Pada level klub, karier profesional Buffon dimulai ketika bermain dengan Parma pada tahun 1995, di mana ia melakukan debutnya di Serie A. Ia segera masuk ke starting line-up dan mendapatkan reputasi sebagai salah satu penjaga gawang muda paling menjanjikan di Italia, membantu Parma memenangkan Coppa Italia, Piala UEFA dan Supercoppa Italiana pada tahun 1999. Setelah bergabung dengan Juventus pada tahun 2001, di mana ia mencatatkan rekor transfer terbesar untuk penjaga gawang sebesar €52 juta pada saat itu, Buffon memenangkan gelar Serie A pada dua dua musim pertamanya di klub, dan membuktikan dirinya sebagai salah satu penjaga gawang terbaik di dunia. Dalam periode pertamanya bermain di Juventus, ia memenangkan sembilan gelar Serie A,[nb 3] empat Coppa Italia, dan lima Supercoppa Italiana. Ia adalah penjaga gawang pertama yang memenangkan penghargaan Pemain Terbaik Serie A, dan dinobatkan sebagai Penjaga Gawang Terbaik Serie A sebanyak dua belas kali. Setelah mencapai final Liga Champions UEFA 2015 dan 2017, ia dinobatkan sebagai salah satu pemain yang masuk dalam Skuat Terbaik Liga Champions pada kedua kesempatan tersebut, dan memenangkan penghargaan Penjaga Gawang Terbaik FIFA pada tahun 2017. Setelah 17 tahun bersama Juventus, Buffon menandatangani kontrak dengan klub Prancis, Paris Saint-Germain pada usia 40 tahun pada tahun 2018, ia dimainkan secara bergantian dengan Alphonse Areola; ia memenangkan gelar Trophée des Champions dan Ligue 1 dalam satu-satunya musim bersama tim itu, sebelum kembali ke Juventus pada tahun berikutnya. Selama musim 2019–2020, Buffon berperan sebagai cadangan dari Wojciech Szczęsny, tetapi masih berhasil memecahkan rekor penampilan terbanyakPaolo Maldini di Serie A dan rekor pemain dengan gelar Serie A terbanyak sebanyak sepuluh gelar bersama Juventus. Musim berikutnya, ia tetap menjadi cadangan, tetapi sering menjadi starter di Coppa Italia, di akhir musim ia memenangkan gelar Coppa keenamnya. Pada Juni 2021, ia kembali ke klub masa kecilnya Parma, yang terdegradasi ke Serie B pada musim itu.
Kehidupan pribadi
Terlahir dari keluarga berlatar belakang olahraga[24][25] dengan ibu Maria Stella sebagai atlet lempar cakram dan ayahnya Adriano Buffon sebagai atlet angkat besi,[25] Buffon merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Dua adik perempuannya yaitu Veronica dan Guendalina juga saat ini berprofesi sebagai atlet bola voli. Paman Buffon sendiri yaitu Angelo Masocco juga berprofesi sebagai atlet bola basket.[25] Salah satu penjaga gawang legendaris Italia yaitu Lorenzo Buffon juga masih ada hubungan darah dengan kakek Gianluigi Buffon.
Saat ini Buffon bertunangan dengan model Ceko Alena Šeredová.[26] Pasangan ini telah memiliki dua anak yaitu Louis Thomas (lahir 28 December 2007) dan David Lee (lahir 31 October 2009). Anak pertama Buffon dinamai "Thomas" dengan mengambil basis dari Thomas Nkono, yang merupakan penjaga gawang idola Buffon sewaktu masih kecil. Buffon berteman baik dengan beberapa pemain sepak bola di antaranya Alessandro Del Piero dan Pavel Nedved.
Karier klub
Karier junior dan awal di Parma
Buffon memulai kariernya melalui akademi sepak bola muda di klub AC Parma pada 1991 di usia 15 tahun. Dia kemudian lulus dari tim junior pada tahun 1995. Buffon lalu memulai debut Serie A saat Parma melawan AC Milan pada 19 November 1995, dan dalam pertandingan ini Parma berhasil menahan imbang Milan dengan skor 0-0. Buffon lantas diberikan kesempatan bermain lagi selama delapan kali, dan baru resmi menjadi penjaga gawang utama Parma pada 1996, saat itu dia ditangani oleh pelatih penjaga gawang legendaris Louie P. Selama kiprahnya di Parma, Buffon melahap lebih dari 200 pertandingan, dan pada musim keempatnya di 1998-1999, dia berhasil mengantar Parma menjadi juara Piala UEFA[27] serta Coppa Italia.
Musim 2000-01 merupakan musim terakhir Buffon di Parma. Saat itu gosip yang berkembang ia akan diambil oleh tim-tim besar dari luar Italia. Sementara di Italia dia juga sempat digosipkan akan dibeli oleh juara bertahan AS Roma. Namun kabar ini kemudian dibantah oleh pihak Roma dan mereka kemudian membeli Ivan Pelizzoli dari Atalanta. Buffon sendiri santai menanggapi gosip ini, dan ia berujar bahwa:
Saya rasa, Roma bukanlah tempat yang baik bagi saya untuk mengembangkan karier. Mereka memang juara tetapi keuangan mereka tipis sehingga kemungkinan akan membuat saya berjuang sendirian sebagai salah satu bintang di sana bersama Francesco Totti.[28]
Klub asal Turin, Juventus kemudian bergerak cepat dengan membelinya satu paket bersama Lilian Thuram. Harga transfer Buffon sendiri saat itu adalah £32,6 juta yang sekaligus menobatkannya sebagai penjaga gawang termahal dunia.[29] Sebagai bagian dari transfernya, Juventus kemudian memberikan Jonathan Bachini untuk Parma.[30]
Juventus
2001–2004: Dominasi di bawah Lippi
Gianluigi Buffon menjadi salah satu pemain yang didatangkan Juventus di musim 2001-02 bersama rekan setimnya di Parma yaitu Lilian Thuram dan gelandang SS LazioPavel Nedved.[31] Juventus sendiri berhasil mendapatkan uang segar usai menjual bintang mereka Zinedine Zidane ke Real Madrid.[32][33] Juventus juga kemudian mendatangkan Marcello Lippi kembali sebagai pelatih usai memecat Carlo Ancelotti yang dinilai gagal mengantar Juve juara Serie A sekalipun dibekali dengan pemain-pemain bintang.
Pada musim pertamanya dengan Juventus, Buffon menjadi penjaga gawang utama langganan starting eleven di mana ia tampil dalam 45 pertandingan resmi. Buffon lantas berhasil mengantar Juve juara Serie A melalui aksi heroik di pertandingan terakhir ketika klubnya berhasil menang dan di tempat lain Inter Milan yang tampil sebagai pemimpin klasemen hingga baru mengalami kekalahan di pekan ke-33. Kemudian di musim 2002-03, Buffon tampil dalam 47 pertandingan resmi dan sekali lagi mengantar Juventus menjuarai Serie A. Ia juga kemudian berhasil mengantar Juve menembus final Liga Champions yang digelar di Stadion Old Trafford, Inggris. Sayangnya Juve saat itu kalah dari rival senegaranya, AC Milan dalam adu penalti.[34] Atas prestasinya tersebut, pada tahun 2003, Buffon kemudian dianugerahi penghargaan UEFA Most Valuable Player[35] dan gelar sebagai penjaga gawang Terbaik Dunia.
Musim 2003-04, Buffon tampil dalam 38 pertandingan, meskipun Juventus saat itu gagal menjuarai Serie A. Ia lantas mendapatkan penghargaan lain yaitu masuk dalam Daftar 125 Pesepak bola Aktif Terbaik versi legenda sepak bola Brasil, Pele.[36] Penghargaan ini ia dapatkan pada awal tahun 2004. Kemudian di musim 2004-05, Buffon kembali tampil sebagai salah satu bintang yang mengantarkan Juventus juara Serie A dibawah asuhan Fabio Capello.
Agustus 2005, Buffon sempat mengalami kecelakaan saat menghadapi AC Milan dalam ajang pra musim Luigi Berlusconi Trophy. Ia bertabrakan di lapangan dengan gelandang Milan, Kaka saat mengejar bola lepas dan kemudian divonis menderita cedera dislokasi bahu dan harus segera dioperasi. Khawatir dianggap "perusak tim" oleh supporter Juventus, AC Milan kemudian berbaik hati meminjamkan penjaga gawang mereka yaitu Christian Abbiati[37] sebagai pengganti sementara sampai operasi Buffon berhasil dan pulih. Buffon lantas kembali bermain bersama Juve pada November 2005, tetapi tak lama kemudian ia mengalami cedera kembali dan baru bisa tampil penuh di bulan Januari. Meskipun begitu, duet Abbiati dan Buffon yang tampil bergantian berhasil mengantar Juventus menjuarai Serie A untuk ke-29 kalinya sepanjang sejarah klub.
Pada tanggal 12 Mei2006, Buffon, bersama dengan tim Juventus dan sesama penjaga gawang Antonio Chimenti dan beberapa pemain lainnya divonis terlibat dalam sebuah judi ilegal dalam pertandingan antara Juventus melawan Parma. Dia lantas membela diri di hadapan pengadilan dan dia mengakui sering terlibat dalam perjudian, tetapi tidak pernah sekalipun ia berjudi atas nama tim (dalam hal ini Juventus). Melihat pengakuannya soal judi, spekulasi mulai merebak di Italia bahwa bisa saja Buffon tergusur dari posisinya sebagai penjaga gawang utama timnas Italia di Piala Dunia 2006, namun kemudian gosip itu pudar dan pada 15 Mei diumumkan secara resmi bahwa Buffon akan menjadi penjaga gawang utama timnas Italia di PD 2006. Selanjutnya seluruh pemain Juventus kemudian dibebaskan dari tuduhan judi ilegal pada 27 Juni 2007 atau setahun usai kasus ini dipersidangkan.[38]
Usai diumumkan sebagai penjaga gawang di PD 2006, Buffon kemudian menghadapi masalah baru. Klubnya, yaitu Juventus, didakwa telah terlibat dalam skandal Calciopoli, dan sebagai akibatnya, Juventus terpaksa melepas dua gelar Serie A di 2004-05 dan 2005-06 serta terkena hukuman turun ke Serie B.[39] Desas-desus lain kemudian muncul bahwa Buffon akan dilepas oleh Juventus untuk menghemat biaya.[40] Beberapa klub yang tertarik saat itu di antaranya adalah Manchester United, AC Milan, dan Real Madrid. Namun kemudian manajemen Juventus memutuskan untuk tidak menjual Buffon, dan Buffon sendiri menerima hukuman yang diberikan pada Juventus apa adanya. Ia lantas menambahkan bahwa Serie B adalah sebuah divisi yang belum pernah Juventus menangi, dan akan sangat menyenangkan jika Juve bisa menjuarainya.
April 2007, wakil presiden Milan Adriano Galliani menyatakan bahwa Buffon telah setuju untuk dikontrak Milan menggantikan Dida.[41] Hal ini kemudian dibantah oleh Buffon, yang menyatakan bahwa ia tidak pernah dihubungi oleh pihak Milan.[42]
2007–2010: Juara Serie B dan kembali ke Serie A
Usai Juventus memenangkan Serie B dan kembali ke Serie A pada musim 2007-08, Buffon kemudian setuju untuk memperpanjang kontrak dengan klubnya tersebut sampai musim 2012.[43] Buffon kembali menjadi bintang Juve saat mengantar klub tersebut menempati peringkat tiga Serie A 2007-08 dan mendapat jatah kualifikasi Liga Champions pada tahun kembalinya Juve ke Serie A. Musim 2008-09, Buffon kemudian didera beberapa cedera, di antaranya cedera punggung dan cedera otot.[44] Dari bulan September 2008 sampai Januari 2009, penjaga gawang pengganti Buffon yaitu Alexander Manninger secara meyakinkan tampil luar biasa dan mendapat banyak pujian.[45] Manninger kemudian lebih banyak dipakai oleh pelatih Claudio Ranieri ketimbang Buffon sekalipun Buffon telah pulih 100%. Buffon juga sempat kesal dan sedih saat ia digantikan oleh Manninger saat melawan Lecce dan Atalanta. Rumor berkembang Buffon mulai muak dan bosan dengan Juventus.[46] Buffon pun mengakui bahwa ia sempat marah dan kesal, tetapi baginya tidak ada jalan lain ketimbang menerima keputusan pelatih. Buffon pun akhirnya memilih untuk kembali memperpanjang kontrak sampai akhir 2013,[47] dan mengisyaratkan bahwa dirinya ingin pensiun bersama Juventus.[48]
2011–sekarang: Era Conte dan kembali meraih kemenangan
Musim 2011-12, Buffon tampil luar biasa sepanjang musim lewat beberapa penyelamatan gemilang. Di antaranya saat menghadang tendangan penalti dari Francesco Totti dan yang kontroversial yaitu menghalau sundulan Muntari.[49] Buffon kembali berhasil mengantarkan Juventus meraih Scudetto di bawah asuhan pelatih Antonio Conte.
Selama putaran final Piala Dunia 2006 di Jerman, Buffon tampil dalam form yang luar biasa karena ia hanya kebobolan dua gol dan mencatat lima kali clean sheet. Catatan lain Buffon di PD 2006 adalah ia tidak kebobolan selama 453 menit. Dua gol yang bersarang ke gawang Buffon adalah saat terjadinya gol bunuh diri Cristian Zaccardo saat melawan tim nasional sepak bola Amerika Serikat[50] dan gol penalti di final dari Zinedine Zidane (tim nasional sepak bola Prancis). Buffon juga menjadi pahlawan dalam pertandingan final PD 2006 tepatnya ketika berlangsungnya adu penalti usai Prancis menahan imbang Italia 1-1. Buffon berhasil menahan tendangan David Trezeguet dan dengan penalti dari Fabio Grosso, akhirnya Italia berhasil menjadi juara dunia 2006.[51][52] Dari prestasinya tersebut, Buffon kemudian mendapat anugerah Penghargaan Lev Yashin karena tampil luar biasa selama tahun 2005-2006.[53]
Pada Euro 2008, Gianluigi Buffon mendapatkan kesempatan tampil sebagai kapten timnas usai Fabio Cannavaro mundur dari turnamen akibat cedera. Pada pertandingan penyisihan grup melawan tim nasional sepak bola Rumania pada 13 Juni, Buffon berhasil menyelamatkan tendangan penalti dari Adrian Mutu dan pertandingan berakhir dengan skor 1-1. Buffon lantas tampil luar biasa saat melawan Prancis di pertandingan terakhir grup, namun sayangnya penampilan luar biasa Buffon tersebut harus berakhir ketika melawan tim nasional sepak bola Spanyol di perempat final 9 hari kemudian, karena Italia dipaksa menyerah 4-2 lewat adu penalti, dan Buffon hanya bisa menangkis satu tendangan penalti dari Spanyol.[54]
14 Juni 2010 di Piala Dunia 2010, Buffon diganti di babak pertama usai Italia bermain imbang dengan tim nasional sepak bola Paraguay di Grup F.[55] Alasan digantinya Buffon adalah karena cedera urat syarafnya kambuh dan kemudian sampai Italia tereliminasi dari PD 2010, Buffon tidak pernah dimainkan lagi.[56]
Setelah pensiunnya Fabio Cannavaro dari Timnas, Buffon menjadi kapten (sepak bola) baru tim nasional. Pada tanggal 9 Februari 2011, setelah pulih dari cedera punggung, Buffon memainkan pertandingan pertamanya sebagai kapten resmi di pertandingan persahabatan melawan Jerman yang digelar di Dortmund.
Pada Euro 2012 Buffon bertindak sebagai kapten selama keseluruhan turnamen. Dia terus tanpa kebobolan, ketika melawan Irlandia di pertandingan ketiga babak grup, dan melawan Inggris, menyelamatkan penalti penting dari Ashley Cole dalam adu penalti di perempatfinal. Pada laga semifinal melawan Jerman, Buffon membuat beberapa penyelamatan penting, hanya dikalahkan dengan hukuman penalti oleh Mesut Özil di menit 92. Italia memenangkan pertandingan 2-1 dan melaju ke Final melawan Juara bertahan Spanyol, Di final Spanyol mengalahkan Italia 4-0.
^"Acquistato Buffon". Juventus FC (dalam bahasa Italian). 3 July 2001. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2001-09-07. Diakses tanggal 6 April 2010.Teks "L_IT,00.html" akan diabaikan (bantuan); Teks "L_IT,00.html" akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^"Zidane al Real". Juventus F.C. (dalam bahasa Italian). 2001-07-09. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2001-08-06. Diakses tanggal 2010-04-06.Teks "L_IT,00.html" akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^ abcdKesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama Gianluigi Buffon, Uefa.com Profile
^José Luis Pierrend (8 Januari 2015). "The "Bravo" Award". RSSSF. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 Juli 2014. Diakses tanggal 20 November 2015.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Albo d'Oro" (dalam bahasa Italia). assocalciatori.it. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 Mei 2013. Diakses tanggal 15 September 2015.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Gianluigi Buffon" (dalam bahasa Italia). grangala.assocalciatori.it. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-03. Diakses tanggal 25 Oktober 2019.
^ abKesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama UEFA Awards
^Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama positional awards
^Karel Stokkermans (14 Maret 2007). "ESM Season XI 2002/03". RSSSF. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 Februari 2016. Diakses tanggal 20 Mei 2015.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"FORMER RESULTS". IFFHS.de. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 Desember 2016. Diakses tanggal 18 Oktober 2015.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"The Fifa 100". The Guardian. 4 Maret 2004. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-06-19. Diakses tanggal 9 Juni 2015.
^Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama conf
^Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama all-star
^"FIFPro World XI 2005/2006". FIFPro. 20 Desember 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 Juli 2015. Diakses tanggal 9 Juni 2015.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"FIFPro World XI 2006/2007". FIFPro. 20 Desember 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Maret 2014. Diakses tanggal 9 Juni 2015.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"FIFA FIFPro World11". FIFA.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 November 2016. Diakses tanggal 23 Oktober 2017.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama Spain dominate
^Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama Ten Spain
^"Gran Galà del Calcio Aic. E' Pirlo il migliore del 2012" [Gran Galà del Calcio Aic. Pirlo is the best of 2012] (dalam bahasa Italia). Tuttosport. 27 January 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 June 2015. Diakses tanggal 1 June 2015.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Serie A, Gran Galà del Calcio Aic. Tutte le frasi e i premi" [Serie A, Gran Galà del Calcio Aic. All the quotes and awards] (dalam bahasa Italia). Tuttosport. 15 December 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 March 2016. Diakses tanggal 11 January 2016.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama Donnarumma