Final Kejuaraan Eropa UEFA 2012
Final Kejuaraan Eropa UEFA 2012 adalah sebuah pertandingan sepak bola yang berlangsung pada tanggal 1 Juli 2012, di Stadion Olimpiade, di Kyiv, Ukraina, untuk menentukan pemenang Kejuaraan Eropa UEFA 2012.[2] Juara bertahan Spanyol yang mengalahkan Jerman dengan skor 1–0 di final 2008, berhasil mempertahankan gelar setelah meraih kemenangan 4–0 atas Italia. Kemenangan tersebut sekaligus membuat Spanyol sebagai tim nasional pertama yang menjuarai tiga turnamen resmi FIFA secara berturut-turut.[3][4] Juara kali ini berhak mengikuti Piala Konfederasi FIFA 2013 sebagai perwakilan UEFA. Namun, oleh karena Spanyol telah lolos sebagai juara Piala Dunia FIFA 2010 maka Italia otomatis lolos sebagai perwakilan UEFA, meski kalah pada final kali ini.[5] Pertandingan ini menjadi final dengan skor kemenangan terbesar dan final keempat sepanjang sejarah Kejuaraan Eropa UEFA yang mempertemukan dua tim yang telah bertemu sebelumnya di babak penyisihan grup — sebelumnya telah terjadi pada 1988, 1996 dan 2004. Latar belakangSebelum turnamen, Italia dan Spanyol telah bertemu 30 kali, dengan Italia meraih sepuluh kemenangan sedangkan Spanyol meraih delapan kemenangan. Italia memenangkan pertemuan terakhir mereka dengan skor 2–1 saat menjadi tuan rumah sebuah laga persahabatan pada 10 Agustus 2011 di Stadion San Nicola, di Bari.[6][7] Pertemuan terakhir mereka pada pertandingan pertama Grup C Piala Eropa 2012 berakhir dengan skor imbang 1–1. Italia berhasil mencetak gol lebih dahulu melalui serangan balik cepat oleh Antonio Di Natale memanfatkan umpan dari Andrea Pirlo pada menit ke-61 dan tiga menit kemudian langsung dibalas oleh Cesc Fàbregas menyelesaikan umpan terobosan dari David Silva.[8]
Spanyol lolos ke final setelah di semifinal mengalahkan Portugal dengan skor 4–2 melalui adu penalti setelah bermain imbang (0–0) selama 120 menit. Spanyol memainkan final yang keempat kalinya setelah sebelumnya meraih kemenangan pada final 1964 dan final 2008, serta hanya kalah di final final 1984.[9] Italia lolos ke final setelah di semifinal berhasil mengalahkan Jerman dengan skor 2–1 melalui dua gol dari Mario Balotelli.[10] Italia memainkan finalnya yang ketiga setelah memenangkan final 1968 melawan Yugoslavia dan kalah dari Prancis pada final 2000. KualifikasiSpanyolSpanyol lolos ke Kejuaraan Eropa UEFA 2012 setelah menjadi juara Grup I pada babak kualifikasi dengan memenangkan semua pertandingannya.[11]
ItaliaItalia lolos ke Kejuaraan Eropa UEFA 2012 setelah menjadi juara Grup C pada babak kualifikasi dengan delapan kali menang dua seri tanpa kalah dari sepuluh pertandingan yang dilakukan.[12]
Pra-kejuaraanSpanyolSpanyol dilatih oleh Vicente del Bosque, yang ditunjuk untuk menggantikan Luis Aragones setelah berhasil memenangkan 2008.[15][16] Del Bosque kemudian berhasil membawa Spanyol menjadi juara Piala Dunia FIFA 2010.[17] Spanyol berangkat ke Polandia-Ukraina dengan meninggalkan penyerang David Villa, pencetak gol terbanyak babak kualifikasi, karena mengalami cedera panjang saat membela FC Barcelona melawan Al Sadd pada ajang Piala Dunia Antarklub FIFA 2011.[18] Kapten Barcelona, Carles Puyol juga harus dicoret dari daftar skuat pemain karena mengalami cedera sebulan sebelum kejuaraan dimulai.[19] Spanyol membawa 23 pemain pada kejuaraan ini dengan 18 orang diantaranya adalah pemain yang meraih juara dunia pada tahun 2010. Termasuk di dalamnya adalah Iker Casillas yang telah membela tim nasional sebanyak 136 kali dan Xavi Hernandez yang telah membela tim nasional sebanyak 114 kali. Dalam 23 pemain tersebut termasuk di dalamnya 7 orang pemain dari FC Barcelona dan 5 orang pemain dari Real Madrid.[20] ItaliaCesare Prandelli ditunjuk FIGC untuk menggantikan Marcello Lippi pada tanggal 30 Mei 2010, setelah Piala Dunia FIFA 2010.[21] Prandelli kemudian membawa Italia lolos ke 2012 dengan menjuarai Grup C.[22] Italia berangkat ke Polandia-Ukraina dibayang-bayangi oleh pengungkapan kasus skandal pengaturan skor oleh polisi yang dilakukan oleh kepolisian setempat.[23] Kapten Lazio, Stefano Mauri bersama mantan pemain Genoa, Omar Milanetto bahkan sudah ditahan pihak kepolisian pada tanggal 28 Mei meskipun kemudian dilepaskan dan menjadi tahanan rumah pada 4 Juni, keduanya dituduh melakukan pengaturan skor pertandingan Lecce melawan Lazio dan Lazio melawan Genoa, kedua pertandingan pada Seri A 2010–11.[24] Selain mereka berdua, polisi telah memeriksa setidaknya 19 orang terkait adanya dugaan pengaturan skor tersebut.[25] Termasuk yang diperiksa oleh kepolisian adalah pelatih Juventus, Antonio Conte, dan pemain Zenit St Petersburg, Domenico Criscito yang membuat pelatih Italia, Cesare Prandelli terpaksa mencoret namanya dari daftar skuat untuk kejuaraan ini.[26] Italia sebelumnya juga telah kehilangan Giuseppe Rossi, penyerang Villareal yang sering dimainkan pada babak kualifikasi, terpaksa ditinggal karena mengalami cedera panjang. Namun masih beruntung dengan kesembuhan Antonio Cassano sehingga dapat mengikuti kejuaraan ini.[27] Italia membawa 23 pemain pada kejuaraan ini dengan hanya 10 orang yang mengikuti Piala Dunia 2010, dan 4 orang yang membawa Italia juara pada Piala Dunia FIFA 2006. Termasuk di dalamnya adalah Gianluigi Buffon yang telah membela tim nasional sebanyak 119 kali dan Andrea Pirlo yang telah membela tim nasional sebanyak 88 kali. Dalam 23 pemain tersebut termasuk di dalamnya 7 orang pemain dari Juventus yang baru saja menjuarai Seri A tanpa terkalahkan dalam satu musim.[28] Perjalanan menuju finalSpanyolSpanyol memulai perjalanannya di kejuaraan ini dengan menghadapi juara Piala Dunia FIFA 2006 Italia. Del Bosque secara mengejutkan menurunkan 11 pemain tanpa striker murni, Cesc Fabregas yang biasa bermain sebagai gelandang, dipasang sebagai penyerang. Babak pertama berakhir imbang tanpa gol, memasuki babak kedua pada menit ke-61, Antonio Di Natale yang baru masuk menggantikan Mario Balotelli, mencetak gol memanfaatkan umpan terobosan dari Andrea Pirlo. Tiga menit kemudian Fabregas membalas dengan memanfaatkan umpan dari David Silva, sehingga membuat skor menjadi imbang 1–1 dan bertahan hingga pertandingan selesai.[29] Pertandingan kedua Spanyol adalah melawan Republik Irlandia, yang sebelumnya kalah dari Kroasia dengan skor 1–3. Kali ini Del Bosque memainkan Fernando Torres di depan menggantikan Fabregas, dan tidak butuh waktu lama bagi Torres untuk mencetak gol pertamanya pada menit ke-4 memanfaatkan bola liar di kotak penalti Irlandia. Spanyol menguasai jalannya pertandingan meskipun tidak menambah gol lagi hingga waktu istirahat. Babak kedua baru berjalan 4 menit, David Silva mencetak gol kedua Spanyol melalui tendangan mendatar dalam kotak penalti yang tak mampu diraih oleh penjaga gawang Republik Irlandia, Shay Given. Torres pun mencetak gol keduanya pada pertandingan ini pada menit ke-70 memanfaatkan umpan terobosan Silva, sebelum Torres digantikan oleh Fabregas empat menit kemudian. Ketika pertandingan tinggal menyisakan waktu tujuh menit, Fabregas mencetak gol setelah menerima umpan sepak pojok dari Silva untuk melengkapi kemenangan Spanyol menjadi 4–0.[30] Spanyol hanya membutuhkan hasil imbang melawan Kroasia untuk lolos ke babak perempatfinal. Babak pertama berakhir imbang tanpa gol, hingga babak kedua Spanyol membutuhkan waktu hingga menit ke-88 ketika Jesús Navas mencetak gol memanfaatkan umpan mendatar dari Andrés Iniesta, hasil 1–0 cukup bagi Spanyol untuk menjadi juara Grup C dan membuat Kroasia tersingkir dari kejuaraan.[31] Spanyol menghadapi Prancis yang menjadi runner up Grup D pada babak perempat final. Del Bosque kembali memainkan Fabregas sebagai pemain depan, dengan menyimpan Torres di bangku cadangan. Babak pertama Spanyol menguasai pertandingan hingga Xabi Alonso, yang mencatatakan penampilan ke-100 untuk timnas Spanyol pada pertandingan ini, mencetak gol pada menit ke-19 melalui sebuah sundulan memanfaatkan umpan silang dari Jordi Alba. Skor 1–0 bertahan hingga waktu istirahat babak pertama. Pada menit-menit akhir pertandingan Pedro dijatuhkan di dalam kotak penalti oleh Anthony Réveillère dan tendangan penalti Xabi Alonso berhasil menaklukan Hugo Lloris untuk memastikan kemenangan bagi Spanyol 2–0, membawa mereka lolos ke babak semifinal.[32] Pada semifinal Spanyol menghadapi Portugal yang mengandalkan Cristiano Ronaldo di depan. Tak mau kalah, Del Bosque memainkan Álvaro Negredo sebagai penyerang tunggal. Setelah memainkan 2 x 45 menit waktu normal dan 2 x 15 menit perpanjangan waktu yang juga berakhir imbang 0–0 maka pertandingan dilanjutkan dengan adu penalti. Xabi Alonso yang menjadi penendang pertama bagi Spanyol gagal mencetak gol karena tendangannya ditahan oleh penjaga gawang Portugal, Rui Patrício, Iker Casillas pun tak mau kalah dengan menahan penalti penendang pertama Portugal, João Moutinho. Penendang kedua Spanyol Iniesta sukses menjalankan tugasnya, diikuti oleh penendang kedua Portugal Pepe, penendang ketiga Spanyol Gerard Piqué juga mampu mencetak gol, yang kemudian dibalas oleh penendang ketiga Portugal, Nani. Sergio Ramos, sebagai penendang keempat Spanyol kemudian memberikan keungglan bagi Spanyol 3–2, namun bek Bruno Alves, sebagai penendang keempat Portugal hanya mampu membuat bola menerpa mistar gawang dan memantul keluar. Fabregas mencetak gol penalti terakhir dan memberikan kemenangan 4–2 bagi Spanyol untuk membawa mereka ke final.[33] ItaliaItalia memulai perjalanannya di kejuaraan ini dengan menghadapi juara eropa 2008 dan juara dunia 2010, Spanyol. Prandelli memainkan formasi 3-5-2 dengan menduetkan Antonio Cassano dan Mario Balotelli di depan. Babak pertama berakhir imbang tanpa gol, memasuki babak kedua pada menit ke-61, Antonio Di Natale yang baru masuk menggantikan Mario Balotelli, mencetak gol memanfaatkan umpan terobosan dari Andrea Pirlo. Tiga menit kemudian Fabregas membalas dengan memanfaatkan umpan dari David Silva, sehingga membuat skor menjadi imbang 1–1 dan bertahan hingga pertandingan selesai.[29] Pertandingan kedua Italia akan menghadapi Kroasia yang sebelumnya mengalahkan Irlandia dengan skor 3–2. Prandelli tetap menggunakan formasi 3-5-2 yang sukses menahan imbang Spanyol. Italia lebih menguasai pertandingan namun sering gagal pada penyelesaian akhir, hingga pada menit ke-39, Andrea Pirlo berhasil mencetak gol melalui sebuah tendangan bebas cantik yang tidak mampu ditahan penjaga gawang Kroasia, Stipe Pletikosa. Skor 1–0 bertahan hingga menit ke-72 saat penyerang Kroasia, Mario Mandžukić mampu memanfaatkan umpan silang dari Ivan Strinić membuat skor menjadi imbang 1–1 hingga pertandingan usai.[34] Pada pertandingan terakhir grup, Italia membutuhkan kemenangan saat melawan Irlandia untuk lolos dari Grup C. Prandelli memasang Antonio Di Natale sebagai tim utama, dan Mario Balotelli di simpan di bangku cadangan. Antonio Cassano memecah kebuntuan pada menit ke-35 menyelesaikan umpan dari Andrea Pirlo untuk membawa Italia unggul 1–0 hingga waktu istirahat babak pertama. Balotelli yang masuk menggantikan Di Natale mencetak gol pada menit ke-90 memanfaatkan umpan dari Alessandro Diamanti untuk memberikan kemenangan 2–0 bagi Italia yang bertahan hingga pertandingan selesai.[35] Italia menghadapi Inggris yang menjadi Juara Grup D pada babak perempat final. Kedua tim mengalami kebuntuan hingga 2 x 45 menit selesai, meskipun Italia lebih banyak menguasai jalannya pertandingan. Setelah babak perpanjangan waktu 2 x 15 menit yang juga berakhir imbang tanpa gol, maka dilanjutkan dengan adu penalti. Balotelli sukses mencetak gol penalti pertama, langsung dibalas oleh Steven Gerrard, Riccardo Montolivo yang menjadi penendang kedua gagal memberi poin bagi Italia, Wayne Rooney sukses memberikan keunggulan bagi Inggris 2–1, Pirlo mencetak gol cantik gaya Panenka untuk menyamakan kedudukan, Ashley Young gagal mencetak gol karena mengenai tiang, Antonio Nocerino berhasil mengecoh Joe Hart untuk membalikkan keunggulan bagi Italia menjadi 3–2, mimpi buruk bagi Ashley Cole yang gagal mencetak gol bagi Inggris karena tendangannya mampu ditahan oleh Gianluigi Buffon, dan Alessandro Diamanti mampu menyelesaikan penalti terakhir untuk memberikan kemenangan bagi Italia 4–2 dan lolos ka semi final.[36] Italia menghadapi Jerman yang lebih diunggulkan di babak semi final. Meskipun Jerman lebih banyak menguasai jalannya pertandingan, namun serangan balik cepat dari Italia lebih efektif. Mario Balotelli menunjukkan ketajamannya dengan mencetak gol pertama pada menit ke-20 menyundul umpan silang dari Antonio Cassano yang berhasil mengecoh Mats Hummels, dan meskipun terus ditekan oleh Jerman namun sebuah umpan lambung Riccardo Montolivo pada menit ke-36 membuat Balotelli mampu menerobos jebakan offside dari bek Jerman dan melepaskan tendangan keras untuk menaklukkan penjaga gawang Jerman, Manuel Neuer. Hingga babak pertama berakhir Italia tetap unggul 2–0. Memasuki babak kedua, Jerman berusaha membalas, namun hanya berhasil memcetak satu gol melalui penalti Mesut Özil pada menit ke-92 karena Federico Balzaretti menyentuh bola dengan tangan. Hasil 2–1 cukup untuk mengantar Italia menyusul Spanyol ke final.[37]
Pra-pertandinganStadionStadion Olimpiade, Kyiv, Ukraina, stadion terbesar dari delapan stadion yang digunakan pada kejuaraan ini dipilih menjadi tempat pertandingan final Kejuaraan Eropa UEFA 2012 pada sebuah pertemuan yang digelar pada 25 Juni 2007.[38][39] Sebelumnya, stadion ini telah menyelenggarakan tiga pertandingan Grup D — Ukraina vs. Swedia, Swedia vs. Inggris, dan Swedia vs. Prancis — dan satu pertandingan perempat final Inggris melawan Italia. Stadion Olimpiade pertama kali dibangun pada tahun 1923 setelah Kyiv berhasil dikuasai Tentara Merah pada masa Perang Saudara Rusia (1918-1921), setelah itu juga telah mengalami beberapa kali perbaikan dan pengembangan diantaranya pada tahun 1941, 1966, 1978, 1999 dan 2011.[40] Pengembangan terakhir dilakukan setelah bersama Polandia ditunjuk menjadi tuan rumah kejuaraan ini.[41] Untuk keperluan penyelenggaraan Kejuaraan Eropa UEFA 2012, Stadion Olimpiade memiliki kapasitas maksimal 64.640.[42] Sementara rekor penonton terbanyak adalah 102.000 pada tanggal 16 Maret 1977 dalam pertandingan Piala Champions UEFA 1976–77 antara Dinamo Kyiv dan Bayern Munich yang berakhir dengan kemenangan bagi tuan rumah 2-0.[43] Saat ini Stadion Olimpiade adalah stadion kandang bagi Tim nasional sepak bola Ukraina dan klub Dinamo Kyiv. Stadion ini juga digunakan sebagai tempat konser seperti Shakira pada 8 Oktober 2011[44] dan Madonna pada 4 Agustus 2012.[45] Bola pertandinganBola Adidas Tango 12 Finale, dari seri bola Adidas Tango yang diproduksi perusahaan peralatan olahraga Adidas, digunakan sebagai bola resmi seluruh pertandingan kejuaraan ini.[46] Bola tersebut didesain untuk lebih mudah dikendalikan daripada bola Adidas Jabulani yang digunakan pada Piala Dunia FIFA 2010.[47] WasitPertandingan final ini dipimpin oleh Pedro Proença yang berasal dari Portugal. Ia menjadi wasit Federasi Sepak Bola Portugal pertama yang memimpin pertandingan final Kejuaraan Eropa UEFA. Proença dibantu oleh dua orang asisten wasit yaitu Bertino Miranda dan Ricardo Santos, dua orang asisten wasit tambahan yaitu Jorge Sousa dan Duarte Gomes serta Cüneyt Çakır dari Turki sebagai wasit keempat.[48] Sementara, Bahattin Duran dari Turki bertindak sebagai asisten wasit cadangan.[49] Sepanjang kejuaraan Proença telah memimpin tiga pertandingan sebelum final yaitu pada Grup C antara Spanyol dan Republik Irlandia pada tanggal 10 Juni 2012,[50] Grup D antara Swedia dan Prancis pada tanggal 19 Juni 2012,[51] dan babak perempat final antara Inggris dan Italia pada tanggal 24 Juni 2012.[52] Dalam tiga pertandingan tersebut Proença telah mengeluarkan 10 kartu kuning dan tanpa kartu merah. Proença saat adalah wasit terbaik Portugal musim 2010–2011. Dia memulai kariernya sebagai wasit pada tahun 1998 hingga kemudian menjadi wasit reguler pada pertandingan-pertandingan Primeira Liga, Taça de Portugal dan Taça da Liga. Pertandingan Supertaça Cândido de Oliveira pada tahun 2003 antara Porto melawan Leiria, menjadi pertandingan final pertama yang dipimpinnya. Kemudian memimpin beberapa pertandingan final lain yaitu Supertaça Cândido de Oliveira 2006 dan 2011, final Taça de Portugal 2007 dan 2010, dan final Taça da Liga 2008 dan 2011.[53] Proença mulai dipercaya UEFA memimpin pertandingan internasional sejak tahun 2004 setelah pada tahun 2003 memperoleh lisensi wasit FIFA, pertandingan internasional pertamanya adalah pada Piala UEFA antara AEK Athena melawan ND Gorica. Setelah itu Proença rutin memimpin pertandingan internasional dibawah UEFA, hingga pada puncaknya, pada 13 Mei 2012, Proença ditunjuk untuk memimpin pertandingan Final Liga Champions UEFA 2012 antara Chelsea melawan Bayern München di München, Jerman.[54][55] PenutupanSebelum pertandingan final dimulai, dilaksanakan upacara penutupan dengan menampilkan sebuah pertunjukan pawai di lapangan oleh enam ratus orang penampil sukarelawan. Ditampilkan pula sebuah penampilan dari penyanyi asal Jerman Oceana Mahlmann, yang menyanyikan lagu tema resmi Kejuaraan Eropa UEFA 2012 "Endless Summer".[56] PertandinganRingkasan jalan pertandinganSpanyol memulai pertandingan dengan memainkan formasi yang sama ketika pertandingan pertama melawan Italia, dengan Cesc Fàbregas menjadi pemain depan dibantu Andrés Iniesta di kanan dan David Silva di kiri. Italia kembali memainkan bek kanan Ignazio Abate yang tidak bermain di semifinal karena cedera, dan tetap memainkan Antonio Cassano dan Mario Balotelli sebagai duet penyerang di depan.[57][58] Babak pertamaSpanyol dan Italia beradu serangan pada menit awal babak pertama. Hingga kemudian Spanyol menemukan ritme untuk mengambil kendapi lini tengah. Pada menit ke sepuluh, tendangan Xavi hanya sedikit saja melewati mistar gawang. Kemudian sebuah serangan rapi yang disusun pemain Spanyol memberikan ruang pada Fabregas untuk menusuk sisi kanan dan mengirimkan umpan lambung yang berhasil disundul oleh David Silva untuk memberikan keunggulan 1–0 untuk Spanyol.[57] Italia berusaha menyerang hingga pada menit ke-16, Mario Balotelli dijatuhkan di luar kotak penalti Spanyol dan membuahkan tendangan bebas, Andrea Pirlo, yang ketika melawan Kroasia mencetak gol dari tendangan bebas, menendangnya melambung di atas mistar gawang Iker Casillas. Pada menit ke-22, Giorgio Chiellini mengalami cedera dan digantikan oleh Federico Balzaretti . Pada menit ke-25, Gerard Piqué menerima kartu kuning karena melakukan tackle keras kepada Antonio Cassano.[57] Meskipun Spanyol menguasai lini tengah namun Italia lebih banyak mengancam gawang Iker Casillas, termasuk diantaranya adalah umpan silang berbahaya dari Federico Balzaretti pada menit ke-25, tendangan mendatar Antonio Cassano pada menit ke-27 dan tendangan keras Antonio Cassano dari luar kotak penalti pada menit ke-32.[57] Ketika Italia keasyikan menyerang, justru pada menit ke-41 Spanyol mampu mencetak gol, ketika Jordi Alba membawa bola di sisi kiri Spanyol, mengirimkan umpan kepada Xavi yang kemudian mengembalikannya dengan menerobos dua bek Italia, Jordi Alba menerima umpan dan menaklukkan Gianluigi Buffon dengan tenang. Gol tersebut mengubah kedudukan menjadi 2–0 untuk keunggulan Spanyol.[57] Skor 2–0 bertahan hingga babak pertama selesai.[57] Babak keduaItalia langsung mengganti Antonio Cassano dengan memasukkan Antonio Di Natale ketika babak kedua dimulai. Pada menit ke-51, umpan terobosan Andrea Pirlo untuk Antonio Di Natale terlalu jauh sehingga berhasil diamankan oleh Iker Cassilas, Iker Cassilas kembali mengamankan gawangnya dari tendangan keras Andrea Pirlo pada menit ke-57.[57] Untuk menambah daya serang, Italia memainkan gelandang serang Thiago Motta untuk menggantikan gelandang bertahan Ricardo Montolivo pada menit ke-56. Thiago Motta kemudian mengalami cedera yang membuatnya tidak dapat melanjutkan pertandingan pada menit ke-60, hal ini membuat Italia bermain dengan 10 pemain hingga pertandingan selesai.[57] Unggul jumlah pemain membuat Spanyol semakin menguasai lini tengah dan pada menit ke-60, Pedro masuk untuk menggantikan David Silva, menyusul kemudian Fernando Torres masuk menggantikan Fabregas pada menit ke-75. Fernando Torres kemudian mencetak gol memanfaatkan umpan terobosan dari Xavi, dan dengan tendangan mendatar untuk mengalahkan Buffon pada menit ke-83 dan menambah keunggulan Spanyol menjadi 3–0.[57] Masuknya Juan Manuel Mata pada menit ke-88 menggantikan Iniesta ternyata mampu memberikan tambahan keunggulan bagi Spanyol ketika Fernando Torres yang lolos dari jebakan offside, dengan cepat memberikan umpan mendatar kepada Juan Mata yang langsung ditendang ke arah gawang untuk menjadikannya gol untuk kemenangan Spanyol 4–0. Gol ini menjadi gol pertama Juan Mata pada penampilan pertamanya di kejuaraan ini.[57] Skor 4–0 bertahan hingga pertandingan selesai, dan Spanyol menjadi juara Eropa untuk kedua kalinya secara berturut-turut.[57] Detail
Statistik
Rekor baruSebagaimana motto dari kejuaraan ini yaitu Creating history together maka pertandingan final sekarang memunculkan beberapa rekor baru dan menyamai rekor lama yaitu:
Pasca-pertandinganSetelah pertandingan selesai, seluruh tim Italia menerima pengalungan medali perak dari presiden UEFA, dilanjutkan dengan medali emas bagi seluruh anggota tim Spanyol, dan ditutup dengan penyerahan trofi Henry Delauney dari presiden UEFA Michel Platini kepada kapten Spanyol Iker Casillas, dan bersama tim Spanyol merayakan kemenangannya di atas panggung, sebelum kemudian merayakannya di lapangan.[67] Pada konferensi pers setelah pertandingan selesai, pelatih Spanyol Vicente del Bosque menyatakan bahwa penampilan timnya kali ini sangat luar biasa, dan menggambarkan kemenangannya sebagai "masa terbaik bagi persepak bolaan Spanyol", dan memuji penampilan tim Italia, yang mengalami kekalahan karena kurang beruntung, diantaranya ketika cedera yang dialami pemain pengganti Thiago Motta, yang memaksa Italia bermain dengan 10 pemain hingga pertandingan selesai.[68] Sementara pelatih Italia Cesare Prandelli mengungkapkan bahwa meskipun mereka kecewa namun mereka akan pulang dengan kebanggaan sebagai tim terbaik di Eropa nomor dua. Dia menjelaskan bahwa timnya mengalami permasalahan kebugaran dan kelelahan, dan menambahkan "Kami melawan tim yang luar biasa, juara dunia. Dan ketika kami bermain sepuluh orang maka pertandingan telah berakhir bagi kami. Kami memiliki beberapa kesempatan pada awal babak kedua, namun gagal mencetak gol, dan ketika Thiago Motta mengalami cedera, kami sudah kehabisan tenaga."[68] Tim Spanyol pulang ke Madrid langsung disambut Raja Juan Carlos I dan Perdana Menteri Mariano Rajoy, setelah itu dengan menaiki bis beratap terbuka seluruh tim melakukan pawai berkeliling kota Madrid disambut oleh warga Madrid.[69] Tim Italia pulang ke Roma, disambut oleh ratusan pendukungnya di bandara. Mereka juga bertemu dengan presiden Italia Giorgio Napolitano di Istana Kepresidenan. Presiden sebelumnya telah mengungkapkan kebanggaannya terhadap tim Italia meskipun kalah di final.[70] Referensi
Lihat pulaPranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Spain - Italy, 1 Jul 2012.
|