Pegunungan Boliyohuto

Pegunungan Boliyohuto
Puncak (Gunung Yile-Yile)
Ketinggian2.073 mdpl
Geografi
LetakKabupaten Kabupaten Gorontalo Utara, Kabupaten Kabupaten Pohuwato, Kabupaten Kabupaten Boalemo, Kabupaten Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, Pulau Sulawesi, Indonesia

Pegunungan Boliyohuto adalah rangkaian atau jajaran gunung yang membentang di sisi Utara Provinsi Gorontalo, Pulau Sulawesi, sepanjang ± 100,05 kilometer.

Pegunungan Boliyohuto memanjang dari Barat (dari kawasan Huidu Libodongu, Desa Mekarti Jaya, Kecamatan Taluditi, Kabupaten Pohuwato), berjajar melewati wilayah Kabupaten Boalemo, Kabupaten Gorontalo, hingga menuju ke Timur (di kawasan Huidu Ombulodata, Desa Dunu, Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara).

Atap Negeri Gorontalo

Rangkaian Pegunungan Boliyohuto mempunyai puncak tertinggi,[1] yaitu Gunung Yile-Yile yang berlokasi di Sumalata, Kabupaten Gorontalo Utara, dengan ketinggian mencapai 2.073 meter di atas permukaan laut.[2]

Keanekaragaman Hayati dan Satwa Liar

Pegunungan Boliyohuto menjadi salah satu kawasan konservasi dengan keanekaragaman hayati terbaik di dunia dan masih lestari hingga saat ini. Di kawasan pegunungan ini, terdapat dua kawasan konservasi yaitu:

Tutupan Vegetasi

Jenis tumbuhan yang banyak ditemukan dikawasan Pegunungan Boliyohuto diantaranya adalah:[3]

  • Mataputi
  • Lamuta (Maniltoa sp)
  • Matoa hutan
  • Dengilo
  • Molokopi
  • Tolotio (Drypetes globosa)
  • Rotan susu (Calamus ornatus)
  • Laluta (Pohon Asoka/Polyathia sp)
  • Tulawoto (Vitex quinata F N Vill)
  • Upolodihe (Elmerillia celebica Dandy)
  • Nantu (Palaquium obovatum EngL)
  • Bitaula Lalahu (Callophyillum Sp)
  • Tuluponu (Ficus minahasae Miq)
  • Tolutu (Pterocymbium tinstorium Merr)
  • Beringin (Ficus nervosa Heyne)
  • Cempaka (Cempaka hutan kasar/Elmerrillia ovalis Dandy)
  • Bita (Kapur Naga/Callophyillum saulatri)
  • Pangi (Kepayang/Pangium edule Reinw)
  • Huhito (Koordersiodenron pinnatum Merr)
  • Boyuhu (Pterosfermum celebicum Miq)
  • Wondami (Diospyros pilasanthera Blanco)
  • Binggele
  • Kayu bunga (Madhuca phillippinensis Merr)
  • Tohupo (Artocarpus elasticus Reinw)

Kawasan Konservasi Satwa Liar

Pegunungan Boliyohuto merupakan satu-satunya kawasan hutan tropis terbaik dan terluas di Semenanjung Utara Pulau Sulawesi.[4] Pegunungan Boliyohuto termasuk Suaka Margasatwa Nantu memiliki ekosistem terlengkap di antara kawasan konservasi lainnya dan juga menjadi rumah bagi satwa liar dan spesies endemik yang terancam punah seperti:[5]

  • Babirusa (Babyrousa babyrussa),
  • Anoa (Bubalus depressicornis),
  • Monyet Gorontalo
  • Monyet hitam Sulawesi (Macaca heckii),
  • Tarsius Gorontalo
  • Tarsius Sulawesi (Tarsius spectrum),
  • Kuskus Sulawesi (Strigocuscus celebensis),
  • Babi hutan Sulawesi
  • Serta 80 jenis Burung hutan tropis

Kawasan Adat Suku Polahi

Kawasan Pegunungan Boliyohuto menjadi rumah bagi Suku Polahi (sub-etnis dari Suku Gorontalo) yang memilih tinggal di wilayah pedalaman hutan Boliyohuto untuk bersembunyi dan menghindari penjajah Belanda sejak tahun 1673 pada masa pemerintahan Raja Eyato.[6]

Usulan Peningkatan Status Taman Nasional

Pegunungan Boliyohuto dengan Suaka Margasatwa Nantu didalamnya diusulkan untuk ditingkatkan statusnya menjadi Taman Nasional.[7][8] Usulan ini diajukan dengan alasan agar pengelolaan hutan lindung tersebut menjadi lebih baik. Dengan status Taman Nasional maka Provinsi Gorontalo akan memiliki Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang terpisah dari Sulawesi Utara.[9]

Pengusulan dan pemisahan ini penting dilakukan mengingat kawasan konservasi di Gorontalo sangat luas namun masih bergantung pada BKSDA Sulawesi Utara. Salah satunya seperti Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, meskipun luas wilayah konservasi terbesarnya berada di Provinsi Gorontalo, namun kantor BKSDA justru berada di Sulawesi Utara.

Daftar Gunung

Referensi

  1. ^ Admin (2020-02-01). "Tim Gabungan Mapala Lakukan Ekspedisi Pegunungan Boliyohuto Puncak Ile-Ile". Pojok6.id. Diakses tanggal 2023-05-26. 
  2. ^ "Huido Ileile". PeakVisor (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-05-26. 
  3. ^ Hamidun, M. S. (2015). Struktur, Komposisi dan Pola Distribusi Vegetasi Pada Kawasan Hutan Lindung dan Hutan Produksi Terbatas. Fundamental (DP2M), 2(957).
  4. ^ Clayton, L. M. 1996. Conservation Biology of The Babirusa (Babyrousa babyrussa) in Sulawesi Indonesia. Disertasi. United Kingdom. Wolfson College University of Oxford
  5. ^ Dunggio, I. 2005. Zonasi Pengembangan Wisata di SM Nantu Propinsi Gorontalo. Tesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor
  6. ^ Pomalingo, S. (2015). Polahi: Komunitas Pedalaman Suku Gorontalo. Cultura: Jurnal Dinamika Sosial & Budaya Universitas Negeri Gorontalo, 1(1), 53-62.
  7. ^ R, Rahmadi (2016-02-19). "Nantu, Rumah Terbaik Satwa Endemik Sulawesi Ini Diusulkan Jadi Taman Nasional". Mongabay.co.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-05-23. 
  8. ^ "Suaka Margasatwa Nantu Diusulkan Jadi Taman Nasional". Republika Online. 2016-03-02. Diakses tanggal 2023-05-23. 
  9. ^ BKSDA. 2002. Rencana Pengelolaan Suaka Margasatwa Nantu Kabupaten Gorontalo, Propinsi Gorontalo. Manado: Balai Konservasi Sumberdaya Alam Sulawesi Utara Boo, E. 1992. The Ecotourism Boom. WHN Technical papaer. 2 , Washington DC, WWF

Lihat pula