Kompetensi |
: |
-
pengembangan
profesional di bidang kepemimpinan.
pengembangan profesional di
bidang kepemimpinan dibagi dalam 5 (lima) level, yaitu :
- mengelola
staf pelaksana (managing staff), meliputi :
- integritas dan kejujuran. berkelakuan jujur, adil, dan
berperilaku secara etik profesi administrasi rs yang ditunjukkan secara
konsiten dalam ucapan maupun tindakan. models standar etik yang tinggi.
- ketrampilan interpersonal, ciri lain dengan sopan santun,
sensitif, dan menghormati dalam berhubungan dengan orang lain. memberi perhatian dan merespon dengan tepat
sesuai kebutuhan dan perasaan pada orang yang berbeda dalam hal ada perbedaan.
- pendidikan berkelanjutan (long life education)
dengan mengikuti diklat, seminar, workshop,
atau pertemuan tahunan/kongres pp-arsi.
- melakukan penilaian diri (selft assessment) dan pengakuan
diri atas kekuatan atau kelemahan yang dimiliki serta mempersuasi pengembangan
diri.
- memiliki gaya lentur (flexibility)
, efektif dalam negosiasi (deals,
interpersonal relationship) dengan berbagai bentuk tekanan (stresor),
selalu optimistik dengan ketekunan, meskipun dengan kesulitan/kesengsaraan.
- kemampuan
komunikasi oral, membuat jelas dan keberhasilan yang diharapkan dalam
presentasi oral. mampu mendengar dengan efektif, mengklarifikasi informasi jika
dibutuhkan.
- kemampuan komunikasi tertulis, tulisannya jelas, ringkas
terstruktur, dan cara meyakinkan untuk audien yang diharapkan.
- fleksibilitas, terbuka untuk perubahan dan informasi
baru, cepat beradaptasi kepada informasi baru, perubahan kondisi atau rintangan
yang tidak diharapkan.
- pemecahan masalah, mampu mengidentifikasi dan
menganalisis masalah, relevansi pembobotan, solusi dan membuat rekomendasi.
2. mengelola
proyek (managingprojects), meliputi:
- a. membangun tim kerja (team
building), menginspirasi dan membantu perkembangan komitmen tim kerja,
membangun spirit/ semangat raa bangga dan saling percaya. memfasilitasi
kerjasama dan memotivasi anggota tim untuk menyelesaikan tujuan/sasaran
tim/group.
b.
pelayanan pelanggan (customer
services), mengantisipassi dan bertemua dengan kastemer internal dan
kastemer eksternal. memberikan pelayanan berkualitas, aman dan memuaskan
terhadap produk layanan dan penyelenggaraan pelayanan. komitmen pada
peningkatan mutu pelayanan berkelanjutan.
c.
kredibilitas teknik, memahami dan penerapan yang
tepat terhadap prinsip, prosedur,
kebutuhan, regulasi dan kebijakan terkait dengan keahlian para spesialis.
d.
akuntabilitas terhadap pribadi dan terhadap orang lain
dapat diukur dengan mutu tinggi, tepat waktu, efektivitas biaya, efektivitas
hasil. tujuan penentu, seperangkat
prioritas dan pendelegasian tugas. taggungjawab yang dapat diterima untuk
tingkat kesalahan tertentu (tolensi) dan komplain dengan menetapkan sistem
pengendalian dan aturan.
e.
pengambilan keputusan dalam tim. buat keputusan dan
diinformasikan dengan baik, efektif, dan tepat waktu setiap keputusan. meskipun
jika data terbatas atau konsekuensi solusi yang dihasilkan tidak menyenangkan.
menerima dampak dan implikasi dari setiap keputusan yang dibuat.
f.
kemampuan
mempengaruhi atau negosiasi. persuasi kepada orang lain, membangun konsensus
melalui memberi dan menerima secara adil. pertambahan kerjasama dengan yang
lain untuk mendapatkan informasidan mencapai tujuan.
3) mengelola orang (managing
human resources), meliputi :
a. mengelola
kapital manusia (human capital management). bangun dan kelola kekurangan pekerja
berbasis tujuan organisasi (rs), pertimbangan kemampuan anggaran, dan kebutuhan
staf. yakinkan setiap penerimaan pegawai dilakukan melalui rekruitmen yang
tepat (kredensialing), selektif, dinilai, dan mendapat reward. lakukan
aktivitas sesuai masalah kinerja. kelola multi profei dan kekurangan tenaga
pada unit kerja yang berbeda dan situasi kerja bervariasi.
b. daya
ungkit berragam jenis ketenagaan rs. membantu inklusif tempat kerja sesuai
perbedaan karakteristik pekerjaan dan individu pegawai sangat bernilai dan
memberi daya ungkit untuk mencapai visi dan misi organisasi.
c. mengelola
konflik (conflict management). mendorong tensi kreativitas dan perbedaan
pendapat. antisipasi dan ambil langkah langkah untukk mencegah konfrontasi yang
kontra produktif. pengelolaan dan ketatapan hati penyelesaiaan konflik dan ketidaksetujuan
dalam cara cara yang konstruktif.
d. motivasi
pelayanan publik (public
service motivation) tunjukkan komitmen untuk melayani publik. pastikan
bahwa aktivitas manajemen sesuai dengan kebutuhan publik, seiring dengan kebijakan/tujuan organisasi
dan praktik intere publik.
e. pengembangan
yang lain. pengembangan kemampuan untuk berkinerja dan konstribusi pada organisasi dengan menyediakan umpan balik (feed back) yang berjalan dan dengan
menyedikan kesempatan untuk belajar dan metode informal (leraning organization).
4)
mengelola
program (managing program).
a.
teknologi manajemen.
senantiasa mengikuti perkembangan/up-date
teknologi pengembangan. membuat penggunaan teknologi terkini untuk mencapai hasil secara efektif. menjamin
akses terhadap dan keamanan dari sistem teknologiyang
digunakan.
pengembangan system informasi rs (his, mis, dss, lis, ris, billing system)
yang terintegrasi sebagai backbone
pelayanan di rs.
b.
manajemen keuangan rs (hospital financing management).
memahami proses keuangan organisasi rs, penyediaan, penilaian, dan
pengadministrasian program â?? anggaran. mengawasi pengadaan barang/jasa dan
kontrak untuk mencapai hasil yang diharapkan. monitor pengeluaran anggaran dan
gunakan analisis/berfikir biaya â??
manfaat untuk menetapkan prioritas.
c.
kreativitas dan inovasi. kembangkan wawasan baru dalam
situasi yang dihadapi. mempertanyakan pendekatan konvensional mendorong ide
baru dan inovasi. desain dan implementasi baru atau memotong program atau
proses yang tidak perlu (tidak memberi nilai tambah).
d.
partner kerja. kembangkan jejaring dan bangun aliansi
strategis lintas batas untuk membangun strategi kerjasama dan mencapai tujuan
umum organisasi.
e.
kecerdasan
politik. identifikasi internal dan eksternal politik (kepentingan) yang
berdampak pada pekerjaan organisasi. penerimaan organisasi dan realitas politik
dan hukum yang sesuai.
5)
organisasi
yang unggul (leading organizations).
a.
kesadaran eksternal (external
awareness). memahami dan memperbarui lokal, nasional dan internasional
kebijakan (policy) dan kecenderungan yang dapat mempengaruhi organisasi dan
menentukan sudut pandang pemangku kepentingan, termasuk kesadaran terhadap
perubahan peraturan perundangan dan perubahan lingkungan bisnis.
b.
visi. mengantar pandangan jangka panjang dan membangun
visi bersama dengan anggota tim yang lain. aktivasi sebagai katalisator untuk
perubahan organisasi. mempengaruhi orang lain untuk menterjemahkan visi kedalam
aksi (rencana aksi).
c.
berfikir strategis. formulasi sasaran/tujuan dan
prioritas serta rencana implementasinya dengan konsisten. sertakan pembiayaan
jangka panjang organisasi (master budget)
dalam lingkungan global. kapitalisasi setiap kesempatan / peluang bisnis dan
mengelola risiko investasi.
d.
kewirausahaan.
posisikan organisasi untuk keberhasilan dimasa depan melalui
identifikasi peluang baru, kembangkan organisasi dengan pengembangan atau
peningkatan produk layanan atau pelayanan. perhitungkan setiap risiko dari
keputusan untuk mencapai tujuan / sasaran organisasi
2.
pengembangan
profesional di bidang ketrampilan komunikasi dan kerjasama.
body of knowledge atau sekumpulan
pengetahuan adalah hikmat, pengalaman, proses, dan fakta yang dikumpulkan, yang
keduanya menginformasikan sebuah profesi dan memberikan dasar yang kuat dari
mana perbaikan dan perubahan inovatif dapat terjadi. pegembangan kompetensi
ketrampilan komunikasi dan kerjasama diharapkan memberikan kontribusi terhadap
profesi administrasi rs melalui kajian ilmiah, program pelatihan, publikasi,
dan proyek penelitiannya. kompetensi komunikasi dan kerjasama, kolaborasi, dan
kredibilitas untuk era jaminan kesehatan nasional menjadi penting. kemampuan
komunikasi antara manajer atau tenaga profesi administrasi dengan kelompok
medik adalah penting dan strategis. penguasaan tenaga administrasi rs tentang
â??clinical pathwaysâ?? â?? â??coding icd x/icd
ix cmâ?? - costing (akuntansi biaya/
perilaku biaya sangat dibutuhkan organisasi rs yang bekerjasama dengan bpjs
kesehatan. kemampuan berkomunikasi dengan penguasaan â??terminologi medisâ??
memudahkan setiap lulusan ps ars dalam mengkoordinasikan, memfasilitasi
kelompok profesi, terutama staf medis fungsional sangat membantu.
kerjasama
dengan pihak ketiga sebagai sebuah kebutuhan organisasi modern. dalam mengelola
bisnis pembiayaan dari investasi melalui pihak bank atau investor pasti
membutuhkan kompetensi tenaga administrasi rs dalam menyusun legal drafting.
mata kuliah hukum kontrak harus mendapatkan porsi alokasi waktu yang tepat (appropriate). demikian juga dengan
kerjasama alat medik ataau penunjang medik dengan vendor, juga membutuhkan kemampuan menghitung biaya satuan produk layanan
(mk akuntansi biaya) dan kkemampuan analisis biaya â?? manfaat (mk manajemen
keuangan). pengembangan kompetensi kerjasama dari aspek ekonomi (mk. ekonomi
kesehatan) juga dipertajam/fokus maka sub pokok bahasan tertentu di
kurikulumnya.
seringkali
organisasi rs membutuhkan tim kerja tertentu (taskforce) untuk efektivitas
penyelesaian masalah yang membutuhkan penyelesaian lintas unit kerja atau
lintas bidang keahlian profesi yang berbeda. kemampuan komunikasi dan hubungan
interpersonal akan sangat dibutuhkan penguatannya agar kerjasama tim kerja
dalam koordinasi, integrasi, sinergitas dan kolaborasi dapat terwujud. prinsip
pengelolaan bisnis yang sehat adalah adanya efektivitas, efisiensi,
produktivitas, akuntabilitas dan transparansi sehingga keberlangsungan
organisasi rs (sustainability),
bertumbuh (growth) dan kesejahteraan
masyarakat internal maupun masyarakat eksternal (prospority) dapat
terwujud. kemampuan profesi administrasi
rs dalam memahami dan mampu mengimplementasikan perlu dikembangkan, baik
melalui peningkatan jenjang pendidikan (kapasitas) maupun ketrampilan melalui
diklat teknis, diklat fungsional dan diklat manajerial (kapabilitas). kemampuan
komunikasi tertulis dalam penyusunan dokumen renstra/rsb, studi kelayakan
bisnis/proyek serta membuat notulensi/risalah pertemuan organisasi juga perlu
dikembangkan.
kemampuan
komunikasi publik, melalui kegiatan kehumasan (public relation comunication), masih dilihar sekedar pembentukan
kelembagaan, tetapi tidak diikuti dengan peningkatan kemampuan manajemen dan
komunikasi verbal â?? non verbal, memahami hubungan inter[ersonal. pembentukan
customer service atau customer care sekedar secara fisik ada tetapi pelayanan
dan penangan komplain masyarakat masih terus ada. tidak sekedar kemampuan berkomunikasi dengan
tampilan fisik yang menarik, tetapi jauh lebih esensial adalah petugas customer
service menguasai proses bisnis, peraturan perundangan, isi perjanjian
kerjasama untuk pelayanan pada pasien penjaminan (asuransi sosial/komersial).
3.
pengembangan
profesional di bidang kemampuan ilmu kesehatan, pelayanan kesehatan dan
lingkungan.
profesi
admknistrasi rs merupakan rumpun tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud undang
undang nomor 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan dan undang undang nomor 44
tahun 2009 tentang rs pasal 12 ayat (1). sebagai tenaga kesehatan, maka
penguasaan terhadap ilmu kesehatan dan pelayanan kesehatan termasuk lingkungan
kesehatan menjadi pentuing dan utama.
pengembangan
kompetensi ilmu kesehatan dan pelayanan kesehatan serta lingkungan kesehatan
sebagai dterminan yang mempengaruhi dinamika pengelolaan organisasi rs dimasa
masa mendatang. konsep transisi epidemiologi sebagai bentuk fakta bahwa
penyakit menular masih belum mampu diselesaikan oleh pemerintah, pemerintah
daerah dan masyarakat. sekarang muncul penyakit tidak menular (ptm) sebagai
penyebab kematian tertinggi dibanding penyakit menular. demikian juga tentang
pengaruh faktor lingkungan merupakan faktor utama terjadinya penyakit adalah faktor
perilaku, diikuti dengan faktor ligkungan hidup, ketersediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan faktor genetik. setiap tenaga kesehatan termasuk tenaga
administrasi rs hukumnya wajib menguasai tentang ilmu kesehatan, sistem
kesehatan, organisasi kesehatan, pembiayaan kesehatan dan utamanya
penyelenggaraan pelayanan kesehatan.
penguasan
profesi administrasi rs sebagai anggota tim kesehatan penyelenggara/pengelola
fasilitas pelayanan lanjutan (fktl). jenis dan klasifikasi rs serta
pengelolanya akan mempengaruhi kemampuan tenaga administrasi rs yang
dibutuhlan. sebagai tenaga profesi wajib mengetahui perkembangan masalah
kesehatan di indonesia dan global (sdgâ??s). komitmen global bagi oragnisasi rs
adalah ikut serta menurunkan angka kematian ibu dan anak, umur harapan hidup
dan maslah penanggulangan penyakit menular yang menjadi perhatian dunia.
kompetensi
dibidang ilmu kesehatan, organisasi kesehatan, sistem kesehatan, pembiayaan
kesehatan dan sumberdaya kesehatan yang terbatas menjadi bidang kajian penting
disamping aspek tatakelola rs (good
hospital governance) dan aspek administrasi manajemennya juga aspek
regulasi kesehatan serta standarisasi mutu dan keselamatan pasien.
penguatan
ilmu kesehatan diatas, diarahkan pada pemahaman tenaga kesehatan dalam merancang
produk layanan kesehatan di rs. kemampuan analisis pasar berdasarkan pola
penyakit, pola kematian dan data epidemiologis perlu ditingkatkan untuk
menyajikan informasi/data terpilah sepsifik dengan produk yang diselenggarakan
oleh rs.
4.
pengembangan
profesional di bidang ketrampilan bisnis.
memahami
rs sebagai entitas bisnis masih sering menimbulkan resistensi di masyarakat.unit
bisnispada umumnya berorientasi profit (laba). rs publik jelas dalam undang
undang nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit pasal 20 ayat (2) berorientasi
nirlaba. sedangkan rs privat yang dikelola swasta berbadan hukum pt atau
persero di pasal 21 berorientasi profit.
rs publik
yang dikelola oleh pemerintah dan pemerintah daerah dikelola dengan badan
layanan umum atau badan layanan umum daerah (blud). blu atau blud sesuai undang
undang nomor 1 tahun 2004 tentang perbendaharaan negara, peraturan pemerintah
nomor 23 tahun 2005 dan peraturan menteri dalam negeri menyebutkan bahwa
pengelolaan rs blu atau rs blud menerapkan prinsip efektivitas, efisiensi,
produktivitas, akuntabilitas dan transparansi. prinsip ini juga diterapkan
dalam mengelola unit bisnis. dengan demikian rs publik yang blu/blud sebenarnya
dikelola â??ala bisnis sehatâ??.
dalam body of knowledge administrasi rs, salah
satu kompetensi utama adalah ketrampilan bisnis. ada 9 sub domain kompetensi
yang harus dimiliki.dikuasai sesuai jenjang (strata) pendidikannya pada d-3
berbeda dengan d-4/s-1, s2 maupun dengan s-3. kedalaman taksonomi bloom pada â??knowledgeâ??
â?? â??affectiveâ??
â?? â??psychomotorâ??. perubahan paradigma pengelolaan rs di era
otomi perlu dicermati kebijakan/public policy di provinsi, kabupaten/kota,
terutama kebijakan anggaran/pembiayaan kesehatan (budget policy). oleh
sebab itu, pengembangan kompetensi lulusan administrasi rs melalui â??mk analisis kebijakan publikâ?? dan â??mk ekonomi kesehatanâ?? perlu ada
penguatan substansi bukan sekedar teori tetapi bagaimana setiap lulusan
memahami dan mampu mengimplementasikan pengaruh kebijakan daerah terhadap rs.
penguasaan 9 (embilan) area kompetensi ketrampilan bisnis cukup berat.
kualifikasi dosen pengampu yang memiliki pengalaman kerja di rs menjadi
prasarat untuk memahami proses bisnsis rs. sebagai contoh â??mk manajemen
produksi layanan rsâ?? agak sulit mahasiswa dibawa ke dunia bisnis rs manakala
dosen pengampu tidak memahami masalah perumahsakitam. pengembangan penguasaan
â??manajemen strategikâ?? harus disertai penguasaan tool management yang terkenal
yaitu â??balanced score cardâ?? pada 4 (empat) perspektif, yaitu keuangan â??
kastemer - internal bisnis proses â?? pertumbuhan dan pembelajaran. sebaiknya di
masukkan dalam sub pokok bahasan â??perencanaan
strategis bisnisâ??.
sub domain
kompetensi â??finance and resource
managementâ??? penguatannya dan pengembangnya diarahkan fokus pada kemampuan
â??menginterpretasi neraca hubungannya dengan arus kas dan kinerja manajemenâ??.
semua manajer/pimpinan kolektif di rs membutuhkan kompetensi tersebut. sebagai
contoh kepala bagian pelayanan harus memahami bahwa penurunan kinerja pelayanan
yang mengalami penrunan cenderung mempengaruhi â??arus kas masukâ??? yang
direncanakan tidak tercapai. demikian juga jika sudah direncakan pengadaan alat
medik operatif tertentu, jika pengadaan terlambat maka utilisasi yang sudah
dihitung pada proses pengadaan awal tahun tetapi realisasinya diadakan pada
pertengan tahun atau triwulan iii akibatnya proyeksi â??arus kas masukâ??? dari
pendapatan tindakan medik operastif dari alat tersebut tidak tercapai.
sedangkan
kemamtuan teknis akuntansi/pembukuan sebaiknya tetap dilakukan oleh profesi
akuntan. peran profesi administrasi rs yang memahami bisnis rs akan memudahkan
menjalankan fungsi manajemen keuanga, yaitu (1) pengambilan keputusan
pendanaan; (2) pengambilan keputusan investasi; (3) dan pengambilan keputusan
pengelolaan aset. kompetensi manajemen aset, bukan sekedar catat â?? mencatat
barang modal rs, tetapi bahwa alat tersebut mempengaruhi pada keselamatan
pasien jika tidak dilakukan kalibrasi, atau pelayanan kesehatan tidak bisa
berjalan/dilaksanakan jika alatnya dalam kondisi rusak karena terlambat
pemeliharaanyya (termasuk perencanaan anggaran pemeliharaan dan kalibrasi).
pengembangan manajemen aset juga perlu diperluas pada mengelola â??knowledge/intelectual aset managementâ??.
pengajaran â??mk msdmâ?? harus dirubah
paradigmanya lebih melihat sdm rs sebagai kekuatan dan investasi aset yang
menghasilkan return (roi).
ketrampilan mengelola sdm profesi medik sebagai ujung tombak pelayanan sebagai
motor penggerak penghasil uang (diamond
drill). hal yang sama dalam memberikan â??mk kewirausahaan/entrepreneurshipâ?? harus dikembangkan
juga sub pokok bahasan â??kewiralayanan / stewardshipâ??? agar pemahaman konsep
bisnis dapat lebih utuh.
pengembangan
ketrampilan bisnis, juga sebaiknya diarahkan pada penguatan kemampuan
pengelolaan database kinerja klinik (evidance
based medicine), kinerja pelayanan, kinerja keuangan dan kinerja manajerial
yang terintegrasi. penguatan mk simrs tidak hanya aspek â??hardware dan softwareâ???
saja tetapi bagaimana merancang â??business enterpriseâ??? terkait kebutuhan untuk
pengambilan keputusan berbasis informasi yang valid, realiabel dan realtime/up to date. kesadaran
pentingnya data (no data no action)
menjadi jargon yang mendorong tenaga administrasi rs memiiki visi â?? misi
baseline data melalui kemampuan penataan sistem pencatatan dan pelaporan.
penguatan
pada sub domain â??organisational dynamic, and governanceâ??? menjadi penting
mengingat perubahan lingkungan begitu cepat, dinamis bahkan turbulen. jika
tidak mampu diantisipasi akan menyebabkan kegagalan sebuah organisasi rs dalam
merepon. pembentukan budaya organisasi dan pemberdayaan organisasi juga menjadi
bagian penting sasaran pengembangan kompetensi utama ketrampilan bisnis.
pemenuhan kebutuhan standar peralatan, alat pelindung diri, kesempatan
mengembangkan potensi diri profesi melalui diklat adalah satu unsur dari
pemberdayaan organisasi sebagai â??opportunityâ?? dan â??powerâ??
(kanter theory). organisasi yang dinamis disampaing faktor eksternal (perubahan
lingkungan bisnis) tetapi juga karena faktor internal organisasi. kesadaran
biaya (cost consiuousness) akan
mendorong pengendalian biaya dan pertumbuhan investasi rs yang mampu memutar
â??roda ekonomi rsâ?? yang menggambarkan
dinamika sebuah organisasi. konsep ini seharusnya diajarkan pada mk ekonomi
kehatanâ??? termasuk pengaruh pdrb (produk domestik regional bruto) pada
keberadaan dokter spesialis di rs di daerah (rs publik/rs privat).
penguatan
kompetensi dalam mengelola risiko di rs (hospital risk management). banyak
kasus melanda rs akhir akhir ini tidak lepas dari pemahaman dan kesadaran para
manajer terhadap risiko yang dihadapi. masyarakat semakin cerdas (tercerahkan
oleh informasi). pemenuhan hak hak kastemer, kemampuan mengelola informasi
kesehatan menjadi penting. kemampuan mengidentifikasi risiko (root
cause analysis) membutuhkan kemampuan berfikir logis. ada pertanyaan
mendasar apakah mahasiswa ps administrasi rs perlu diberikan mk logika
berfikir?. berfikir induktif â?? deduktif, silogisme, berfikir logis, kritis,
kreatif, inovatif, dan seterusnya. kemampuan ini dibutuhkan oleh seorang
wirausaha/businessman.
kemampuan
perencanaan produk layanan di rs, baik produk layanan baru atau produk yang
sudah ada akan ditingkatkan kapasitasnya. penguatan kompetensi ini sangat
dibutuhkan karena bisnis utama rs (core business) adalah pelayanan medik dan
pelayanan keperawatan.penguatan ketrampilan analisis pasar untuk menghitung
potensi pasar (market share) untuk
dirancang kapasitas produksinya, dengan mempertimbangkan tingkat kompetisinya
pada produk layanan yang sama. penguatan kompetensi juga kemampuan merencanakan
kebutuhan sumberdaya (man, money, method,
machine, material, marketer dan environment/regulasi) yang sesuai (match)
dengan kapasitas produksi yang dirancang. mk pemasaran pun harus ada perubahan
konsep aplikasinya. konsep baru kemampuan pemasaran itu harus ada pada semua
karyawan sebagai pemasar produk. pemasaran di era jaminan kesehatan nasional
perlu redefinisi dan reorientasi sasaran.
5.
pengembangan
profesional di bidang ketrampilan profesi administrasi rs dan tanggungjawab
sosial.
dibanyak
asosiasi/perhimpunan profesi tidak mampu menampung kebutuhan anggotanya.
asosiasi profesi kehilangan jati diri dan perannya. produk body of knowledge administrasi rs merupakan produk profesi.
pengembangan bok administrasi menjadi tantangan bagi pp-arsi kedepan karena
dibutuhkan pemikiran strategis dalam menghadapi kebutuhan pasar kerja profesi
administrasi.
pengguna
profesi administrasi rs membutuhkan kepastian standar pelayanan profesi ars dan
standar kompetensi ars yang jelas untuk kriteria rekruitmen dan
kredensialingnya.
uji
kompetensi sesuai prinsip dari kkni, membutuhkan asosiasi profesi ars (pp-arsi)
yang mampu mengembangkan instrumen kredensiang/competencies assessment.
problem
lain terkait integritas dan moralitas profesi ars yang berperilaku sesuai kode
perilaku profesi (code of conduct) dan kode etika (code of ethics) perlu
dirumuskan alat ukur untuk menilai tingkat kepatuhannya. persaingan antar
anggota pp-arsi dalam tempat di organisasi rs yang sama sering menjadi kontra
produktif pada pengembangan kompetensi profesi.
kesadaran
diri (awereness) dalam meningkatan kompetensinya (consiousness
competence) melalui pendidikan berkelanjutan terkendala pada
pembiayaan. persyaratan angka kredir melalui sertifikasi keikutsertaan dalam
pelatihan yang doselenggarakan oleh asosiasi (pp-arsi) sebatas formalitas saja,
tetapi tidak bertujuan untuk memperoleh ilmu baru/ketrampilan baru yang
menunjang pengembangan kariernya. kesadaran ini masih sebatas itu yaitu â??educated
peopleâ?? (ciri mementingkan ijazah/sertifikat) bukanknowledgeable peoples
(ciri mementingkan ketrampilan/ketrampilan dan cenderung belajar sendiri).
kedepan
pengembangan perharsi harus mampu menjawab tantangan dan masalah masalah
diatas, termasuk bagaimana pp-arsi membangun hubungan aliansi strategis dengan
perguruan tinggi/sekolah tinggi ilmu kesehatan dan/atau perguruan tinggi di
luar negeri penyelenggara pendidikan administrasi rs maupun asosiasi profesi
administrasi rs di luar negeri.
|