Rumah adat Jawa adalah rumah tradisional yang dikenal dalam kebudayaan Jawa. Terdapat beberapa jenis rumah adat Jawa, baik yang terbagi berdasarkan wilayah maupun yang terbagi berdasarkan rancangan arsitekturnya. Berbagai macam rumah adat Jawa biasanya dibedakan dari bentuk atapnya yang berdinding kayu atau gedeg (anyaman bambu besar), sedangkan di Ponorogo berdinding dan berlantai batu bata.
Jenis-jenis
Rumah Jawa yang dapat ditemukan saat ini adalah arsitektur tradisional Jawa yang berkembang sejak abad ke-15 dimasa Majapahit mengalami keruntuhan sehinga disederhanakan oleh Wali Songo,dalam lingkup wilayah ibu kota Wilwatikta terdapat pendopo keraton ri Wengker, Arsitektur keraton Majapahit mengadopsi dari gaya rumah Wengker yang sudah menggunakan batu bata sejak lama sehingga mudah dibentuk dan cepat dibangun sesuai keinginan dibandingkan menggunakan dasar batu andesit.
sehingga terdiri atas 5 tipe dasar (pokok) model arsitektur rumah tradisional Jawa yaitu:
Joglo
Joglo adalah nama rumah adat dan bentuk atap paling dikenal dari arsitektur Jawa. Rumah dengan model atap seperti ini umumnya digunakan oleh keluarga bangsawan.[1]
Joglo Lawakan
Joglo Sinom
Joglo Jompongan
Joglo Pangrawit
Joglo Mangkurat
Joglo Hageng
Joglo Semar Tinandhu
Limasan
Limasan adalah model atap yang dikembangkan dari rumah kampung, tetapi digunakan oleh keluarga yang memiliki status lebih tinggi. Rancangan rumah dikembangkan ke empat sisi samping dari atap utama sehingga tampak seperti atap perisai.[1]
Limasan Lawakan
Limasan Gajah Ngombe
Limasan Gajah Njerum
Limasan Apitan
Limasan Pacul Gowang
Limasan Cere Gancet
Limasan Trajumas
Limasan Gajah Mungkur
Limasan Klabang Nyander
Limasan Lambang Teplok
Limasan Semar Tinandu
Limasan Lambang Sari
Limasan Semar Pinondhong, contohnya Bangsal Kama, Kraton Cirebon
Kampung
Kampung Pokok
Kampung Trajumas
Kampung Pacul Gowang
Kampung Srotong
Kampung Cere Gancet
Kampung Gotong Mayit
Kampung Semar Pinondhong
Kampung Apitan
Kampung Gajah Njerum
Kampung Gajah Ngombe
Kampung Doro Gepak
Kampung Klabang Nyander
Kampung Jompongan Lambang Teplok Semar Tinandhu (untuk tobong kapur)
Kampung Lambang Teplok (untuk gudang genteng)
Panggang Pe
Rumah panggang pe diambil dari kata panggang dan pe (pepe, menjemur) yang pada zaman dahulu atapnya dimanfaatkan untuk menjemur hasil bumi.
File:Rumah Traditional Jawa di Salatiga (1).jpg|Rumah Limasan Lawakan di daerah Salatiga (foto diambil tahun 2004)
File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Woonhuis met erf in een kampong TMnr 60046155.jpg|Rumah Joglo dengan atap ijuk (tahun 1919)
File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Verbeterd_pestbestendig_huis_op_Java_TMnr_10024150.jpg|Rumah Kampung (rumah beratap pelana)
File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Huis_en_tuin_Wedonoh_Paton_TMnr_10021087.jpg |Rumah Limasan (rumah beratap perisai)
File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Dorp_voor_arbeiders_van_een_onderneming_op_Java_TMnr_10024174.jpg|Rumah Kampung (rumah beratap pelana)
File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_De_prins_van_Poerbojo_met_gevolg_voor_zijn_huis_in_Yogyakarta_Java_Sompilan_12_TMnr_10003348.jpg|Rumah Joglo
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De moskee van Demak TMnr 10016515.jpg|Masjid Agung Demak, merupakan arsitektur Jawa tipe mesjidan (tajug)
<gallery>
Berkas:Rumah adat jawa berbentuk atap joglo.jpg|Rumah Adat Jawa Berbentuk Atap Joglo