Sirkuit Internasional Korea merupakan sebuah sirkuit balap di negara Korea Selatan yang terletak di Yeongam.[1] Sirkuit ini memiliki panjang 5.621 km (3.492 mil) dan memiliki kapasitas penonton sebanyak 150.000 penonton. Sirkuit ini pertama kali dibuka pada tahun 2010, dan telah menjadi tuan rumah balapan F1Grand Prix Korea pada musim itu juga,[2][3] sampai dengan gelaran terakhirnya di musim 2013. Sirkuit ini dirancang oleh Hermann Tilke.
Pada tanggal 4 September 2010, sirkuit ini di uji coba oleh pembalap Karun Chandhok, dengan memakai mobil F1Red Bull Racing.
Pada tahun 2015, setelah hanya menjadi tuan rumah untuk empat acara balapan Grand Prix saja, dan diturunkan statusnya menjadi tuan rumah balapan lokal yang jumlah penontonnya sedikit, fasilitas tersebut telah dikritik sebagai sebuah bencana.[4]
Sejarah
Diumumkan pada tanggal 2 September 2009, bahwa pendanaan telah tersedia untuk memulai pembangunan di lokasi tersebut, dan para pejabat yakin bahwa pekerjaan tersebut akan selesai tepat waktu untuk menyelenggarakan Grand Prix pada tahun 2010. Pada tanggal 10 Desember 2009, penyelenggara acara mengumumkan bahwa mereka sesuai dengan jadwal, dengan rencana untuk menyelesaikan sirkuit pada tanggal 5 Juli 2010, meskipun mereka mengakui bahwa masalah terbesar mereka terletak pada pencarian akomodasi untuk semua staf dan penonton Formula Satu.
Seorang desainer asal Jerman, yaitu Hermann Tilke, diberikan tanggung jawab untuk mendesain lintasan. Lintasannya sebagian permanen, sebagian sementara. Bagian sementara berada di sepanjang sisi pelabuhan provinsi tempat para penonton dari kawasan pejalan kaki, hotel, dan kapal pesiar dapat menyaksikan balapan. Bagian kota dengan kemungkinan fasilitas pameran, pertokoan, restoran, dan kafe digunakan sebagai jalur pit selama akhir pekan Grand Prix F1.
Kontrak awal berdurasi tujuh tahun, dengan opsi lima tahun yang dapat memperpanjang balapan hingga tahun 2021.[5] Sirkuit ini berencana untuk menghidupkan kembali Korea Super Prix pada tahun 2011, sebuah ajang Formula Tiga, yang sebelumnya diadakan di Changwon City Raceway, terakhir kali diadakan pada tahun 2003.[6]
Di tengah spekulasi bahwa balapan akan dibatalkan karena sirkuit tidak akan selesai tepat pada waktunya, penyelenggara balapan mengumumkan bahwa tanggal pembukaan sirkuit adalah 5 September 2010.[7] Pada tanggal 4 September 2010, di dalam sebuah acara yang disebut ‘Circuit Run 2010’, mobil balap Formula 1 Red Bull Racing yang menggunakan mesin V10 versi mesin Renault saat ini, dengan Karun Chandhok di belakang kemudi, menyelesaikan 14 putaran di sirkuit Grand Prix Formula Satu Korea yang baru. Sebanyak empat ribu penonton datang ke trek baru untuk acara tersebut.[8][9]
Pemeriksaan lintasan terakhir ditunda beberapa kali. Awalnya, delegasi teknis FIA akan memeriksa sirkuit pada tanggal 28 September 2010 untuk memberikan izin bagi balapan F1 yang akan diadakan di sana, namun tanggal tersebut kemudian diundur ke tanggal 11 Oktober, hanya 11 hari saja sebelum mobil pertama dijadwalkan untuk memulai sesi latihan bebas pertama. Setelah pemeriksaan lintasan selama dua hari, direktur balapan FIA, yaitu Charlie Whiting, menggambarkan sirkuit Yeongam sebagai sebuah sirkuit yang ‘memuaskan’, dan mengumumkan bahwa lisensi wajib akan dikeluarkan melalui Asosiasi Balap Mobil Korea (KARA).[10]
Menurut sirkuit Grand Prix Formula Satu Korea Chonnam Yeongam, sekitar 77 juta dolar (88 miliar won Korea Selatan) dibutuhkan untuk biaya pembangunan sirkuit, jumlah yang diminta oleh beasiswa yang digunakan dalam 52,8 miliar won. Namun, sulit untuk mengamankan sisa 35,2 miliar won, dan dilaporkan bahwa hampir tidak ada prospek bantuan pemerintah untuk proyek Formula 1 oleh pemerintah Korea.[13]
Sirkuit Korea dimasukkan ke dalam kalender Kejuaraan Dunia FIA GT1 musim 2012, tetapi kemudian dihapus. Diumumkan pada tahun 2012 bahwa sirkuit tersebut akan menjadi tuan rumah babak eksibisi Super GT musim 2013;[14] rencananya juga gagal.
Satu putaran di dalam sebuah mobil Formula Satu
Sirkuit ini dimulai dengan tikungan kiri ganda; tikungan pertama diambil dengan menggunakan gigi kedua, dengan pembalap yang berakselerasi melalui tikungan kedua. Ini membuka ke lintasan lurus sepanjang 1.160 km (720 mi), yang pada gilirannya mengarah ke tikungan yang paling lambat di sirkuit, yaitu tikungan kanan gigi kedua. Mobil-mobil mengikuti lintasan lurus yang lebih pendek, yang merupakan sebuah rumah bagi pit pendukung, sebelum serangkaian tikungan tajam di tikungan empat, lima, dan enam; ketiganya diambil dengan menggunakan gigi kedua. Sirkuit kemudian terbuka lagi, mengalir melalui serangkaian tikungan cepat gigi kelima, sebelum pembalap harus mengerem untuk tikungan sepuluh, tikungan kanan ketat yang pendekatannya dibuat lebih sulit oleh posisi zona pengereman pada tanjakan menurun. Sisa sirkuit dimodelkan pada sirkuit jalan raya, dan mengikuti serangkaian labirin tikungan kiri dan kanan yang mengarah ke tikungan tujuh belas, tikungan kanan panjang yang sama sekali tidak terlihat karena dikelilingi oleh dinding. Tikungan terakhir di sirkuit tersebut merupakan tikungan ke kiri yang mengarah ke lintasan lurus utama.
Jalur masuk dan keluar dari pit
Jalur pit telah menjadi kontroversi karena jalur masuk dan keluarnya. Pada tahun 2010, jalur masuk ke dalam pit dianggap berbahaya oleh pembalap seperti Robert Kubica karena berada di jalur balapan pada pintu keluar tikungan 240 km/h (150 mph), sehingga mobil yang masuk ke dalam pit akan melaju jauh lebih lambat, tetapi masih berada di jalur balapan. Kubica menyatakan bahwa "mungkin cukup sempit" dan Jarno Trulli mengatakan bahwa dia "khawatir seseorang akan menabraknya dari belakang", ketika dia dipaksa untuk masuk ke dalam pit karena dia terjebak di dalam gigi.[15] Dinding di Tikungan 17 dipindahkan kembali pada tahun 2011 untuk meningkatkan visibilitas di bagian lintasan tersebut, sehingga pembalap pada putaran panas dapat melihat pembalap yang lain melambat untuk masuk ke dalam pit.[16]
Jalur keluar dari jalur pit juga dikritik karena mengarah ke sisi luar Tikungan 1, meskipun rencana awal untuk keluar pit berputar di luar area runoff tikungan 1 dan 2. Meskipun keluar dari jalur balapan, namun jika pembalap terkunci di tikungan dan melebar, maka mereka dapat menabrak seseorang yang keluar dari jalur pit. Ini terjadi selama sesi latihan bebas untuk Grand Prix Korea 2011 ketika Nico Rosberg dari tim Mercedes melebar dan menabrak Jaime Alguersuari dari tim Toro Rosso. Keluarnya itu dikritik oleh beberapa pembalap, serta kepala tim Mercedes GP, yaitu Ross Brawn. Dia berkata bahwa, 'Saya harus mengatakan [bahwa] itu sedikit membuat frustrasi, dengan sirkuit [yang] baru seperti ini, kami memiliki masalah itu. Lihat jumlah mobil yang keluar di tikungan pertama [di] dalam [sesi] latihan [bebas] pertama. Dengan kondisi basah dan sulit, saya pikir itu 20 atau 30.' Kepala tim Red Bull, yaitu Christian Horner, mengatakan bahwa itu adalah 'kecelakaan yang akan terjadi', mengingat buruknya desain pintu keluar.' Nico Rosberg dan Jarno Trulli juga merasa bahwa pintu keluar 'perlu diperbaiki'.[17] Menyusul keluhan dari para pembalap, FIA memasang lampu lalu lintas di ujung jalur pit, yang memperingatkan para pembalap untuk kembali lagi ke lintasan balapan karena ada mobil yang mendekat dengan kecepatan tinggi. Tim juga menggunakan spotter untuk memperingatkan para pembalap (baik yang sedang balapan maupun yang keluar dari pit) tentang mobil apa pun di jalur pit.
Untuk Grand Prix Korea 2013, jalur keluar pit diperpanjang di sekitar tikungan 1 untuk kembali lagi ke lintasan di akhir tikungan 2,[18][19] sama seperti pada rencana awalnya untuk lintasan tersebut. Kualitas pengerjaannya dipertanyakan oleh banyak pembalap, dengan banyak yang menyoroti permukaan yang tidak rata sebagai "bukan standar yang seharusnya".[19] Hal ini disebabkan oleh jalur pit yang diperpanjang melalui area runoff, yang memiliki sistem drainase yang mengalir melaluinya.[19]
Masalah konstruksi
Meskipun penyelesaian sirkuit dijadwalkan pada bulan Juli 2010, namun curah hujan yang berlebihan menyebabkan keterlambatan dalam perbaikan tanah. Keterlambatan konstruksi menyebabkan inspeksi oleh FIA tertunda selama 20 hari hingga tanggal 11 Oktober, hanya 10 hari saja sebelum Grand Prix Korea. Namun, beberapa fasilitas masih belum selesai, dan perkerasan hanya diaspal hingga lapisan pertama saja.