Kereta rel listrik Tokyu seri 8500 (東急8500系(電車)code: ja is deprecated , Tōkyū 8500-kei (densha)) adalah kereta rel listrik buatan Tokyu Car Corporation, Jepang, yang kini beroperasi di lintas CommuterJabodetabek. KRL berteknologi Field Chopper Control dan body-nya terbuat dari stainless steel ini pernah digunakan di lintas Tokyu Den-en-toshi Line dan Tokyu Toyoko Line. Ciri khas KRL ini adalah menggunakan AC dan kipas angin dalam kereta secara bersamaan, di mana kipas angin yang juga berfungsi untuk membantu kerja AC ini sudah dipasang sejak KRL ini awal beroperasi, karena sebelum dekade 80-an, masih banyak KRL di Jepang tidak menggunakan AC.
Indonesia membeli kereta ini bersamaan dengan KRL Tōkyū seri 8000, yang merupakan saudara dari KRL ini, dengan harga sekitar Rp 800 juta per kereta, atau sekitar 6,5 miliar untuk satu rangkaian dengan stamformasi 8 kereta dalam satu rangkaiannya. Selain itu, KRL Tokyu seri 8500 ini juga dijual ke Nagano Electric Railway dan Chichibu Railway dengan formasi 3 kereta per set dan satu kereta nomor 8723 diberikan kepada Izukyu Corporation yang kemudian dimodifikasi menjadi berkabin masinis.[1]
Ciri khas KRL ini adalah menggunakan AC dan kipas angin dalam kereta secara bersamaan, di mana kipas angin yang juga berfungsi untuk membantu kerja AC ini sudah dipasang sejak KRL ini awal beroperasi, karena sebelum dekade 80-an, masih banyak KRL di Jepang tidak menggunakan AC.
Perbedaan antara KRL ini dengan saudaranya, KRL Tokyu seri 8000 adalah kacanya yang lebih berbentuk kotak, tidak menjorok ke bawah, serta memiliki 3 penanda tujuan di atas pintu darurat serta kaca depan di kabin masinis. Selain itu, semuanya sama persis seperti sistem AC dan kelistrikannya, sehingga memungkinkan kereta ini dan KRL Tokyu seri 8000 bertukar unit kereta. Sama seperti KRL Tokyu seri 8000, semua set KRL Tokyu seri 8500 ini di bawah perawatan dan milik Depo KRL Bukit Duri.[2]
KRL buatan tahun 1975 ini didatangkan ke Indonesia mulai tahun 2006, sebagai KRL seri keempat yang didatangkan ke Indonesia setelah KRL Toei seri 6000, JR East seri 103, dan Tokyu seri 8000. KRL inilah yang pertama kalinya menggunakan livery merah kuning khas PT KAI Commuter Jabodetabek (kini Kereta Commuter Indonesia), tepatnya pada rangkaian 8513F atau yang dikenal dengan nama "Jalita".
Sejarah
Pengoperasian di Indonesia (2006-sekarang)
KRL ini pertama kali datang pada tahun 2006, yaitu rangkaian 8504F. Kemudian tahun 2007-2009 didatangkan lagi beberapa set KRL dengan set 8513F "Jalita" sebagai rangkaian terakhir yang datang dan menjadi KRL pertama yang dibeli pada era PT KAI Commuter Jabodetabek.
Sebelumnya, KRL ini memiliki masalah khusus, ketika pada operasionalnya KRL ini tidak mampu melewati lintas Serpong dan Tangerang karena adanya blankspot (listrik aliran atas tanpa arus listrik), dan KRL ini menggunakan sistem Field Chopper Control dan VVVF-GTO yang tidak cocok untuk kedua lintas tersebut. Namun, setelah KRL Tokyo Metro (seri 7000, 05, 6000) yang berteknologi Chopper dapat masuk ke lintas Serpong-Parung Panjang-Maja serta Tangerang, KRL ini bersama KRL Tokyu seri 8000 pun bisa masuk ke lintas tersebut.
Selama masa pengoperasiannya, KRL ini bersama saudaranya yaitu KRL Tokyu seri 8000 sudah berpengalaman beroperasi di seluruh lintas Jabodetabek, khususnya di lintas Bogor. Kereta ini sejak awal beroperasi pernah berdinas sebagai KRL Ekspres AC dan juga Ekonomi AC, sebelum akhirnya menjadi KRL Commuter Line.
Saat ini, KRL Tokyu 8500 sudah dapat melaju di lintas Serpong dan Tangerang, meskipun saat ini lebih sering berdinas di lintas Jatinegara-Depok/Bogor mengingat perannya sebagian besar telah tergeser oleh KRL JR East seri 205. Seiring menuanya usia KRL, serta keterbatasan suku cadang, 2 rangkaian telah mangkrak mendahului saudaranya.
Seiring mulai menuanya KRL ini beserta KRL eks-Jepang yang diimpor sebelum era KCJ dan makin mendekatnya masa pensiun, KRL ini bersama dengan KRL Tokyu seri 8000 dan KRL lainnya mulai dicat dengan livery KCJ yaitu merah-kuning, dengan set 8504F sebagai rangkaian pertama yang menggunakan livery KCJ. Selain itu, kereta ini juga mulai mengalami pengacakan formasi rangkaian sehingga dapat dibuat menjadi rangkaian 12 kereta.
Formasi rangkaian
Di Jepang, rangkaian ini dioperasikan dengan formasi 10 kereta sebagai berikut.
Nomor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Penomoran
DeHa 8600
DeHa 8700
SaHa 8900
DeHa 8800
DeHa 8700
DeHa 8800
DeHa 8700
SaHa 8900
DeHa 8800
DeHa 8500
Penomoran Lainnya
DeHa 0700
DeHa 0800
DeHa 0700
DeHa 0800
DeHa 0700
DeHa 0800
Kodifikasi
MC2
M1
T
M2
M1
M2
M1
T
M2
MC1
Di Indonesia, rangkaian ini dioperasikan dengan formasi 8 kereta, di mana terdapat 2 kereta dari masing-masing formasi yang ditinggalkan di Jepang, tidak ikut dibawa ke Indonesia saat pembelian. Kedua kereta yang tidak dibawa tersebut selanjutnya dirucat di Jepang. Formasinya seperti pada tabel berikut.
Nomor
1
2
3
4
5
6
7
8
Penomoran
DeHa 8600
DeHa 8700
SaHa 8900
DeHa 8800
DeHa 8700
SaHa 8900
DeHa 8800
DeHa 8500
Penomoran Lainnya
DeHa 0700
DeHa 0800
DeHa 0700
DeHa 0800
Kodifikasi
MC2
M1
T
M2
M1
T
M2
MC1
Daftar rangkaian
Terdapat 7 rangkaian yang dibeli oleh Divisi Jabotabek dan 1 rangkaian yang dibeli oleh PT KCJ. Dari total 8 rangkaian tersebut, hanya 6 yang masih dapat dioperasikan. Rangkaian 8511F sudah tidak beroperasi dikarenakan menjadi rangkaian pendonor untuk rangkaian KRL eks Tokyu lainnya, di mana kereta-kereta tengahnya digunakan pada rangkaian 8518F dan 8007F (yang merupakan KRL Tokyu 8000). Rangkaian 8513F "Jalita" yang merupakan pembelian PT KCJ juga sudah tidak beroperasi dan telah dikirim ke Stasiun Cikaum untuk ditanahkan dikarenakan kesulitan suku cadang. Rangkaian 8507F, 8508F, dan 8512F sudah tidak beroperasi dan telah dikirim ke Stasiun Pasirbungur untuk ditanahkan.
Rangkaian formasi 12 kereta
Daftar rangkaian formasi 12 kereta
Susunan rangkaian
Nomor
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
8504F
8604
8704
8904
8825
8719
8008
8007
8245
8711
8909
8804
8504
8510F
8610
8710
8951
0817
0717
8929
8812
0815
0715
8927
8810
8510
8518F
8618
8724
8911
8828
8743
8948
8807
8855
8753
8954
0811
8518
Keterangan
Beberapa unit kereta bertukar tempat.
Susunan rangkaian 8518F dapat berubah sewaktu-waktu.
8511F sudah tidak beroperasi dan ditanahkan di Depo KRL Depok. Beberapa keretanya digunakan pada rangkaian 8003F dan 8504F.
8507F menjadi rangkaian donor untuk memanjangkan rangkaian 8518F menjadi 12 kereta. Saat ini hanya empat kereta tersisa dan kini sudah ditanahkan bersama 8508F di Stasiun Pasirbungur.[3]
8512F mengalami kecelakaan di Kebon Pedes, Bogor, pada Minggu pagi, 10 Maret 2019 yang menyebabkan KRL tersebut harus afkir dan kini sudah ditanahkan di Stasiun Pasirbungur.[4]. Empat kereta yang selamat digunakan pada rangkaian 8510F.
Pada Minggu, 10 Maret 2019, KA 1722 dengan relasi Jatinegara-Bogor anjlok di bilangan Cilebut-Bogor. Insiden ini melibatkan rangkaian 8612F. Kereta 8612 anjlok, terguling, dan menabrak tiang LAA (listrik aliran atas) hingga tumbang dan bodi KRL penyok pada bagian samping depan. Sementara kereta 8712 dan 8912 terguling. Tidak ada laporan soal korban jiwa.[7][8]
Galeri
KRL 8610F (2021)
KRL Tokyu 8604F di Stasiun Rajawali
KRL Tokyu 8500 di Stasiun Jatinegara
KRL 8613F (2011)
KRL 8613F (2009)
KRL Jalita di stasiun Gambir yang sudah tidak beroperasi.
*dioperasikan oleh PT KAI Commuter Jabodetabek (hingga 20 September 2017) dan PT Kereta Commuter Indonesia (hingga saat ini)
**dioperasikan oleh PT Kereta Api Divisi Angkutan Perkotaan Jabotabek (hingga 15 September 2008) & PT KA Commuter Jabodetabek (hingga 2 Juli 2011)
***operasional dialihkan dari swakelola perusahaan induk karena berfokus pada layanan antarkota dan aglomerasi.
****operasional dialihkan dari KAI Bandara