Artikel atau sebagian dari artikel ini mungkin diterjemahkan dari Banjir Kalimantan Tengah 2021 di en.wikipedia.org. Isinya masih belum akurat, karena bagian yang diterjemahkan masih perlu diperhalus dan disempurnakan. Jika Anda menguasai bahasa aslinya, harap pertimbangkan untuk menelusuri referensinya dan menyempurnakan terjemahan ini. Anda juga dapat ikut bergotong royong pada ProyekWiki Perbaikan Terjemahan.
(Pesan ini dapat dihapus jika terjemahan dirasa sudah cukup tepat. Lihat pula: panduan penerjemahan artikel)
Koneksi jalan terputus oleh banjir, dan listrik sengaja dimatikan oleh Perusahaan Listrik Negara, untuk menghindari korban sipil dari sengatan listrik.[6][7] Sekitar 25.000 orang telah terkena dampak banjir dan dua orang meninggal di Kabupaten Katingan karena sengatan listrik.[8] Banjir dianggap jauh lebih buruk dari banjir tahunan biasanya yang disebabkan oleh meluapnya Sungai Kapuas, serta berlangsung lebih lama.[9] Karena sebagian besar jalan terendam banjir, banyak orang menggunakan perahu dan rakit untuk bepergian atau mengangkut mobil dan sepeda motor mereka, yang menyebabkan permintaan untuk layanan taksi perahu meningkat. Akibatnya, harga untuk menjemput taksi perahu naik hingga antara Rp100.000 hingga Rp300.000, jauh di atas harga biasanya.[10][11]Kepolisian Resor Kabupaten Katingan telah mendesak pemilik perahu untuk menghindari menetapkan harga terlalu tinggi selama banjir.[12][10] Harga sejumlah bahan pangan seperti daging ayam, ikan, dan sayur mayur di Sampit naik akibat terisolasinya akses jalan akibat banjir.[13]Ruas jalan antara Kota Palangka Raya dan Kota Buntok di Kabupaten Barito Selatan juga terputus sehingga banyak mobil dan truk yang terjebak.[14]
Banjir juga mulai melanda Kota Palangka Raya, terutama di Kecamatan Jekan Raya dan Pahandut.[15][16] Banjir menghambat kegiatan ekonomi sehari-hari di kota tersebut, mengakibatkan banyak toko milik warga kota tutup. Beberapa orang mengungsi di Kecamatan Panarung.[16] Pada tanggal 10 September, Wali Kota Palangka Raya mengumumkan keadaan darurat.[17] Akibat hujan deras yang terus menerus dan meluapnya Sungai Kahayan, beberapa warga kota yang menolak mengungsi mulai terserang penyakit. Akibatnya, pemerintah kota harus mendirikan posko kesehatandarurat gratis.[18] Banjir di kota tersebut dilaporkan sedalam satu meter. Banjir juga menyebabkan krisisair bersih karena sebagian listrik kota terputus, membuat pompa listrik yang diandalkan sebagian besar warga kota tidak dapat digunakan.[19]
Pemerintah Kalimantan Selatan telah mengirimkan personel untuk membantu daerah yang terkena dampak sebagai bentuk solidaritas, mengingat banyaknya masyarakat Kalimantan Tengah yang telah membantu dan memberikan sumbangan untuk korban banjir Kalimantan Selatan 2021 pada awal Februari lalu.[26]
Pada tanggal 16 September, Menteri SosialTri Rismaharini mengunjungi kota dan daerah yang terkena dampak. Dalam kunjungannya ke beberapa dapur umum, ia menerima keluhan bahwa mereka belum menerima bantuan dari Menteri Sosial. Ia menyatakan dalam waktu dekat mereka akan mulai mendistribusikan bantuan kepada keluarga yang terkena dampak.[27][28]