American Airlines berkembang dari sebuah maskapai hasil penggabungan dari 82 maskapai penerbangan kecil pada tahun 1930, yang diberi nama American Airways.[7] Awalnya, merek American Airways telah digunakan oleh beberapa maskapai berbeda, termasuk Southern Air Transport[8] di Texas, Southern Air Fast Express (SAFE)[9] di barat Amerika Serikat, Universal Aviation,[10] Thompson Aeronautical Services[11] (yang mengoperasikan rute Detroit-Cleveland sejak tahun 1929), dan Colonial Air Transport[12] di Timur Laut Amerika Serikat. Seperti banyak maskapai lain saat itu, American Airways bergantung ke pengiriman surat sebagai pendapatan utamanya. Hingga tahun 1933, American Airways telah melayani penerbangan ke 72 kota, sebagian besar berada di Amerika Serikat.[13]
Pada tahun 1934, American Airways Company diakuisisi oleh E. L. Cord, dan diganti namanya menjadi "American Air Lines". Cord pun mempekerjakan pebisnis asal Texas, C. R. Smith untuk memimpin American Airlines. Smith pun bekerja sama dengan Donald Douglas untuk mengembangkan DC-3, yang pertama kali diterbangkan oleh American Airlines, pada tahun 1936. Dengan DC-3 ini, American Airlines pun berhasil menjadi maskapai pertama yang dapat menghasilkan keuntungan hanya dengan mengangkut penumpang, tanpa harus mengirim surat.[14] American pun mulai menyebut DC-3 ini sebagai Flagship dan juga memperkenalkan Admirals Club untuk penumpang setianya. American pun juga mulai mengoperasikan rute New York-Los Angeles, dengan transit di Dallas/Fort Worth.[15]
American Airlines adalah maskapai pertama yang bekerja sama dengan Fiorello LaGuardia untuk membangun sebuah bandara di New York City,[butuh rujukan] dan pada akhirnya dapat menjadi pemilik lounge pertama di dunia di LaGuardia Airport (LGA), yang diberi nama Admirals Club. Keanggotaan di Admirals Club awalnya bersifat undangan, namun nantinya diubah ke sistem terbuka, di mana setiap orang dapat mendaftar dengan membayar sejumlah uang tertentu.[16]
Pasca Perang Dunia II
Setelah Perang Dunia II berakhir, American mengakuisisi American Export Airlines, dan diganti namanya menjadi American Overseas Airways, untuk melayani penerbangan ke Eropa. AOA dijual ke Pan Am pada tahun 1950. AA pun meluncurkan anak usaha baru, yakni American Airlines de Mexico S.A., untuk melayani penerbangan ke Meksiko dan membangun beberapa bandara disana. American Airlines pun menyediakan sponsor dan pesawatnya untuk dipakai di film Three Guys Named Mike pada tahun 1951.[17]
American Airlines sempat memesan de Havilland Comet, namun akhirnya dibatalkan, saat Comets ditemukan mengalami kelelahan besi yang sangat serius. American Airlines pun memperkenalkan Boeing 707nya pada tanggal 25 Januari 1959 dan menginvestasikan $440 juta untuk membeli lebih banyak pesawat jet hingga tahun 1962.[butuh rujukan] American juga mulai membangun terminal baru di Bandar Udara Idlewild (sekarang JFK) di Kota New York, yang nantinya menjadi basis terbesar American Airlines.[18]
Vignelli Associates pun mendesainkan logo elang untuk American, pada tahun 1967.[19] Logo tersebut tetap dipakai hingga tanggal 17 Januari 2013.
Pada tahun 1970, American Airlines pun membuka rute dari St. Louis, Chicago, dan New York ke Honolulu, Sydney, dan Auckland, dengan transit di Kepulauan Samoa dan Nadi, Fiji.[20] Pada tahun 1971, American mengakuisisi Trans Caribbean Airways. Pada tanggal 30 Maret 1973, American menjadi maskapai besar pertama yang mempekerjakan penerbang wanita, saat mereka mempekerjakan Bonnie Tiburzi untuk menerbangkan Boeing 727.[21]
American juga mengoperasikan angkutan kargo bernama American Freighter hingga tahun 1984, menggunakan Boeing 707 dan Boeing 747 yang sebelumnya telah digunakan untuk mengangkut penumpang.[22]
Setelah memindahkan kantor pusatnya dari Kota New York ke Fort Worth, Texas pada tahun 1979,[23] American Airlines mengubah sistem pelayanannya ke sistem penghubung (di mana beberapa bandara dipilih sebagai pusat penghubungnya) dengan membuka pusat penghubung pertamanya di Bandara Internasional Dallas/Fort Worth. American lalu membuka pusat penghubung kedua di Terminal 3 Bandara Chicago O'Hare pada tahun 1982, dan juga mulai melayani rute transatlantik dari Dallas ke London pada bulan Mei 1982.[butuh rujukan] Dipimpin oleh CEO baru, Robert Crandall, American pun berekspansi melalui pusat penghubung ini pada dekade 1980an, diantaranya dengan membuka rute baru ke Eropa serta ke Asia.
Pada tahun 1990, American Airlines membeli aset TWA di London Heathrow seharga $445 juta. Hingga bulan April 2008, hanya American Airlines dan United Airlineslah maskapai asal Amerika Serikat yang diperbolehkan untuk terbang ke Heathrow.[butuh rujukan]
Harga avtur yang murah dan iklim bisnis yang mendukung[meragukan] membuat American meraup banyak keuntungan pada dekade 1990an.[butuh rujukan] Walaupun begitu, pada tanggal 17 Februari 1997, para penerbang American melakukan mogok kerja dan menuntut kenaikan gaji. Pemogokan inipun berhasil dihentikan oleh Presiden Bill Clinton dengan mengeluarkan undang-undang baru.[25]
Pada dekade 1990an, tiga pusat penghubung American tidak lagi dipakai, dan pusat penghubung di San Jose pun dijual ke Reno Air, sementara pusat penghubung di Raleigh/Durham dijual ke Midway Airlines.[butuh rujukan] Midway akhirnya bangkrut pada tahun 2001. American Airlines lalu membeli Reno Air pada bulan Februari 1999 dan mengintegrasikan seluruh operasinya ke American pada tanggal 31 Agustus 1999,[butuh rujukan] tetapi tidak melanjutkan penggunaan pusat penghubung Reno di San Jose. American menutup hampir semua rute Reno Air dan juga menjual sebagian besar pesawatnya, sebagaimana yang American juga lakukan dengan Air California, 12 tahun lebih dulu. Rute milik Reno Air dan Air California yang tidak dijual hanyalah rute dari San Francisco ke Los Angeles.
Bandara Internasional Miami menjadi pusat penghubung baru American Airlines, setelah mereka berhasil membeli rute Amerika Selatan dan Tengah milik Eastern Air Lines pada tahun 1990. Selama dekade 1990an, American Airlines pun mengembangkan jaringannya di Amerika Latin, sehingga mereka dapat menjadi maskapai asal Amerika Serikat yang dominan disana.
Pada tanggal 15 Oktober 1998, American Airlines menjadi maskapai pertama yang menggunakan sistem tiket elektronik di 44 negara yang mereka layani.[butuh rujukan]
Robert Crandall digantikan oleh Donald J. Carty, pada tahun 1998, ia pun mengusahakan pembelian TWA yang hampir bangkrut[26] beserta pusat penghubungnya di St. Louis, pada bulan April 2001.
American Airlines mulai merugi pada awal dekade 2000an, terlebih lagi setelah adanya Peristiwa 9/11 yang menghancurkan dua pesawatnya. Pusat penghubungnya di St. Louis pun diperkecil, American juga meluncurkan program More Room Throughout Coach (dengan melepas beberapa baris kursi di pesawat), menghapus kelas ekonomi di beberapa penerbangan internasional, dan beberapa upaya pembenahan lainnya. Walaupun begitu, American tetap berekspansi ke negara baru, termasuk Irlandia, India, dan Tiongkok. Pada tanggal 20 Juli 2005, American mengumumkan laba kuartalan pertama, setelah 17 kuartal sebelumnya selalu merugi. America berhasil mencatatkan laba sebesar $58 juta di kuartal kedua tahun itu.
American juga mendukung pembatasan penggunaan bandara Dallas Love Field. Pada tanggal 15 Juni 2006, American menyatakan setuju dengan Southwest Airlines, pemerintah kota Dallas dan Fort Worth untuk mengusahakan agar Love Field tetap menjadi bandara domestik.[27]
Krisis Finansial 2008 kembali memberi dampak yang cukup besar ke banyak maskapai penerbangan. Pada tanggal 2 Juli 2008, American pun memberhentikan sementara 950 pramugari,[28] ditambah juga dengan pemberhentian sementara operasi 20 unit MD-80 miliknya.[29] Penerbangan American ke pusat penghubungnya di Bandara Internasional Luis Muñoz Marin di San Juan, Puerto Riko juga dikurangi dari 38 ke 18 penerbangan dalam sehari.[30] Pada akhir bulan Agustus 2009, semua Airbus A300 milik American juga diistirahatkan di Roswell.[31]
American juga menutup fasilitas perbaikannya di Kansas City. Pada tanggal 13 Agustus 2008, The Kansas City Star melaporkan bahwa American akan memindahkan perbaikan Boeing 757 dan Boeing 767 dari Kansas City ke Tulsa, Oklahoma.[32] Pada tanggal 28 Oktober 2009, American memberitahu pegawainya bahwa mereka akan menutup fasilitas perbaikan miliknya di Kansas City pada bulan September 2010, dan juga akan menutup atau mengurangi pegawai di lima fasilitas perbaikan lainnya, sehingga 700 orang akan diberhentikan.[33]
American akhirnya resmi menutup fasilitas perbaikannya di Kansas City pada tanggal 24 September 2010.[34]
American juga telah beberapa kali bermasalah dengan FAA mengenai perawatan MD-80 miliknya, bahkan pada bulan April 2008, American harus membatalkan 1.000 penerbangan guna mengecek sistem kabel di semua MD-80 miliknya, selama tiga hari.[35] Pada bulan September 2009, Associated Press dan The Wall Street Journal melaporkan bahwa American dituduh oleh FAA telah menyembunyikan laporan perbaikan dari sedikitnya 16 unit MD-80 miliknya. American juga dituduh telah mempensiunkan satu pesawatnya agar lolos dari inspeksi FAA.[36][37] American pun mulai mengganti MD-80 miliknya dengan Boeing 737, Airbus A319, dan Airbus A321.
2010an
Pada awal bulan Juli 2010, dilaporkan bahwa American Airlines sedang mencari pembeli untuk anak usahanya, American Eagle. Langkah ini diambil setelah Delta Air Lines melepas dua anak usahanya, yakni Compass Airlines dan Mesaba Airlines untuk menjadi perusahaan yang berdiri sendiri.[38][39]
American juga mulai menjalin kemitraan dengan JetBlue Airways pada bulan Maret 2010.[42] Kemitraan ini mencakup 27 destinasi JetBlue yang tidak dilayani oleh American, serta 13 destinasi internasional American dari New York-JFK dan Boston Logan. American juga memberikan delapan pasang slotnya (slot kedatangan dan keberangkatan) di Bandara Nasional Ronald Reagan Washington serta satu pasang slot di Bandara Westchester County ke JetBlue, sebagai ganti dari 12 pasang slot di Bandara JFK yang JetBlue berikan ke American.
American juga mengembangkan layanannya ke Asia Pasifik. Pada bulan Februari 2010, American termasuk salah satu maskapai asal Amerika Serikat yang menawarkan untuk melayani penerbangan ke Bandara Tokyo Haneda,[43] dan akhirnya diperkenankan untuk terbang ke Haneda dari New York-JFK.[44] American berencana untuk memulai penerbangan JFK-Haneda pada bulan Januari 2011 namun ditunda hingga bulan Februari 2011, karena alasan okupansi rendah,[45] akhirnya American pun menghapus penerbangan JFK-Tokyo Narita, untuk membantu okupansi JFK-Tokyo Haneda pada bulan Juni 2012. American nantinya menghentikan penerbangan JFK-Haneda pada bulan Oktober 2013, karena tidak terlalu menguntungkan.[46] American juga mulai melayani penerbangan dari Los Angeles ke Shanghai pada tahun 2011,[47] dari Dallas/Fort Worth ke Seoul pada tahun 2013,[48] serta dari Bandar Udara Internasional Dallas/Fort Worth ke Shanghai dan Hong Kong pada musim panas tahun 2014, menyediakan penerbangan nonstop pertama dari Dallas/Fort Worth ke Tiongkok.[49]
Pada bulan Oktober 2014, American mengajukan penerbangan dari Los Angeles ke Tokyo-Haneda, untuk menggantikan slot yang dipakai oleh penerbangan dari Seattle-Tacoma ke Tokyo-Haneda milik Delta Airlines.[50] Awalnya, American hanya diberi slot cadangan untuk rute tersebut pada tanggal 28 Maret 2015, jika Delta tidak dapat melayani rute tersebut secara rutin. Pada bulan Juni 2015, Delta akhirnya resmi mengumumkan penutupan penerbangan Seattle-Haneda, dengan alasan tidak terlalu menguntungkan.[51] Sehingga pada tanggal 4 November 2015, American mengonfirmasi bahwa mereka akan meluncurkan penerbangan rutin dari Los Angeles ke Tokyo-Haneda dengan menggunakan Boeing 787 mulai 11 Februari 2016.[52][53] American juga berencana untuk menambah penerbangan rutin dari Los Angeles ke Sydney, Australia dan Auckland, Selandia Baru pada tanggal 17 Desember 2015 dan 25 Juni 2016 dengan masing-masing menggunakan Boeing 777-300ER dan 787 Dreamliner.[54][55] Hal inipun menandai kembalinya American ke Australia dan Selandia Baru sejak dekade 1990an, dan juga merupakan penerbangan nonstop pertama American dari Benua Amerika ke Benua Australia.
Pada bulan Juli 2011, American juga melayangkan pesanan pesawat terbesar dalam sejarah, dengan memesan 460 unit Boeing 737Next Generation dan Airbus A320 untuk dapat selesai pada tahun 2013 hingga tahun 2022. Dua jenis pesawat ini direncanakan untuk menggantikan armada 757-200, 767-200, dan MD-80 miliknya, sehingga armada American dapat disederhanakan menjadi hanya empat jenis (Boeing 737, Airbus A320, Boeing 787, dan Boeing 777).[56] American Airlines pun menjadi maskapai asal Amerika Serikat kedua yang menerima Boeing 787 terbaru pada bulan Januari 2015.[57]
Kebangkrutan AMR Corporation
AMR Corporation, perusahaan induk dari American, menyatakan kebangkrutan Bab 11 pada tanggal 29 November 2011, dan American pun mulai mengurangi operasinya pada tanggal 1 Juli 2012, karena beberapa pesawatnya harus dikandangkan dan juga banyak penerbang yang pensiun. Maskapai penerbangan regional milik American, American Eagle juga mengistirahatkan lebih dari 35 unit pesawatnya. American juga menghentikan penerbangannya ke Delhi, India pada bulan Maret 2012.[58]
Hingga musim panas tahun 2012, American juga mempertimbangkan opsi bergabung dengan maskapai lain. AMR juga dilaporkan sedang merancang proposal penggabungan American, untuk dikirim ke US Airways, JetBlue, Alaska Airlines, Frontier Airlines, dan Virgin America.[59] Pada tanggal 31 Agustus 2012, American Airlines dan US Airways setuju untuk menjalin kerja sama untuk mendiskusikan masalah finansial American, dan juga untuk mendiskusikan kemungkinan penggabungan.[60]
American melaporkan bahwa 11.000 pegawai akan dirumahkan, dan jumlah penerbangan akan dikurangi hingga dua persen pada bulan Oktober 2012.[61] Pada bulan Oktober 2012, American mengumumkan rencananya untuk mempekerjakan 2.500 penerbang baru untuk melayani rute domestik maupun internasional, guna menggantikan 1.500 penerbang yang pensiun.[62]
Pada bulan Januari 2013, American memperkenalkan logo dan livery baru.[63]
Pada bulan Oktober 2015, American mengumumkan bahwa mereka akan memperkenalkan penerbangan bertarif murah, untuk bersaing dengan maskapai berbiaya rendah, seperti JetBlue dan Spirit Airlines.[64][65] Penerbangan ini akan tersedia mulai tahun 2016.[66]
Bergabung dengan US Airways
Pada tanggal 14 Februari 2013, AMR Corporation dan US Airways Group resmi menyatakan bergabung, dan gabungan inipun membentuk maskapai penerbangan terbesar di dunia, dengan AMR memegang 72% saham di perusahaan baru ini, dan US Airways memegang 28% saham sisanya. Perusahaan gabungan ini akan memakai merek American Airlines, sementara beberapa direksi US Airways, termasuk CEO Doug Parker, akan tetap menjadi manajer operasional di perusahaan ini. Kantor pusat US Airways juga akan digabung ke kantor pusat American di Fort Worth, Texas.[67][68] Perusahaan baru ini, bersama United Airlines dan Delta Air Lines pun menguasai 75% pangsa pasar di Amerika Serikat.[69] Hakim Sean Lane menyetujui penggabungan ini pada bulan Maret 2013.[70]
Pada bulan Agustus 2013, Departemen Kehakiman Amerika Serikat bersama beberapa pihak lain menggugat penggabungan ini, dengan alasan bahwa hal ini akan mengurangi kompetisi dan menaikkan harga. American Airlines dan US Airways pun mengatakan bahwa mereka akan melawan gugatan ini.[71] Pada tanggal 12 November 2013, akhirnya kedua maskapai ini mencapai kesepakatan dengan Departemen Kehakiman, sehingga penggabungan dapat tetap terlaksana dengan beberapa syarat yang harus dipenuhi,[72] antara lain pengembalian slot dan penghentian layanan di Bandara Washington Reagan dan Bandara LaGuardia, untuk diberikan kepada maskapai berbiaya rendah, dan kedua maskapai ini juga harus menutup dua gatenya di masing-masing bandara berikut : Boston Logan, Chicago O'Hare, Dallas Love, Los Angeles dan Miami. American juga setuju untuk tetap mengoperasikan pusat penghubung historisnya di Charlotte, Chicago O'Hare, Los Angeles, Miami, New York Kennedy, Philadelphia, dan Phoenix untuk jangka waktu tiga tahun.[73] AMR dan US Airways Group pun menyelesaikan penggabungan ini pada tanggal 9 Desember 2013, dengan menciptakan satu perusahaan induk baru, yakni American Airlines Group, Inc., yang juga mulai melepas sahamnya ke publik melalui NASDAQ pada hari yang sama.[74]
Pada tanggal 8 April 2015, FAA menyerahkan hanya satu sertifikat operasi kepada American Airlines dan US Airways, hal inipun makin menegaskan penggabungan keduanya.[75]
Merek US Airways akhirnya dipensiunkan pada tanggal 17 Oktober 2015, sehingga seluruh pesawat milik US Airways akan bermerek "American Airlines". Pengecatan ulang pesawat-pesawat milik US Airways ini direncanakan selesai pada pertengahan tahun 2016.
Destinasi dan Penghubung
Destinasi
Per September 2020, American Airlines terbang ke 28 destinasi domestik dan 81 destinasi internasional di 58 negara di 5 benua.[76]
Penghubung Saat Ini
American saat ini mengoperasikan sepuluh penghubung di Amerika Serikat, yakni di :
Bandara Dallas/Fort Worth (DFW) – Penghubung utama American, dan merupakan penghubung American terbesar jika dilihat dari jumlah penerbangan dan jumlah destinasi.[77] American saat ini menguasai 85% pangsa pasar di bandara ini, dan berhasil mengangkut 51,1 juta penumpang melalui bandara ini setiap tahunnya.[77] Kantor pusat American juga berada di Fort Worth, dekat dengan bandara ini.[77] DFW pun menjadi penghubung utama American untuk wilayah selatan AS.
Bandara Charlotte Douglas (CLT) – Penghubung American terbesar kedua dalam hal jumlah destinasi dan jumlah penerbangan.[78] Bandara ini merupakan penghubung utama American untuk wilayah tenggara Amerika Serikat.[78] Hampir 43,5 juta penumpang American terbang melalui CLT tiap tahunnya.[78] Hingga tahun 2013, American berhasil menguasai 90% pangsa pasar di CLT.[78] Charlotte adalah penghubung US Airways terbesar, sebelum bergabung dengan American.[78]
Bandara O'Hare (ORD) – Penghubung American terbesar ketiga dalam hal jumlah penerbangan, dan merupakan penghubung utama American untuk wilayah barat Amerika Serikat.[79] Hampir 12,1 juta penumpang American terbang melalui O'Hare tiap tahunnya.[79] Hingga tahun 2013, American berhasil menguasai 40% pangsa pasar di O'Hare.[79] O'Hare merupakan penghubung American terbesar kedua, sebelum bergabung dengan US Airways.[79]
Philadelphia International Airport (PHL) – Penghubung American terbesar keempat dalam hal jumlah penerbangan dan merupakan penghubung utama American untuk wilayah pesisir timur Amerika Serikat.[80] American menerbangkan 11 juta penumpang melalui PHL tiap tahunnya.[80] Hingga tahun 2013, American berhasil menguasai 70% pangsa pasar di PHL.[80] PHL adalah penghubung US Airways terbesar kedua, sebelum bergabung dengan American.[80] Philadelphia adalah penghubung utama American Airlines untuk rute ke Eropa dan penerbangan transatlantik.[80]
Bandara Phoenix Sky Harbor (PHX) – Penghubung terbesar kelima dalam hal jumlah penerbangan[81] dan merupakan yang terbesar keenam jika dilihat dari jumlah destinasinya. PHX adalah penghubung utama American untuk wilayah timur Amerika Serikat.[82] American menerbangkan sekitar 21,2 juta penumpang melalui PHX tiap tahunnya.[82] Saat ini, American berhasil menguasai 52,6% pangsa pasar di PHX.[82] Bandara ini merupakan penghubung US Airways terbesar ketiga, sebelum bergabung dengan American.[82] Phoenix adalah satu-satunya penghubung American Airlines yang tidak melayani penerbangan ke Asia dan Eropa.[82]
Bandara Miami (MIA) – Penghubung terbesar keenam dalam hal jumlah penerbangan.[83] Sekitar 26,4 juta penumpang American terbang melalui MIA tiap tahunnya.[83] American menguasai 70% pangsa pasar di bandara ini.[83] Miami adalah penghubung American terbesar ketiga, sebelum bergabung dengan US Airways.[83] Miami adalah penghubung utama American untuk rute ke Amerika Selatan dan Karibia.[83]
Bandara Ronald Reagan Washington (DCA) – Penghubung terbesar ketujuh dalam hal jumlah penerbangan dan merupakan penghubung American ketiga di pesisir timur Amerika Serikat. DCA juga menjadi pusat untuk operasi American Airlines Shuttle.[84] Sekitar 4,6 juta penumpang American terbang melalui DCA tiap tahunnya.[84] American menguasai sekitar 23.7% pangsa pasar di bandara ini.[84] DCA merupakan penghubung US Airways terbesar keempat sebelum bergabung dengan American.[84]
Bandara Los Angeles (LAX) – Penghubung terbesar kedelapan dalam hal jumlah penerbangan destinasi. Bandara ini menjadi penghubung American di wilayah pesisir barat Amerika Serikat.[85] Sekitar 12,6 juta penumpang American terbang melalui LAX tiap tahunnya.[85] American menguasai 18,9% pangsa pasar di LAX.[85] LAX merupakan penghubung American terbesar keempat, sebelum bergabung dengan US Airways.[85] LAX adalah penghubung utama American untuk rute transpasifik.[85]
Bandara John F. Kennedy (JFK) – Penghubung terbesar kesembilan dalam hal jumlah destinasi dan jumlah penerbangan. JFK merupakan penghubung American kedua di wilayah pesisir timur Amerika Serikat.[86] JFK juga merupakan penghubung kedua American untuk rute ke Eropa.[86] Sekitar 9,5 juta penumpang American terbang melalui JFK tiap tahunnya.[86] American menguasai 11% pangsa pasar di JFK.[86] JFK merupakan penghubung American terbesar kelima, sebelum bergabung dengan US Airways[86]
Bandara LaGuardia (LGA) – Penghubung terbesar kesepuluh dalam hal jumlah penerbangan dan jumlah destinasi. LGA juga merupakan penghubung American keempat di pesisir timur Amerika Serikat.[87] LaGuardia juga menjadi pusat untuk operasi American Airlines Shuttle. American menguasai sekitar 28% pangsa pasar di LGA.[87]
Penghubung Terdahulu
Bandara Lambert–St. Louis – American menutup penghubung ini pada tahun 2009 kerena penghubung kedua di wilayah barat Amerika Serikat tidak lagi diperlukan. Penghubung ini didapat American dari pembeliannya terhadap TWA.[88]
Bandara Luis Muñoz Marín – American menutup penghubung ini pada tahun 2012. Sebelumnya, American menggunakan bandara ini sebagai titik transit penumpangnya dari pesawat komuter ATR-72 (dari berbagai bandara di Karibia) ke pesawat jarak jauh (ke Amerika Serikat). Tetapi karena American menghentikan operasi ATR-72 miliknya, penghubung inipun juga ditutup.[89]
Bandara Nashville – Penghubung ini ditutup pada pertengahan dekade 1990an karena okupansi penumpang yang minim.[90]
Bandara Raleigh–Durham – American menutup penghubung ini pada pertengahan dekade 1990an, dengan alasan kurang menguntungkan.[91]
Bandara San Jose – American menutup penghubung ini pada awal dekade 2000an. Penghubung ini didapat American setelah mereka membeli Reno Air. Sedikit ironi jika mengingat bahwa penghubung ini sebenarnya dibangun oleh American, namun akhirnya dijual ke Reno Air karena menurut mereka tidak menguntungkan.
Bandara Tulsa - American memiliki fasilitas perawatan utama untuk seluruh pesawat Boeing miliknya (kecuali 777 dan 787) disini, termasuk juga untuk seluruh pesawat milik American Eagle.[92]
Operator terbesar kedua. 48 pesawat Block 1 tidak terdaftar dan masih diparkir dengan konfigurasi 160 kursi. Pesawat Block 1 di Roswell sedang direaktifasi dan menerima Oasis dengan konfigurasi 172 kursi.