Susarma
Dalam wiracarita Mahabharata, Susarma (Dewanagari: सुशर्म; IAST: Suśārma ) adalah raja Trigarta. Ia merupakan saudara dari Banowati,[1] istri Duryodana, sehingga menjalin hubungan yang baik dengan para Korawa dan Sangkuni. Maka dari itu, ia menjadi sekutu para Korawa saat perang antara Korawa melawan Pandawa berkecamuk. Invasi ke MatsyaDalam kitab Wirataparwa dikisahkan, ketika para Pandawa hidup dalam masa penyamaran di kerajaan Wirata, Duryodana dan sekutunya merundingkan cara untuk menemukan dan membongkar penyamaran mereka. Para tetua wangsa Kuru menyatakan bahwa di mana pun Pandawa berada, pasti tempat itu akan lebih makmur dan sejahtera dibandingkan sebelumnya. Susarma yang ikut dalam perundingan tersebut menyatakan bahwa kerajaan Matsya yang dipimpin Wirata memenuhi kriteria tersebut. Usul dari Susarma diterima oleh Duryodana. Susarma mengerahkan laskarnya untuk menggempur kerajaan Matsya dan menjarah kekayaannya, terutama ternak sapi yang sedang berkembang pesat di sana. Ia juga menawan Raja Wirata sebagai tahanan perang. Mengetahui hal tersebut, Bima mengusulkan agar para Pandawa segera membalas dan membebaskan sang raja, tetapi Yudistira menyuruh saudaranya untuk waspada dan menanggapi dengan seksama. Bagaimanapun, para Pandawa segera terlibat dalam pertempuran dengan laskar Susarma. Bima berhasil mengalahkan Susarma dan membebaskan Wirata. Kekayaan kerajaan Matsya yang dijarah berhasil diambil kembali. Namun, Susarma—yang menjadi tahanan perang setelah pertempuran tersebut—dibebaskan oleh Yudistira atas dasar belas kasihan. Perang KurukshetraPada saat perang Kurukshetra meletus, Susarma memihak Korawa. Ia menjadi pemimpin satu aksohini prajurit Trigarta. Dalam peperangan, Susarma sering disebut sebagai perwira berkereta perang yang perkasa, dan memimpin barisan kereta perang di kubu Korawa. Ia sempat gentar setelah menyaksikan Dorna, panglima perang Korawa, gugur pada hari ke-13.[2] Susarma tetap bertahan hingga Salya diangkat sebagai panglima perang Korawa. Setelah gugurnya Salya, Susarma berhadapan kembali dengan Arjuna. Pada akhirnya, ia gugur setelah jantungnya tertembus panah yang ditembakkan Arjuna.[3] Lihat pulaReferensi
|