Sirkuit sepanjang 5.14 km ini dirancang oleh Hermann Tilke,[6][7] dan sudah direncanakan sejak musim 2007, tetapi baru terlaksana pembangunannya di pertengahan musim 2009. Sirkuit ini diperkirakan memiliki kapasitas sekitar 120.000 tempat duduk.
Sejarah
2000-an
Pada tahun 2007, kesepakatan tentatif untuk menjadi tuan rumah Grand Prix India dicapai antara Asosiasi Olimpiade India dan Bernie Ecclestone, yang pada saat itu menjabat sebagai kepala eksekutif Grup Formula Satu. Sebuah lokasi di Greater Noida di negara bagian Uttar Pradesh, India utara, dipilih sebagai lokasi lintasan yang akan menjadi tuan rumah perlombaan.[8] Keterlambatan dalam pengadaan tanah dan konstruksi dilaporkan pada awal tahun 2009 karena krisis keuangan yang sedang berlangsung.[9] Desain trek tersebut akhirnya terungkap pada bulan November 2009.[10]
Tempat tersebut dijadwalkan untuk pertama kali digunakan pada Kejuaraan Dunia Formula Satu musim 2010, dengan konstruksi yang dijadwalkan akan selesai tepat pada waktunya. Namun, tanggal tersebut diundur, dan balapan yang perdana akhirnya dilangsungkan pada tahun berikutnya.[11]
2010-an
Grand Prix India yang pertama diadakan di Sirkuit Internasional Buddh pada tanggal 30 Oktober 2011. Pada awalnya, balapan ini dijadwalkan berlangsung pada bulan Desember 2011. Namun, jadwal tersebut bentrok dengan Grand Prix Bahrain dan pembatalan berikutnya, di mana balapan dijadwalkan ulang menjadi bulan Oktober.[12] Balapan yang perdana berhasil dimenangkan oleh Sebastian Vettel dari tim Red Bull Racing, yang memulai balapan ini dari posisi terdepan. Dia juga berhasil mencetak putaran tercepat dan rekor putaran balapan tahun itu, yang berarti dua Grand Prix berikutnya.
Selama Kejuaraan Dunia Formula Satu musim 2012 dan balapan Formula Satu yang kedua yang berlangsung di sirkuit tersebut, Sebastian Vettel sekali lagi berhasil meraih posisi terdepan, memimpin jalannya balapan ini di setiap putaran, dan memenangkan balapan. Putaran tercepat dalam balapan ditetapkan oleh Jenson Button dari tim McLaren.
Pada Kejuaraan Dunia tahun berikutnya, Grand Prix India adalah balapan yang keenam belas dalam sembilan belas musim balapan. Sebastian Vettel start dari posisi terdepan dan kemudian memenangkan balapan. Vettel juga mengamankan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap Formula Satu untuk yang keempat kalinya secara berturut-turut pada balapan ini, mengalahkan penantang terdekatnya, yaitu Fernando Alonso dari tim Ferrari, yang finis di urutan ke-11. Tim Red Bull juga berhasil meraih gelar Kejuaraan Konstruktor untuk yang keempat kalinya secara berturut-turut. Putaran tercepat pada balapan ini ditetapkan oleh pembalap Lotus, yaitu Kimi Räikkönen. Balapan ini merupakan balapan Formula Satu yang terakhir yang digelar di sirkuit tersebut.
Lintasan ini tidak dijadwalkan untuk menjadi bagian dari Kejuaraan Dunia musim 2014. Salah satu alasan yang diberikan adalah penjadwalan ulang Grand Prix India ke bulan Maret pada tahun 2014, yang tidak masuk akal setelah balapan pada bulan Oktober 2013.[13] Penampilannya di Kejuaraan Dunia musim 2015 kemudian dikesampingkan pada pertengahan tahun 2014, dengan alasan masalah kontrak dan perpajakan.[14]
Pemilik tidak dapat memulihkan investasi mereka secara signifikan selama tiga musim balapan yang diadakan, dan terpaksa menghapus kerugian senilai setidaknya $25,1 juta.[15] Pada tahun 2016, pemilik sirkuit ini menegaskan kembali keinginan mereka untuk tidak menjual sirkuit tersebut kepada pembeli yang lain, meskipun biaya pemeliharaannya tinggi, kesulitan keuangan mereka sendiri, dan kurangnya jadwal acara olahraga internasional di masa depan.[16] Sirkuit ini terus menjadi tuan rumah seri dan kejuaraan balapan lokal yang lebih kecil, termasuk Kejuaraan Balap Nasional Ban JK yang mencakup balapan roda terbuka serta balap motor,[17][18] dan buka hari lintasan.[19]
Sengketa pajak
Sirkuit Internasional Buddh terletak di negara bagian Uttar Pradesh, dan dikenakan pajak lokal serta bea masuk nasional. Tanda-tanda pertama perselisihan muncul pada tahun 2009: dalam sebuah surat kepada promotor JPSK Sports, Kementerian Pemuda dan Olahraga India menolak izin JPSK Sports untuk mengirimkan $36,5 juta biaya lisensi ke kantor pusat administrasi Formula Satu di kota London. Alasan yang diberikan oleh Kepala Menteri Uttar Pradesh - Akhilesh Yadav pada saat itu, adalah sifat dari Formula Satu, yang dianggap bukan sebagai olahraga, melainkan hiburan, dan dianggap kurang berdampak pada pembangunan olahraga di tanah air.[20] Biaya bea cukai untuk komponen impor termasuk mesin dan ban tidak dihapuskan, dan pengecualian pajak yang diberikan untuk cabang olahraga yang lain tidak ditawarkan kepada penyelenggara.[21] Biaya senilai $51,3 juta, yang seharusnya dibayarkan oleh Jaypee Sports kepada Formula One World Championship Limited (FOWC), masih tertunda sejak Liberty Media mengakuisisi Formula One Group pada tahun 2016.[22] Harapan pemerintah terhadap pendapatan pajak membuat Jaypee dilarang untuk membayar iurannya kepada FOWC.[23]
Dalam putusan yang dikeluarkan pada bulan April 2017, Mahkamah Agung India memutuskan bahwa sirkuit tersebut merupakan 'bentuk usaha tetap', dan dengan demikian maka FOWC berkewajiban untuk membayar pajak atas pendapatan apa pun yang diperolehnya di negara India, yang diperkirakan mencapai 40% dari pendapatan bisnis.[24] Pihaknya menganggap bahwa pembayaran royalti yang dilakukan oleh Jaypee kepada FOWC juga merupakan pendapatan bisnis dan dikenakan pajak, yang bertentangan dengan perjanjian awal antara Jaypee dan FOWC, yang menetapkan bahwa biaya apa pun akan dibayarkan tanpa pajak.[25] Liberty Media siap untuk melunasi jumlah jatuh tempo pada bulan Juli 2017, menyisihkan $14,8 juta.[23]
Badan yang mengatur ajang Formula Satu, yaitu FIA, mengumumkan penyertaan Grand Prix India untuk tanggal 30 Oktober 2011.[29] diperkirakan biaya pembangunannya sekitar ₹20 miliar[30] ($400 juta), dan sirkuit ini memiliki panjang kira-kira 5.13 km dan terletak di atas tanah seluas 874-ekar (354 ha)[31] dan merupakan kreasi Hermann Tilke. Sirkuit ini diresmikan pada tanggal 18 Oktober 2011,[32] hanya 2 minggu sebelum balapan yang pertama. Kapasitas tempat duduk diperkirakan sekitar 110,000[30] dengan persiapan untuk meningkatkannya menjadi 200,000.[33]
Sirkuit
Sirkuit ini adalah bagian dari Jaypee Greens Sports City seluas 2.500-ekar (1.000 ha),[31] yang direncanakan untuk memasukkan stadion kriket internasional berkapasitas 100,000 tempat duduk, lapangan golf 18 lubang, stadion hoki lapangan berkapasitas 25.000 tempat duduk, dan sebuah akademi olahraga. Sirkuit ini menggunakan masukan dari tim untuk mengubah sirkuit agar meningkatkan aksi salip-menyalip. Hal ini mengakibatkan beberapa perubahan kecil sebelum tahun 2010: hairpin yang direncanakan di tikungan ke-7 dihapus, dan tikungan ketiga dilebarkan untuk memungkinkan para pembalap untuk mengambil garis balapan yang berbeda-beda. Informasi lebih lanjut dirilis pada bulan Agustus 2010, mengungkapkan bahwa ada rencana untuk sirkuit ini menjadi salah satu yang paling menantang untuk para pembalap, dengan ketinggian tanah naik 4 meter di tiga belokan pertama, dan juga sebuah tikungan double-apex miring.[34] Sejak saat itu, sirkuit ini dipuji oleh para pembalap, termasuk Lewis Hamilton, yang membandingkan sirkuit ini dengan Sirkuit Spa-Francorchamps.[35]
Tikungan multi-apex 10–11–12 adalah yang paling terkenal dari sirkuit ini. Tikungan ini dibanding-bandingkan dengan tikungan ke-8 dari sirkuit Istanbul Park yang panjang, dan cepat; karena tikungan tersebut adalah yang paling menantang dan menghasilkan beban ban berat. tidak seperti tikungan ke-8 di Turki, radius tikungan semakin kecil di keluarana tikungan dan merupakan tikungan kanan yang searah jarum jam. meskipun bukan titik aksi salip-menyalip yang terbesar, namun tikungan ini adalah tempat di mana mobil-mobil F1 menunjukan potensial menikungnya. Lurusan tikungan utama sirkuit ini, dengan panjang 106 km (115.923,0 yd), adalah salah satu yang paling panjang di dalam ajang F1, dengan titik aksi salip-menyalip penting di ujung. Jalur pit sirkuit ini juga menjadi yang salah satu yang paling panjang di dalam ajang F1, dengan panjang lebih dari 600 meter: seperti balapan-balapan lain yang menggunakan pit stop, waktu yang digunakan di jalur pit adalah faktor penting dalam menentukan strategi balapan.[36]
Sebelum akhir pekan pembuka, perkiraan waktu putaran untuk sebuah mobil F1 adalah 1 menit, 27.02 detik,dengan kecepatan rata-rata 210.03 km/h (131 mph), dan kecepatan maksimum 318 km/h (198 mph).[37] di sesi kualifikasi, Sebastian Vettel menempatkan waktu 1 menit, 24.178 detik, mengalahkan prediksi waktu putaran dari pemasok ban Pirelli. Pembalap Scuderia Toro Rosso, yaitu Jaime Alguersuari, menempatkan kecepatan maksimum mencapai 324.2 km/h.
Sirkuit ini dijadwalkan untuk menggelar balapan Kejuaraan Dunia GT1 FIA yang terakhir di bulan Desember 2012,[38] tetapi pada akhirnya dibatalkan.
Sirkuit ini dijadwalkan untuk menyelenggarakan balapan Kejuaraan Dunia Superbike selama empat musim, dimulai dari tahun 2013.[39] Namun, balapan pada musim 2013 dibatalkan karena biaya operasional Sirkuit Internasional Buddh.[40]
Penerimaan para pembalap terhadap sirkuit ini positif.[41] Para pembalap menyukai layout sirkuit yang cepat dan kombinasi tikungan menantang yang digambarkan Jenson Button sebagai sulit dikendarai dengan cepat dan konsisten.
Sirkuit ini sering dibandingkan dengan Sirkuit Spa-Francorchamps oleh para pembalap F1, sebuah trek yang legenda berkecepatan tinggi dan menantang. Sebastian Vettel memuji trek ini dengan mengatakan "ada banyak perbedaan ketinggian yang menambah keseruan, dari sebanyak 8% ke bawah dan hingga 10% ke atas; seperti roller coaster. Sirkuit ini muncul sebagai salah satu sirkuit paling menantang bagi para pembalap."[42]
Nama dan logo
Dulu bernama Jaypee Group Circuit atau Jaypee International Circuit menurut nama perusahaan pengelolanya, sirkuit tersebut secara resmi diberi nama Buddh International Circuit di bulan April 2011. Menurut Sameer Gaur, sang Managing Director dan Chief Executive Officer dari Jaypee Sports International Limited, nama 'Buddh International Circuit' diambil dari area lokasi trek ini – distrik Gautam Buddh Nagar (juga diketahui sebagai Greater Noida). Karena lokasinya, menamai sirkuit ini 'Buddh International Circuit' adalah keputusan yang logis untuk perusahaan.[43]
Logo sirkuit ini merupakan huruf 'B' berbentuk hati, yang merupakan singkatan 'Buddh' dan 'Bharat' (Nama asli India). Warna-warna kunyit, hijau dan putih yang digunakan adalah perwakilan bendera negara India, dan lengkungan di logo 'B' tersebut mewakili trek itu sendiri.[44]
Penghargaan dan pengakuan
Sirkuit Internasional Buddh, yang menjadi tuan rumah Grand Prix Formula Satu pertama di India pada tanggal 30 Oktober 2011, telah dianugerahi penghargaan 'Fasilitas Olahraga Bermotor Terbaik Tahun Ini' di Professional Motorsport World Expo 2011.[45] BIC juga dianugerahi 'Piala Promotor Terbaik' atas keberhasilan penyelenggaraan balapan Formula Satu pada tahun 2011 & 2012 di pesta pemberian hadiah FIA.[46]
^ ab"A whole new ballgame". business.outlookindia.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 Maret 2012. Diakses tanggal 02 Januari 2021.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan); Periksa nilai tanggal di: |accessdate= (bantuan)
^ ab"Jaypee". The Times Of India. 4 December 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 September 2018. Diakses tanggal 22 December 2009.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Deepa Jainani (16 January 2009). "India on course for 2011 F1 Grand Prix". The Financial Express. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 October 2013. Diakses tanggal 2009-10-21.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)