Rumah Si Pitung di Marunda, Jakarta Utara, Indonesia, merupakan satu dari sedikit rumah panggung Betawi yang tersisa. Rumah panggung ini merupakan representasi hunian panggung masyarakat Betawi yang tinggal di wilayah-wilayah Pesisir.[1] Rumah ini menjadi museum dan masuk dalam cagar budaya.[2] Tidak diketahui kapan persisnya Rumah Si Pitung didirikan. Diperkirakan bangunan tersebut dibangun pada abad ke-20. Rumah panggung yang sering juga disebut Rumah Tinggi Marunda ini mirip dengan rumah tradisional Suku Bugis. Rumah ini tadinya milik Haji Saipudin[3], seorang saudagar kaya bandar ikan asal Makassar (sumber lain mengatakan Haji Saipudin adalah juragan sero, atau konglomerat kapal).[4] Haji Saipuddin diyakini merupakan sahabat erat Si Pitung. Pitung ditengarai hanya beberapa kali singgah di rumah itu (diperkirakan pada dasawarsa 1890-an).[5] Singgahnya Si Pitung terakhir kali adalah dalam rangka bersembunyi dari kejaran tentara Belanda dengan tuduhan merampok.[6]
Pemerintah DKI Jakarta pertama kali memugar rumah panggung yang ditopang oleh 40 buah tiang itu pada tahun 1972.[7]. Sebelumnya pada tahun yang sama bangunan ini dibeli oleh Pemprov DKI Jakarta dari keturunan (ahli waris) H. Saipudin. Bangunan tersebut kini menjadi museum dan masuk dalam cagar budaya berdasarkan SK Gubernur No.475 tahun 1993 dan SK Menteri No.140/M/1998.[2] Lembaga yang memberi nama rumah asli Betawi Pesisir ini sebagai rumah Si Pitung adalah Museum Nasional.[8]
Pada tahun 2010 rumah Si Pitung direnovasi kembali oleh pemerintah dengan anggaran Rp. 3 miliar. Renovasi yang dilakukan adalah meninggikan bangunan setinggi 4 meter (agar terhindar dari air laut yang pasang), mengganti lantai aslinya yang tadinya terbuat dari bilah-bilah bambu untuk kemudian diganti dengan kayu.[9] Dua tahun kemudian dilakukan renovasi kembali oleh Dinas Kebudayaan Jakarta Utara. Renovasi dengan anggaran Rp 2,1 miliar itu hanya dilakukan pada bangunan lain, halaman serta gerbang, pagar yang mengelilingi rumah Si Pitung.[10] Meskipun renovasi dilakukan beberapa kali, model asli bangunan tetap dipertahankan. Untuk masuk ke Rumah Si Pitung, pengunjung harus menaiki tangga yang posisinya berada di sisi utara. Di dalam rumah terdapat ruang tamu berukuran kira-kira 2 x 2,5 meter, kamar tidur berserta kasurnya, ruang makan, dan dapur yang mengarah ke beranda belakang.[11]
Referensi
^Swadarma (2014), hlm. 12 :"Rumah si Pitung di Marunda. Prototip rumah Betawi panggung di daerah pesisir ...".
^Anom, dkk (1996), hlm. 75. :" Rumah SI Pitung sering disebut Rumah Tinggi Marunda diperkirakan dibangun pada abad ke-20. Dahulu rumah ini milik H. Syaifuddin, seorang pengusaha Sero ...".