Citra Oberon yang diabadikan oleh Voyager 2 pada tanggal 24 Januari 1986. Sejumlah kawah tubrukan dapat dilihat. Kawah Hamlet, di bawah bagian tengah, memiliki bahan gelap di dasarnya; di kiri atasnya terdapat kawah Othello yang lebih kecil. Di kiri bawah terdapat gunung setinggi 11 km, kemungkinan puncak tengah kawah lain. Mommur Chasma ada di kanan atas.
Dengarkan versi lisan dari artikel ini (4 bagian, 33 menit)
Berkas-berkas suara berikut dibuat berdasarkan revisi dari artikel ini per tanggal 28 Januari 2022 (2022-01-28), sehingga isinya tidak mengacu pada revisi terkini.
Tampaknya Oberon terbentuk dari piringan akresi yang mengelilingi Uranus setelah pembentukannya. Satelit ini terdiri dari es dan bebatuan, dan kemungkinan terdiferensiasi menjadi inti berbatu dan mantel yang terdiri dari es. Lapisan air mungkin ada di batas antara mantel dan inti. Permukaan Oberon, yang warnanya gelap dan sedikit merah, tampaknya terbentuk melalui tubrukan asteroid dan komet, dan dilapisi oleh berbagai kawah tubrukan yang diameternya dapat mencapai 210 km. Di Oberon juga terdapat rangkaian chasmata (graben atau gawir) yang terbentuk selama perpanjangan keral sebagai akibat dari pengembangan bagian dalamnya selama evolusi awal.
Sistem Uranus baru dipelajari secara dekat oleh wahana Voyager 2 yang mengabadikan beberapa citra Oberon pada Januari 1986, sehingga 40% permukaan Oberon telah dipetakan.
Penemuan dan penamaan
Oberon ditemukan oleh William Herschel pada 11 Januari 1787; pada hari yang sama ia menemukan satelit terbesar Uranus, yaitu Titania.[1][10] Ia lalu melaporkan penemuan empat satelit lagi,[11] meskipun satelit tersebut ternyata tidak ada.[12] Selama hampir lima puluh tahun setelah penemuannya, Titania dan Oberon tidak diamati oleh alat lain selain milik William Herschel,[13] meskipun satelit ini dapat dilihat dari Bumi dengan teleskop amatir hari ini.[9]
Oberon awalnya disebut sebagai "satelit kedua Uranus", dan pada tahun 1848 diberi sebutan Uranus II oleh William Lassell,[17] walaupun kadang-kadang ia juga menggunakan penomoran William Herschel (dalam penomoran tersebut Titania dan Oberon diberi angka II dan IV).[18] Pada tahun 1851, Lassell menomori empat satelit yang diketahui pada masa itu berdasarkan jarak dari Uranus, dan semenjak itu Oberon disebut Uranus IV.[19]
Orbit
Oberon mengorbit Uranus dari jarak sekitar 584.000 km, menjadikannya yang terjauh di antara lima satelit utama Uranus.[e] Orbit Oberon sedikit eksentrik dan terinklinasi terhadap khatulistiwa Uranus.[3] Periode orbitnya sekitar 13,5 hari, yang sama dengan periode rotasinya. Dalam kata lain, Oberon memiliki orbit sinkron serta terkunci pasang surut (tidal locking, salah satu sisi satelit selalu menghadap Uranus).[6] Sebagian dari orbit Oberon berada di luar magnetosfer Uranus.[20] Akibatnya, permukaannya secara langsung terpapar angin matahari.[8] Hal ini penting karena sisi belakang (sisi yang berlawanan dengan arah revolusi mengelilingi Uranus atau trailing hemisphere) satelit yang mengorbit di dalam magnetosfer terpapar plasma magnetosfer, yang turut berotasi dengan planet.[20] Paparan ini mungkin mengakibatkan penggelapan sisi belakang, yang dapat diamati di semua satelit Uranus kecuali Oberon.[8]
Karena Uranus mengorbit Matahari di sisinya, dan orbit satelitnya berada di bidang khatulistiwa planet, satelit-satelit tersebut mengalami siklus musim yang ekstrem. Baik kutub utara maupun selatan Oberon diselimuti kegelapan selama 42 tahun, dan 42 tahun kemudian terus terpapar sinar matahari, dengan matahari terbit di dekat zenit di atas salah satu kutub setiap terjadinya titik balik matahari.[8] Penerbangan lintas yang dilakukan Voyager 2 terhadap Oberon berbarengan dengan titik balik musim panas belahan selatan pada tahun 1986, ketika hampir seluruh belahan utara diselimuti kegelapan. Setiap 42 tahun, ketika Uranus mengalami ekuinoks dan bidang khatulistiwanya menyilang dengan Bumi, okultasi satelit-satelit Uranus mungkin terjadi. Peristiwa semacam itu, yang berlangsung selama enam menit, berhasil diamati pada 4 Mei 2007, ketika Oberon mengokultasi Umbriel.[21]
Komposisi dan struktur dalam
Oberon adalah satelit Uranus terbesar kedua setelah Titania, dan satelit terbesar kesembilan di Tata Surya.[f] Kepadatannya tercatat sebesar 1,63 g/cm³,[5] yang lebih besar dari kepadatan satelit Saturnus pada umumnya, yang menunjukkan bahwa Oberon terdiri dari komponen es dan non-es yang setimbang.[23] Komponen non-es dapat terdiri dari materi berbatu dan karbon yang meliputi senyawa organik.[6] Keberadaan es air didukung oleh pengamatan spektroskopik, yang menunjukkan keberadaan es air kristalin di permukaan Oberon.[8]Pita serapan es air lebih kuat pada sisi belakang Oberon daripada di sisi depan (sisi yang berhadapan dengan arah revolusi mengelilingi Uranus atau leading hemisphere). Hal ini berlawanan dengan apa yang diamati di satelit-satelit Uranus lain, yang sisi depannya memiliki tanda es air yang lebih kuat.[8] Penyebab hal ini masih belum diketahui, namun mungkin terkait dengan pembentukan tanah melalui tubrukan di permukaan yang lebih kuat di sisi depan.[8] Tubrukan meteorit cenderung mengeluarkan es dari permukaan, sehingga menyisakan bahan non-es gelap.[8] Bahan gelap tersebut mungkin terbentuk melalui pemrosesan radiatif metanaklatrat atau penggelapan radiatif senyawa organik lain.[6][24]
Oberon mungkin terdiferensiasi menjadi inti berbatu yang dikelilingi oleh mantel ber-es.[23] Jika hal ini terjadi, maka jari-jari inti Oberon (480 km) sebesar 63% jari-jari Oberon, dan massanya sekitar 54% massa Oberon-proporsi ini ditentukan melalui komposisi Oberon. Tekanan di pusat Oberon tercatat sekitar 0,5 GPa (5 kbar).[23] Keadaan mantel ber-es saat ini masih belum jelas. Bila es mengandung cukup amonia atau antibeku lainnya, Oberon mungkin memiliki samudra cair di antara inti dan mantel. Ketebalan samudra ini (bila ada) dapat mencapai 40 km dan suhunya sekitar 180 K.[23] Namun, struktur dalam Oberon bergantung kepada sejarah termalnya, yang saat ini belum banyak diketahui.
Kenampakan permukaan dan geologi
Oberon adalah satelit besar tergelap kedua di Uranus setelah Umbriel.[7] Reflektivitas permukaannya berkurang dari 31% pada sudut fase 0° (albedo geometrik) menjadi 22% pada sudut sekitar 1°. Oberon memiliki albedo Bond sekitar 14%.[7] Permukaannya secara umum berwarna merah, kecuali endapan tubrukan yang masih baru, yang biasanya berwarna netral atau sedikit biru.[25] Nyatanya, Oberon adalah satelit termerah di antara satelit-satelit utama Uranus. Sisi depannya lebih merah daripada sisi belakang karena lebih banyak mengandung materi kemerahan.[24] Pemerahan permukaan diakibatkan oleh paparan partikel bermuatan dan mikrometeorit.[24] Namun, kesenjangan warna Oberon lebih mungkin disebabkan oleh akresi materi kemerahan dari luar sistem Uranus, kemungkinan dari satelit iregular, yang akan muncul terutama di sisi depan.[26]
Ilmuwan telah mengenali dua jenis kenampakan permukaan di Oberon: kawah dan chasmata (depresi panjang, curam, dan sedalam lembah[27] yang akan disebut lembah retakan atau gawir di Bumi).[6] Permukaan Oberon merupakan yang paling berkawah di antara satelit-satelit Uranus, dan kepadatan kawah hampir menjadi jenuh-ketika pembentukan kawah baru diseimbangkan dengan penghancuran yang lama. Jumlah kawah yang besar menunjukkan bahwa permukaan Oberon merupakan salah satu yang paling kuno di antara satelit-satelit Uranus.[28] Diameter kawah dapat mencapai 206 kilometer untuk kawah terbesar di satelit tersebut,[28] yaitu kawah Hamlet.[29] Banyak kawah besar yang dikelilingi oleh ejecta (pecahan) yang tersebar secara radial dan terdiri dari es.[6] Dasar kawah terbesar, Hamlet, Othello dan Macbeth, terbuat dari bahan yang sangat gelap yang mengendap setelah pembentukannya.[28] Puncak dengan ketinggian 11 km dapat diamati dalam beberapa citra yang diabadikan oleh Voyager di dekat wilayah tenggara Oberon,[30] yang mungkin merupakan puncak di tengah cekungan tubrukan besar dengan diameter sekitar 375 km.[30] Permukaan Oberon terpotong oleh lembah-lembah, yang tidak sebanyak di Titania.[6] Sisi-sisi lembah kemungkinan merupakan gawir yang dihasilkan oleh sesar[g] yang mungkin tua atau baru.[31] Lembang yang paling penting di Oberon adalah Mommur Chasma.[32]
Geologi Oberon dipengaruhi oleh dua gaya: pembentukan kawah tubrukan dan pelapisan kembali secara endogenik.[31] Pembentukan kawah tubrukan terjadi di sepanjang sejarah Oberon dan bertanggung jawab atas kenampakannya hari ini.[28] Pelapisan kembali secara endogenik berlangsung setelah pembentukan Oberon. Proses endogenik tersebut bersifat tektonik dan membentuk lembah, yang sebenarnya merupakan retakan raksasa di kerak es.[31] Lembah menghancurkan sebagian permukaan lama.[31] Keretakan kerak diakibatkan oleh perluasan Oberon sebesar 0,5%,[31] yang terjadi dalam dua fase yang terkait dengan lembah tua dan muda.
Sifat dasar potongan-potongan gelap, yang terutama ditemui di sisi depan dan di dalam kawah, masih belum diketahui. Beberapa ilmuwan mengusulkan bahwa potongan tersebut terbentuk secara kriovulkanik,[28] sementara yang lain meyakini bahwa tubrukan mengeluarkan bahan gelap yang terkubur di bawah es murni (kerak).[25] Berdasarkan hipotesis yang kedua, Oberon seharusnya terdiferensiasi sebagian, dengan kerak es berada di atas bagian dalam yang tak terdiferensiasi.[25]
Kenampakan permukaan di Oberon yang telah dinamai[33]
Kenampakan permukaan di Oberon dinamai dari tokoh dan tempat yang terkait dengan karya Shakespeare.[34]
Asal usul dan evolusi
Oberon diduga terbentuk dari piringan akresi atau subnebula: piringan gas dan debu yang ada di sekitar Uranus beberapa saat setelah pembentukannya atau terbentuk dari tubrukan raksasa yang kemungkinan besar membuat Uranus mengalami kemiringan sumbu.[35] Komposisi pasti subnebula tersebut masih belum diketahui; namun, kepadatan Oberon dan satelit Uranus lain yang relatif tinggi bila dibandingkan dengan satelit-satelit Saturnus menunjukkan kurangnya kandungan air.[h][6] Kandungan karbon dan nitrogen mungkin ada dalam bentuk karbon monoksida dan N2 daripada metana dan amonia.[35] Satelit yang terbentuk dalam subnebula tersebut akan mengandung lebih sedikit es air (dengan CO dan N2 terperangkap sebagai klarat) dan lebih banyak bebatuan, sehingga menjelaskan mengapa satelit-satelit Uranus memiliki kepadatan yang besar.[6]
Akresi Oberon mungkin berlangsung selama beberapa ribu tahun.[35] Tubrukan yang menyertai akresi menyebabkan pemanasan lapisan luar Oberon.[36] Di kedalaman sekitar 60 km suhu maksimal dapat mencapai 230 K.[36] Setelah berakhirnya pembentukan, lapisan bawah permukaan mendingin, sementara bagian dalam Oberon memanas akibat peluruhan unsur radioaktif di bebatuannya.[6] Lapisan dekat permukaan yang sedang mendingin berkontraksi, sementara bagian dalam meluas. Hal ini mengakibatkan tekanan perluasan yang kuat di kerak Oberon yang menyebabkan keretakan. Rangkaian lembah yang ada saat ini mungkin diakibatkan oleh proses ini, yang berlangsung selama sekitar 200 juta tahun,[37] sehingga menunjukkan bahwa aktivitas endogenik yang disebabkan oleh hal tersebut sudah berakhir miliaran tahun lalu.[6]
Pemanasan akresional awal bersamaan dengan peluruhan radioaktif yang berlanjut mungkin mampu mencairkan es[37] bila terdapat unsur antibeku seperti amonia (dalam bentuk amonia hidrat) atau garam.[23] Pencairan lebih lanjut dapat mengakibatkan pemisahan es dari bebatuan dan pembentukan inti berbatu yang dikelilingi oleh mantel ber-es. Lapisan samudra cair yang kaya akan amonia yang larut mungkin terbentuk di antara inti dan mantel.[23]Suhu eutektik campuran ini adalah 176 K.[23] Bila suhu turun di bawah angka ini, samudra seharusnya saat ini telah beku. Pembekuan air akan menyebabkan perluasan bagian dalam, yang mungkin juga menyebabkan pembentukan graben yang seperti lembah.[28] Hanya saja, pengetahuan tentang evolusi Oberon masih terbatas.
Penjelajahan
Sejauh ini, satu-satunya citra dekat Oberon diabadikan oleh wahana Voyager 2, yang mengabadikan satelit tersebut selama terbang lintas di Uranus pada Januari 1986. Jarak terdekat Voyager 2 dari Oberon adalah 470.600 km.[38] Citra terbaik Oberon memiliki resolusi 6 km.[28] Citra tersebut meliputi sekitar 40% permukaan, namun hanya 25% permukaan yang dicitrakan dengan resolusi yang memungkinkan pemetaan geologis.[28] Pada saat terbang lintas, belahan selatan Oberon sedang menghadap Matahari, sehingga belahan utara yang gelap tak dapat dipelajari.[6] Belum ada wahana lain yang pernah mengunjungi sistem Uranus, dan sejauh ini belum ada misi ke Uranus yang direncanakan.
^
Struve, O. (1848). "Note on the Satellites of Uranus". Monthly Notices of the Royal Astronomical Society. 8 (3): 44–47. Bibcode:1848MNRAS...8...43.
^Herschel, John (1834). "On the Satellites of Uranus". Monthly Notices of the Royal Astronomical Society. 3 (5): 35–36. Bibcode:1834MNRAS...3Q..35H.Parameter |month= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^
Lassell, W. (1852). "Beobachtungen der Uranus-Satelliten". Astronomische Nachrichten (dalam bahasa German). 34: 325. Bibcode:1852AN.....34..325.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^
Lassell, W. (1851). "On the interior satellites of Uranus". Monthly Notices of the Royal Astronomical Society. 12: 15–17. Bibcode:1851MNRAS..12...15L.
^
Lassell, W. (1848). "Observations of Satellites of Uranus". Monthly Notices of the Royal Astronomical Society. 8 (3): 43–44. Bibcode:1848MNRAS...8...43.
^
Lassell, W. (1850). "Bright Satellites of Uranus". Monthly Notices of the Royal Astronomical Society. 10 (6): 135. Bibcode:1850MNRAS..10..135L.
^ ab
Ness, Norman F.; Acuña, Mario H.; Behannon, Kenneth W.; Burlaga, Leonard F.; Connerney, John E. P.; Lepping, Ronald P.; Neubauer, Fritz M. (Juli 1986). "Magnetic Fields at Uranus". Science. 233 (4759): 85–89. Bibcode:1986Sci...233...85N. doi:10.1126/science.233.4759.85. PMID17812894.
^ abc
Bell, J. F., III; McCord, T. B. (1991). A search for spectral units on the Uranian satellites using color ratio images. Lunar and Planetary Science Conference, 21st, Mar. 12-16, 1990 (Conference Proceedings)Parameter |format= membutuhkan |url= (bantuan). Houston, TX, United States: Lunar and Planetary Sciences Institute. hlm. 473–489. Bibcode:1991LPSC...21..473B.
^ abc
Helfenstein, P.; Hillier, J.; Weitz, C.; Veverka, J. (1990). "Oberon: Color Photometry and its Geological Implications". Abstracts of the Lunar and Planetary Science Conference. Lunar and Planetary Sciences Institute, Houston. 21: 489–490. Bibcode:1990LPI....21..489H.Parameter |month= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ abcde
Croft, S. K. (1989). New geological maps of Uranian satellites Titania, Oberon, Umbriel and Miranda. Proceeding of Lunar and Planetary Sciences. 20. Lunar and Planetary Sciences Institute, Houston. hlm. 205C. Bibcode:1989LPI....20..205C.
^"Oberon: Mommur". Gazetteer of Planetary Nomenclature. USGS Astrogeology. Diakses tanggal 2009-08-30.
^
Strobell, M. E.; Masursky, H. (1987). "New Features Named on the Moon and Uranian Satellites". Abstracts of the Lunar and Planetary Science Conference. 18: 964–965. Bibcode:1987LPI....18..964S.Parameter |month= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ abc
Mousis, O. (2004). "Modeling the thermodynamical conditions in the Uranian subnebula – Implications for regular satellite composition". Astronomy & Astrophysics. 413: 373–380. Bibcode:2004A&A...413..373M. doi:10.1051/0004-6361:20031515.
^ ab
Hillier, John; Squyres, Steven W. (Agustus 1991). "Thermal stress tectonics on the satellites of Saturn and Uranus". Journal of Geophysical Research. 96 (E1): 15,665–15,674. Bibcode:1991JGR....9615665H. doi:10.1029/91JE01401.