Kereta Rel Listrik INKA seri EA202, atau yang lebih dikenal dengan KRL i9000 KfW, adalah kereta rel listrik AC produksi PT INKA, Madiun yang beroperasi di lintas Jogja-Solo-Palur. KRL ini dibeli oleh Kementerian Perhubungan Indonesia (Kemenhub) sejumlah 40 unit (10 set), dan disponsori oleh bank milik Pemerintah Federal Jerman, yakni "Kreditanstalt für Wiederaufbau" (KfW), yang namanya diidentikkan dengan KRL ini.[3].
PT INKA bekerjasama dengan Bombardier Transportation untuk membuat KRL ini dan selesai pada tahun 2011. Total 40 unit (10 rangkaian) berformasi 4 kereta mulai diboyong dari pabrik PT INKA, Madiun ke Jakarta dan melalui serangkaian ujicoba untuk melihat performa dan kehandalannya.
Pada awal tahun 2013, KRL yang bentuknya mirip dengan KRL-I ini menjalani ujicoba operasi sebelum dioperasikan pada saat ini.
Sejarah
KRL i9000 pertama kali diresmikan oleh Menteri Perhubungan RI saat itu, Freddy Numberi, di Stasiun Jakarta Kota pada 24 Agustus 2011 bersama Kereta api Gajahwong.
KRL ini pada dasarnya memiliki formasi 4 kereta dalam satu rangkaiannya. Karena hanya berformasi 4 kereta dalam satu rangkaiannya, 2 rangkaian (TS) akhirnya digabung menjadi satu sehingga menjadi 8 kereta dalam satu rangkaiannya. Rangkaian yang pertama beroperasi adalah gabungan TS1+TS2 dan TS9+TS10 pada tanggal 19 Februari 2013, disusul TS3+TS4 dan TS5+TS6 pada tanggal 7 Maret 2013, serta TS7+TS8 pada tanggal 27 Maret 2013.
KRL ini juga sempat dioperasikan dengan rangkaian tunggal (1 TS), untuk KRL Feeder sebelum dioperasikan secara gabungan 2 TS untuk memenuhi formasi 8 kereta dalam 1 rangkaian. Pada awal ujicoba operasi, KRL ini hanya berdinas di lintas Duri-Tangerang pp, Tanahabang-Maja pp, serta feeder lintas Kampung Bandan-Jakarta Kota pp dan Manggarai-Tanahabang-Kampung Bandan-Jakarta Kota pp. Namun, KRL ini pada akhirnya beroperasi juga pada lintas lainnya di Jabodetabek.
KRL ini meskipun merupakan KRL dengan AC terdingin, tetapi KRL ini sempat ditarik ke PT INKA akibat beberapa masalah kehandalan seperti mogok, tetapi akhirnya kembali beroperasi lagi, meskipun hanya sebagai KRL Feeder dan jarang berdinas di lintas yang padat. Selain itu, karena kurangnya perawatan, banyak KRL ini yang ACnya menjadi panas.
Beberapa rangkaian KRL KfW yang tidak dibawa ke PT INKA juga sempat disimpan di Depo KRL Depok, namun pada akhirnya KRL KfW tersebut ditarik ke PT INKA Madiun juga untuk menjalani perbaikan.
Terkait dengan pengoperasian KRL Yogyakarta–Solo, KfW i9000 ini mengenakan corak batik Parang Barong serta kursi yang kini berwarna cokelat.[4][5]
Daftar Rangkaian KRL KfW i9000
|
Susunan rangkaian
|
Nomor
|
1 (TC) |
2 (M1) |
3 (M2) |
4 (TC)
|
TS1
|
K3 1 11 01
|
K3 1 11 02
|
K3 1 11 03
|
K3 1 11 04
|
TS2
|
K3 1 11 05
|
K3 1 11 06
|
K3 1 11 07
|
K3 1 11 08
|
TS3
|
K3 1 11 09
|
K3 1 11 10
|
K3 1 11 11
|
K3 1 11 12
|
TS4
|
K3 1 11 13
|
K3 1 11 14
|
K3 1 11 15
|
K3 1 11 16
|
TS5
|
K3 1 11 17
|
K3 1 11 18
|
K3 1 11 19
|
K3 1 11 20
|
TS6
|
K3 1 11 21
|
K3 1 11 22
|
K3 1 11 23
|
K3 1 11 24
|
TS7
|
K3 1 11 25
|
K3 1 11 26
|
K3 1 11 27
|
K3 1 11 28
|
TS8
|
K3 1 11 29
|
K3 1 11 30
|
K3 1 11 31
|
K3 1 11 32
|
TS9
|
K3 1 11 33
|
K3 1 11 34
|
K3 1 11 35
|
K3 1 11 36
|
TS10
|
K3 1 11 37
|
K3 1 11 38
|
K3 1 11 39
|
K3 1 11 40
|
- Keterangan* : Seluruh TS KRL KfW ini dibawah asuhan PUK (Pengawas Urusan Kereta) KRL Klaten (rencana alokasi untuk Depo KRL Solo Jebres bila telah selesai pembangunannya).
Lihat pula
Referensi
Pranala luar
|
---|
Armada |
---|
KRL non-AC, tak beroperasi | |
---|
KRL AC impor dari Jepang dan buatan PT INKA, tak beroperasi | |
---|
KRL AC impor dari Jepang dan buatan PT INKA | |
---|
Non-KRL | |
---|
| |
Layanan yang beroperasi (Commuter Line ...) |
---|
Kereta api bandara**** | |
---|
Kereta api komuter* | |
---|
Kereta api lokal*** | |
---|
|
Layanan yang tidak beroperasi** |
---|
|
|
|
*dioperasikan oleh PT KAI Commuter Jabodetabek (hingga 20 September 2017) dan PT Kereta Commuter Indonesia (hingga saat ini)
**dioperasikan oleh PT Kereta Api Divisi Angkutan Perkotaan Jabotabek (hingga 15 September 2008) & PT KA Commuter Jabodetabek (hingga 2 Juli 2011)
***operasional dialihkan dari swakelola perusahaan induk karena berfokus pada layanan antarkota dan aglomerasi.
****operasional dialihkan dari KAI Bandara
|