Lokomotif CC202 memiliki bobot seberat 108 ton (106 ton panjang; 119 ton pendek). Lokomotif ini memiliki susunan gandar Co'Co', yang artinya, lokomotif ini memiliki dua bogie di mana setiap bogie-nya memiliki tiga gandar penggerak. Bogie yang digunakan berjenis traksi tinggi tipe-C.
Lokomotif ini menggunakan mesin penggerak utama EMD seri 645, bertipe EMD 16-645E dengan Roots blower/Supercharger. Mesin tersebut memiliki tenaga sebesar 1.680 kW (2.250 hp).
Secara visual, desain lokomotif CC205 sangat mirip dengan lokomotif CC202.
Kode mesin dan jumlah silinder lokomotif EMD seri ekspor
Lokomotif ini pada awalnya didatangkan oleh PJKA sekitar tahun 1986 dari Divisi Electro-Motive General Motors (sekarang Progress Rail Locomotives). Generasi awal CC202 berjumlah 15 unit. Pada tahun 1990 dan 1995 (dalam penomoran baru 1993) kembali diimpor sejumlah 18 unit, tahun 2001 sebanyak 4 unit, tahun 2002 sebanyak 2 unit, dan terakhir tahun 2008 sebanyak 9 unit.
Pada awal kedatangannya, lokomotif CC202 langsung berdinas untuk kereta api Babaranjang, dengan panjang rangkaian 50-60 gerbong, namun seiring waktu karena alasan ketahanan mesin, panjang rangkaian dikurangi menjadi 40 gerbong.
Mesin
Mesin penggerak utama yang digunakan oleh CC202 adalah EMD seri 645 dengan tipe16-645E. Mesin ini memiliki 16 silinder yang dilengkapi supercharger atau disebut juga Roots blower. Lokomotif ini adalah satu-satunya yang memiliki mesin V16 di Indonesia.
Mesin EMD seri 645E terkenal sebagai salah satu mesin yang andal yang pernah dibuat oleh EMD. Mesin ini diproduksi pada 1965–1983, kemudian tetap diproduksi secara terbatas berdasarkan permintaan konsumen hingga 2011.[butuh rujukan]Oleh karena itu, mesin 16-645E menjadi prime mover terlaris EMD sejak diluncurkannya lokomotif EMD SD40 yang menggunakan mesin turbocharged EMD 16-645E3, pada 1996. Setelah sebelumnya EMD membangun lokomotif demonstrator SD40 dengan basis EMDX 434 pada bulan Juli 1964 untuk menguji coba mesin 16-645E3. Mulai tahun 2009, lokomotif EMD 434 berada di Museum Kereta Api Monticello, sebagai Illinois Central 6071.
Keandalan mesin EMD seri 645E terbukti dengan masih kuatnya dua unit CC202 untuk berdinas kereta api Babaranjang dengan panjang 48 gerbong pada kecepatan maksimal 70 km/h (19 m/s).
Alokasi
Sejak 1986 hingga sekarang, terdapat 47 unit lokomotif CC202 yang masih beroperasi. Satu unit lokomotif, CC 202 90 01, kini sudah afkir pasca mengalami peristiwa luar biasa hebat (PLH) pada tahun 2012.
Berikut ini daftar alokasi lokomotif CC202.
Depo Induk Lokomotif
Lokomotif
Tarahan (THN)
CC 202 86 01 - CC 202 86 15
CC 202 90 02 - CC 202 90 15
CC 202 93 01 - CC 202 93 03
CC 202 01 01 - CC 202 01 04
CC 202 02 01 - CC 202 02 02
CC 202 08 01 - CC 202 08 09
Keterangan:
Semua lokomotif CC202 sudah menggunakan penomoran terbaru pada sisi samping kabin masinisnya berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan PM no 54 Tahun 2016. Mulai Maret 2021, kecuali lokomotif yang menggunakan corak PJKA, plat nomor lama di bagian bempernya kini telah dihilangkan.
Semua lokomotif CC202 menggunakan livery Perumka, namun dengan logo PT KAI terbaru versi 2020. Lokomotif CC 202 86 05, CC 202 90 03 dan CC 202 90 07 adalah lokomotif CC202 dengan logo KAI baru yang keseluruhannya berwarna putih, sedangkan lokomotif lainnya memiliki warna biru pada huruf "A" nya.
Lokomotif CC 202 86 09 adalah lokomotif CC202 pertama yang sudah dipasangi AC. Lokomotif ini sempat menggunakan corak kuning-hijau khas PJKA dengan logo Wahana Daya Pertiwi pada bagian depannya, namun sejak 09 Agustus 2023, lokomotif ini dikembalikan coraknya menjadi merah-biru khas Perumka dengan logo KAI versi 2020.
Lokomotif CC 202 90 02 dan CC 202 08 07 adalah lokomotif CC202 yang menggunakan corak kuning-hijau khas PJKA dengan logo Wahana Daya Pertiwi pada bagian depannya.
Insiden
Pada tanggal 16 Agustus2008, terjadi tabrakan antara KA Babaranjang BBR 4 yang sedang berhenti dengan KA S1 Limex Sriwijaya di perlintasan Jl. Bumi Manti Kampung Baru Bandar Lampung. Akibat dari kecelakaan ini, tujuh orang tewas, termasuk masinis yang tidak bertugas dan satu petugas restorasi. Lokomotif yang terlibat dalam kecelakaan ini yaitu CC 202 93 01 dan CC 201 83 56 mengalami kerusakan ringan.[2]
Pada tanggal 19 Februari2012, terjadi tabrakan yang melibatkan kereta api Babaranjang nomor KA 36-1 yang ditarik lokomotif CC 202 90 01 dan CC 202 90 05 dan kereta api batu bara Sukacinta nomor KA 2A yang ditarik dengan lokomotif CC 201 89 11. Pada tabrakan ini, lokomotif CC 202 90 01 terbakar, sedangkan CC 201 89 11 hancur, keduanya kini telah afkir. Empat masinis dari kedua kereta api tewas dan dua orang teknisi kereta api mengalami luka-luka. Peristiwa ini terjadi di Sumatera Selatan, terpatnya di jalur kereta api Lubuklinggau–Prabumulih petak jalan antara Niru–Penimur. Lokasi tersebut kini menjadi lokasi gardu pos blok intermediate Air Limau. Pascakejadian, terjadi rintang jalan (rinja) selama 25 jam 20 menit, mulai pukul 05.50 WIB tanggal 19 Februari 2012 hingga pukul 07.10 WIB pada keesokan harinya.[3]
Pada tanggal 1 Maret2016, KA Babaranjang bernomor KA 3008 yang ditarik lokomotif CC 202 86 12, CC 202 90 05 dan CC 202 08 02 mengalami anjlokan di Km 262+151 di petak jalan Stasiun Lubuk Rukam - Stasiun Peninjawan. Lokomotif paling depan dari KA 3008 yang anjlok keluar jalur dan menabrak lereng di samping kiri jalur serta menggerus tanah hingga akhirnya berhenti di Km 262+267. KA 3008 mengalami anjlokan sebanyak 24 as; sebanyak 18 as pada 3 (tiga) lokomotif dan 6 as pada 2 (dua) gerbong terbuka. Akibat anjlokan, asisten masinis KA 3008 yang berada di lokomotif paling depan tewas tertimbun tanah. Anjlokan juga mengakibatkan terjadinya rintang jalan (rinja) selama 10 jam 15 menit mulai pukul 02.40 WIB sampai dengan pukul 12.55 WIB tanggal 1 Maret 2016. Setelah kejadian, diketahui di titik anjlokan terdapat kepala rel yang gompal sepanjang 14 cm pada sambungan serta rel patah yang patah serta adanya patahan rel di lubang fish bolt pada rail web.[4]
Pada tanggal 20 Juni2017, seunitlori motor dan lokomotif posko bernomor CC 202 90 14 yang sedang parkir di jalur 1 Stasiun Ketapang ditabrak KA Babaranjang bernomor KA 3029B yang ditarik lokomotif CC 202 93 01 di emplasemen Stasiun Ketapang arah Negararatu. Insiden ini terjadi karena fatigue yang dialami Juru Rumah Sinyal Ketapang, sehingga KA 3029B justru masuk jalur 1. Masinis KA 3029B mencoba mengerem, akan tetapi KA 3029B tidak dapat berhenti. KA 3029B baru terhenti usai menabrak lori dan lokomotif CC 202 90 14. Akibatnya, salah seorang dari tiga pekerja yang berada di lori motor itu tewas tergencet dua lokomotif. Awalnya ketiga pekerja beristirahat dan mengambil barang di dalam lori. Akan tetapi, karena jarak lori dengan KA 3029B sudah semakin dekat, salah satu korban tidak dapat menyelamatkan diri. Korban terseret sejauh 50 meter dan menyebabkan lori motor hancur serta muka lokomotif CC 202 90 14 dan CC 202 93 01 rusak ringan.[5][6]
Galeri
Lokomotif CC202 dengan KA Babaranjang di Stasiun Rejosari
Lokomotif CC202 dengan KA Babaranjang di Perlintasan Kampung Baru Bandar Lampung
CC 202 86 09, lokomotif CC 202 pertama yang sudah dipasangi AC sebelum dicat ulang dengan corak PJKA, berdinas menarik KLBTNI
CC 202 86 03, dengan logo baru KAI versi 2020 dan stiker 75 Tahun KAI melintas di petak jalan Rejosari-Branti.
CC 202 02 02 dengan logo KAI baru versi 2020 dan stiker 75 Tahun KAI di Stasiun Gedungratu
Lokomotif CC 202 86 09, CC 202 90 02 dan CC 202 08 07 dengan corak spesial pewarnaan kuning-hijau khas PJKA, Oktober 2021
^Haroen, Yanuarsyah (2017). Sistem Transportasi Elektrik. Bandung: ITB Press. hlm. 15. ISBN978-602-7861-65-7.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)