Perawatan kereta di balai yasa ini dilakukan oleh sekitar 600 orang pekerja setiap harinya, dengan biaya Rp 60-150 juta per kereta. Perawatan kereta di balai yasa ini terdiri dari pengecekan bodi dan bogie, pelaksanaan perbaikan, pengukuran kesetimbangan, dan uji coba di lintas Manggarai-Cikampek.[1]
Sejarah
Fasilitas ini dibangun oleh Staatsspoorwegen pada tahun 1920 dengan nama Hoofd-Werkplatsen te Manggarai. Staatsspoorwegen juga membangun Menara Air Manggarai untuk memenuhi kebutuhan air dari fasilitas ini. Setelah Indonesia merdeka, nama fasilitas ini diubah menjadi Balai Karya Manggarai. Nama fasilitas ini kemudian kembali diubah menjadi seperti sekarang.
Pada bulan Juli 2010, balai yasa ini menyelesaikan retrofit terhadap sembilan unit kereta eksekutif menjadi kereta eksekutif dengan bentuk kaca seperti kaca pesawat terbang.[2] Pada tahun 2014, balai yasa ini menyelesaikan retrofit terhadap sembilan unit kereta bisnis menjadi kereta wisata yang diberi nama Sumatra, Jawa, Imperial (4 unit), dan Priority (3 unit).[3]
Pada bulan September 2023, balai yasa ini menyelesaikan retrofit terhadap 12 unit kereta ekonomi berkapasitas 80 tempat duduk menjadi kereta ekonomi New Generation berkapasitas 72 tempat duduk.[4] Balai yasa ini pun menargetkan dapat melakukan retrofit serupa terhadap 236 unit kereta ekonomi hingga tahun 2026.[5]
Pada bulan Oktober 2023, balai yasa ini menyelesaikan retrofit terhadap tiga unit kereta eksekutif berkapasitas 50 tempat duduk menjadi kereta tidur berkapasitas 16 tempat duduk.[6] Pada bulan November 2023, balai yasa ini juga menyelesaikan retrofit terhadap dua unit kereta makan khusus untuk dirangkai bersama kereta tidur tersebut.[7]