SO berarti siap operasi, TSO berarti tidak siap operasi, TSGO berarti tidak siap guna operasi.
Pada Budaya Populer
Sebelum afkir dalam Tragedi Bintaro 1987, lokomotif BB 306 16 sempat digunakan sebagai properti dalam film horor Bangunnya Nyi Roro Kidul yang dibintangi oleh Suzzanna pada tahun 1985.