Pegunungan Boliyohuto
Pegunungan Boliyohuto adalah rangkaian atau jajaran gunung yang membentang di sisi Utara Provinsi Gorontalo, Pulau Sulawesi, sepanjang ± 100,05 kilometer. Pegunungan Boliyohuto memanjang dari Barat (dari kawasan Huidu Libodongu, Desa Mekarti Jaya, Kecamatan Taluditi, Kabupaten Pohuwato), berjajar melewati wilayah Kabupaten Boalemo, Kabupaten Gorontalo, hingga menuju ke Timur (di kawasan Huidu Ombulodata, Desa Dunu, Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara). Atap Negeri GorontaloRangkaian Pegunungan Boliyohuto mempunyai puncak tertinggi,[1] yaitu Gunung Yile-Yile yang berlokasi di Sumalata, Kabupaten Gorontalo Utara, dengan ketinggian mencapai 2.073 meter di atas permukaan laut.[2] Keanekaragaman Hayati dan Satwa LiarPegunungan Boliyohuto menjadi salah satu kawasan konservasi dengan keanekaragaman hayati terbaik di dunia dan masih lestari hingga saat ini. Di kawasan pegunungan ini, terdapat dua kawasan konservasi yaitu: Tutupan VegetasiJenis tumbuhan yang banyak ditemukan dikawasan Pegunungan Boliyohuto diantaranya adalah:[3]
Kawasan Konservasi Satwa LiarPegunungan Boliyohuto merupakan satu-satunya kawasan hutan tropis terbaik dan terluas di Semenanjung Utara Pulau Sulawesi.[4] Pegunungan Boliyohuto termasuk Suaka Margasatwa Nantu memiliki ekosistem terlengkap di antara kawasan konservasi lainnya dan juga menjadi rumah bagi satwa liar dan spesies endemik yang terancam punah seperti:[5]
Kawasan Adat Suku PolahiKawasan Pegunungan Boliyohuto menjadi rumah bagi Suku Polahi (sub-etnis dari Suku Gorontalo) yang memilih tinggal di wilayah pedalaman hutan Boliyohuto untuk bersembunyi dan menghindari penjajah Belanda sejak tahun 1673 pada masa pemerintahan Raja Eyato.[6] Usulan Peningkatan Status Taman NasionalPegunungan Boliyohuto dengan Suaka Margasatwa Nantu didalamnya diusulkan untuk ditingkatkan statusnya menjadi Taman Nasional.[7][8] Usulan ini diajukan dengan alasan agar pengelolaan hutan lindung tersebut menjadi lebih baik. Dengan status Taman Nasional maka Provinsi Gorontalo akan memiliki Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang terpisah dari Sulawesi Utara.[9] Pengusulan dan pemisahan ini penting dilakukan mengingat kawasan konservasi di Gorontalo sangat luas namun masih bergantung pada BKSDA Sulawesi Utara. Salah satunya seperti Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, meskipun luas wilayah konservasi terbesarnya berada di Provinsi Gorontalo, namun kantor BKSDA justru berada di Sulawesi Utara. Daftar Gunung
Referensi
Lihat pula |