Keraton Kacirebonan
Keraton Kacirebonan adalah sebuah bangunan dahulu sebagai tempat para selir para raja dan sultan keraton kasepuhan yang berada di daerah Pulasaren (sekarang jalan Pulasaren, kecamatan Pekalipan, kota Cirebon)[1]. Keraton Kacirebonan dibangun pada sekitar tahun 1800-an[2]. Bangunan kolonial ini banyak menyimpan benda-benda peninggalan sejarah seperti Keris, Wayang, perlengkapan Perang, Gamelan dan lain-lain. Komplek keraton Kacirebonan tepatnya berada sekitar 1 km sebelah barat daya dari Keraton Kasepuhan dan kurang lebih 500 meter sebelah selatan Keraton Kanoman. Keraton Kacirebonan posisinya memanjang dari utara ke selatan (posisi yang sama dengan keraton-keraton lain di Cirebon) dengan luas tanah sekitar 46.500 meter persegi.[3] ArsitekturBangunan Kacirebonan masuk ke dalam model gaya percampuran Cina, Bangunan zaman Kolonial dan Tradisional . Bentuk bangunannya seperti bangunan pembesar pada zaman kolonial Belanda dengan pengaruh arsitektur Eropa yang kuat. Bangunan induk![]() ![]() Setelah wafatnya Sultan Kacirebonan I Sultan Cerbon Amirul Mukminin pada tahun 1814, Ratu Raja Resminingpuri yang merupakan permaisuri dari mendiang almarhum Sultan Kacirebonan I tinggal di area Taman Sari Gua Sunyaragi, tetapi dengan memiliki anak yang masih kecil dan baru berumur lima tahun yaitu Pangeran Raja Madenda Hidayat yang kelak menjadi Sultan Kacirebonan II dia memutuskan untuk membangun sebuah keraton Kacirebonan di Pulosaren dengan uang pensiunan yang selama ini ditolaknya. Pada masa awal pembangunan keraton Kacirebonan Ratu Raja Resminingpuri membuat bangunan induk keraton, Paseban dan Tajug (mushola).[2][3]
Ratu Raja Resminingpuri pun menjadi wali atas puteranya yang masih kecil tersebut. Setelah Pangeran Raja Madenda Hidayat dewasa, Ratu Raja Resminingpuri memberikan tahtanya kepada puteranya tersebut dengan gelar sultan namun hal itu ditolak oleh Belanda. (menurut Besluit hanya Sultan Kacirebonan I saja yang berhak menyandang gelar sultan) Gedong IjoPada tahun 1875 Pangeran Raja Denda Wijaya yang bergelar Raja Madenda membangun Gedong Ijo dalam komplek keraton Kacirebonan, Gedong Ijo adalah bangunan yang menghadap ke timur dan berdenah persegi panjang. Ruang dalam dibagi tiga, yaitu ruang utara dan ruang selatan yang ditempati oleh keluarga sultan sedangkan ruang tengah kosong. PringgowatiPada masa kepemimpinannya, Sultan Kacirebonan IV Pangeran Madenda Partadiningrat membangun Pringgowati yaitu ruang tengah yang terdapat benda-benda kebesaran keraton, berfungsi sebagi tempat istirahat sultan. Di sebelahnya terdapat ruang Pinangeran. PinangeranRuang Pinangeran adalah ruangan yang berada disebelah Pringgowati, berfungsi sebagai tempat tinggal kerabat sultan dan tempat penyimpanan alat-alat perayaan Muludan. Kaputran dan KaputrenTempat peristirahatan putra dan putri. Keraton Kacirebonan sebagai Objek VitalKeraton Kacirebonan berserta empat komplek bangunan keraton lainnya yakni, keraton Kasepuhan, keraton Kanoman dan Kaprabonan ditetapkan menjadi objek vital yang harus dilindungi. Penilaian tersebut berdasarkan pertimbangan dari institusi kepolisian, dengan adanya penilaian tersebut maka kepolisian setempat wajib menempatkan personilnya untuk melakukan penjagaan di setiap keraton-keraton tersebut, termasuk diantaranya keraton Kanoman.
.[4] Sebagai bentuk realisasi pengamanan objek vital, maka keraton harus dijaga oleh personil kepolisian Pengamanan, 2 personil,
Sebuah keraton bukan kasultanan yang dimana tidak memiliki sultan GaleriReferensi
![]() Wikimedia Commons memiliki media mengenai Kraton Kacirebonan.
|