Prefektur Yamanashi (山梨県code: ja is deprecated , Yamanashi-ken) adalah sebuah prefektur yang terletak di wilayah Chūbu, di bagian tengah Pulau Honshu, Jepang.[1] Prefektur Yamanashi memiliki jumlah penduduk sebesar 790.489 jiwa (per 1 September 2024) dan memiliki luas wilayah sebesar 4.465,27 km2 (1.724,05 mil persegi). Prefektur Yamanashi berbatasan dengan Prefektur Saitama di sebelah timur laut, Prefektur Nagano di sebelah barat laut, Prefektur Shizuoka di sebelah barat daya, Prefektur Kanagawa di sebelah tenggara, dan Tokyo di sebelah timur.
Kota Kōfu adalah ibu kota dari Prefektur Yamanashi, yang juga merupakan kota terbesar di wilayah prefektur ini. Kota-kota penting lainnya yang ada di prefektur ini yaitu Kai, Minami-Alps, dan Fuefuki.[2] Prefektur Yamanashi adalah satu dari delapan prefektur di Jepang yang tak memiliki wilayah pesisir, dan mayoritas penduduk di prefektur ini bertempat di wilayah bagian tengah Cekungan Kōfu yang dikelilingi oleh Pegunungan Akaishi, dimana 27% dari total luas wilayah prefektur ini ditetapkan sebagai Taman Nasional. Prefektur Yamanashi adalah rumah bagi sebagian besar gunung tertinggi di Jepang, seperti Gunung Fuji, yang merupakan gunung tertinggi di Jepang dan ikon kebudayaan bagi negara jepang, yang sebagian wilayahnya terletak di Prefektur Yamanashi dan di perbatasan dengan Prefektur Shizuoka.
Sejarah
Prasejarah sampai abad ke-14
Seperti di sebagian besar wilayah Jepang lainnya, masyarakat prasejarah di Yamanashi berkembang melalui tahap berburu, memancing, dan meramu pada Zaman Jōmon, kemudian mulai memproduksi beras pada zaman Yayoi. Maruyama dan Choshizuka Kofun (gundukan tanah kuburan) yang terletak di Bukit Sone Kota Nakamichi (Selatan Kōfu) diyakini telah dibangun dari akhir abad ke-4. Dari peninggalan tersebut dapat diasumsikan bahwa masyarakat Sone Hill memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan masyarakat Yamanashi saat ini. Selama zaman Heian, Provinsi Kai dibentuk di daerah ini.[3]
Abad ke-15 hingga abad ke-19
Di antara banyak generasi Kaigenji, mereka yang berasal dari keluarga Takeda, Ogasawara, dan Nanbu hidup sangat makmur. Selama periode Sengoku pada abad ke-16, Takeda Shingen memperoleh status daimyō dan membangun Rumah Tsuzuji serta Kastil Yōgai di Kōfu. Dari pangkalan inilah ia berusaha untuk menyatukan dan menguasai Jepang.
Setelah kematian Takeda pada tahun 1582, Probinsi Kai berada di bawah kendali klan Oda dan Toyotomi sebelum dimasukkan ke dalam kekuasaan Keshogunan Tokugawa selama periode Edo. Di bawah Keshogunan Edo, klan Kōfu (yang berbasis di Kuninaka, atau Yamanashi Tengah dan Barat) dan klan Yamura (yang berbasis di Gunnai, atau Yamanashi Timur) dibentuk, tetapi pada tahun 1724 daerah tersebut berada di bawah kendali langsung Keshogunan Edo. Dengan berkembangnya Kōshū Kaidō (jalan raya) serta transportasi Sungai Fuji, barang, material dan budaya mengalir ke wilayah tersebut.
Pada pertengahan abad ke-19, kontradiksi pemerintahan militer dengan sistem klan menyebabkan terkikisnya stabilitas dan terjadinya perlawanan yang meletus di seluruh Jepang, sehingga membuka jalan bagi Restorasi Meiji pada tahun 1868.
Restorasi Meiji (1868) hingga akhir Perang Dunia II (1945)
Selama Perang Boshin, Pertempuran Kōshū-Katsunuma pada tanggal 29 Maret 1868 adalah pertempuran penting antara pasukan pro-Kekaisaran dan Keshogunan Tokugawa sebelum pasukan Kekaisaran berbaris di Istana Edo. Sebelum pertempuran Kōshū-Katsunuma, Benteng Kōfu telah direbut oleh pasukan yang setia kepada Kaisar Meiji.
Provinsi ini selanjutnya berganti nama menjadi Prefektur Kōfu pada tahun 1869 dan kemudian menjadi Prefektur Yamanashi pada tahun 1871.[3] Tanggal 20 November 1872, sekarang dirayakan sebagai Hari Warga Prefektur di Yamanashi.
Pada awal periode Meiji (1868–1911), kebijakan promosi industri menghasilkan industri serikultur, produksi tekstil sutra dan industri pembuatan anggur. Pada tahun 1903, setelah tujuh tahun pembangunan, pembangunan Jalur Kereta Api Chūō termasuk pembangunan terowongan Sasago sepanjang hampir tiga mil selesai dibangun, Jalur Kereta Api tersebut yang menghubungang Hachiōji dan pusat kota Tokyo akhirnya dapat mencapai Kōfu. Sehingga dapat mengurangi waktu perjalanan ke ibu kota dan pelabuhan Yokohama yang membawa perubahan signifikan pada industri dan budaya lokal di Kōfu.[4]
Pada tahun 1926, Jalur Kereta Minobu yang menghubungkan Kōfu dengan Prefektur Shizuoka dibuka, sekaligus mengakhiri transportasi Sungai Fuji. Jalur Koumi yang menghubungkan Kobuchizawa ke Kiyosato dibuka oleh Perusahaan Kereta Api Nasional Jepang (JNR) pada tahun 1933 yang menyediakan akses ke daerah dataran tinggi yang sekarang sampai ke daerah terpencil di lereng Gunung Yatsugatake di utara prefektur.
1945 sampai sekarang
Ibukota prefektur ini, Kōfu, mengalami kerusakan parah selama serangan udara besar-besaran pada malam tanggal 6 Juli 1945.[5] Sejak 1945 hingga seterusnya, sebagai bagian dari prakarsa ekonomi yang diperkenalkan di bawah Pemerintahan Pendudukan Sekutu pasca perang, reformasi lahan pertanian secara besar-besaran meningkatkan jumlah lahan pertanian individu dan mempromosikan pertanian buah-buahan dan pemeliharaan anggur di seluruh prefektur. Pada awalnya dengan kesuksesan terbatas pada tahun 1946, tetapi dengan basis yang lebih berkelanjutan pada tahun 1951, peternakan sapi perah, yang diperkenalkan oleh orang Amerika Paul Rusch, menjadi keistimewaan di area padang rumput di dataran tinggi yang mengelilingi kota Kiyosato.[6]
Industri manufaktur skala kecil dan perdagangan tumbuh dengan pesat selama ekspansi ekonomi Jepang pasca perang. Pembukaan Jalan bebas hambatan Chūō pada tahun 1982 juga menyebabkan pertumbuhan yang signifikan dalam industri jasa, logistik, transportasi dan pariwisata.
Secara umum dengan banyaknya kota berukuran serupa selama tahun 1990-an, pertumbuhan pesat dalam kepemilikan mobil, dan peningkatan jaringan transportasi ke Tokyo, menyebabkan penurunan aktivitas komersial dan nilai tanah di pusat ibu kota prefektur, Kōfu. Untuk mengimbangi tren ini, pemerintah prefektur meluncurkan rencana revitalisasi pusat kota pada tahun 2008, serta mempromosikan tempat-tempat wisata di pusat kota seperti tanah yang dibangun kembali di Utara stasiun Kōfu, Taman Kastil Maizuru serta fasilitas pemukiman baru, fasilitas budaya dan kantor pemerintah.
Perubahan terencana dalam infrastruktur transportasi juga menjanjikan dampak signifikan terhadap ekonomi Yamanashi dalam beberapa dekade mendatang, di bawah pegunungan di bagian timur prefektur terdapat jalur uji coba SCMaglev sepanjang 42,8 km, yang merupakan bagian dari Chūō Shinkansen yang saat ini sedang direncanakan. Jalur maglev dirancang untuk menghubungkan ke Tokyo, Nagoya, dan Osaka dengan stasiun yang juga direncanakan di Selatan Kōfu.[7]
Pemerintah Pusat juga mengeluarkan izin untuk melanjutkan perpanjangan jalur uji coba yang ada, izin ini diberikan pada 27 Mei 2011. Pada akhir tahun 2013, konstruksi sudah berjalan dengan baik hingga ke Fuefuki. JR Central sedang mempertimbangkan untuk membuka layanan demonstrasi dari stasiun baru di Kōfu yang akan dibangun untuk Olimpiade Musim Panas 2020 sehingga pengunjung juga dapat berkendara di jalur uji coba ini melalui pegunungan Yamanashi.[8]
Geografi
Prefektur Yamanashi merupakan salah satu dari sedikit prefektur di Jepang yang terkurung daratan, berbatasan dengan Tokyo, Prefektur Kanagawa, Saitama, Shizuoka, dan Nagano. Prefektur ini terkurung dengan pegunungan tinggi yang mengelilingi Cekungan Kōfu tengah. Gunung Fuji dan wilayah Lima Danau Fuji terletak di perbatasan selatan dengan Shizuoka. Gunung Fuji memberikan efek bayangan hujan sehingga curah hujan di prefektur ini hanya sekitar 818 mm setahun. Sekitar 80% dari wilayah Prefektur Yamanashi merupakan daerah bergunung-gunung, Gunung Fuji di sebelah selatan, Pegunungan Akaishi (Minami Alps) di sebelah barat, Gunung Yatsugatake di sebelah utara, dan Pegunungan Okuchichibu di sebelah timur.
Per 1 April 2012, 27% dari total luas wilayah prefektur ini ditetapkan sebagai Taman Nasional, yaitu Taman Nasional Chichibu Tama Kai, Fuji-Hakone-Izu, dan Minami Alps, Taman Kuasi-Nasional Yatsugatake-Chūshin Kōgen, serta Taman Nasional Prefektural Minami Alps Koma dan Shibireko.[9]
78% dari total luas prefektur ini ditutupi oleh hutan, menjadikannya sebagai salah satu prefektur dengan hutan paling lebat di Jepang. Tanah yang dibudidayakan untuk pertanian sebagian besar hanya terbatas pada daerah dataran rendah dari cekungan Kōfu.[10]
Yamanashi memiliki basis industri yang cukup besar di dalam dan sekitar kota Kōfu, dengan industri perhiasan dan robotikanya yang menonjol. Kantor pusat FANUC, produsen sistem otomatisasi pabrik, berbasis di Oshino di selatan prefektur.[11]
Prefektur ini juga menjadi tempat bagi banyak perkebunan buah dan kebun anggur. Yamanashi adalah salah satu daerah penghasil buah utama di Jepang, Prefektur Yamanashi menjadi penghasil teratas di Jepang untuk buah anggur, persik, plum, serta minuman anggur.
Selain itu, sekitar 40% dari air mineral dalam kemasan di Jepang berasal dari Yamanashi, terutama dari sekitar Pegunungan Alpen Selatan, Gunung Fuji, dan daerah Mitsutōge. Kualitas sumber air di Pegunungan Alpen Selatan mendorong Suntory Group untuk membuka penyulingan di daerah Hakushu di utara kota Hokuto.
Populasi
Berdasarkan data sensus Jepang,[12][13] Prefektur Yamanashi mengalami penurunan populasi dari tahun 1950-1970 dan abad ke-21 dengan puncak populasi terjadi di sekitar tahun 2000.
Populasi historis
Tahun
Jumlah Pend.
±%
1920
583.000
—
1930
631.000
+8.2%
1940
663.000
+5.1%
1950
811.000
+22.3%
1960
782.000
−3.6%
1970
762.000
−2.6%
1980
804.000
+5.5%
1990
853.000
+6.1%
2000
888.172
+4.1%
2010
863.075
−2.8%
2020
817.192
−5.3%
Pariwisata
Pemandangan alam dan pertunjukan budaya Yamanashi adalah tujuan populer bagi wisatawan domestik maupun internasional karena kedekatan prefektur ini dengan Tokyo serta kemudahan akses melalui jalan darat maupun kereta api. Gunung Fuji, wilayah Lima Danau Fuji, wilayah resor dataran tinggi Kiyosato, kota Kōfu, Air Terjun Senga, kilang anggur Koshu, kuil Erin-ji di Koshu, dan Kuil Kuonji di Minobu adalah beberapa tempat yang paling populer untuk dikunjungi.
taman bermain Fuji-Q Highland di Fujiyoshida terdapat roller coaster Eejanaika, dan Takabisha, roller coaster paling curam di dunia, yang juga merupakan tujuan populer untuk berwisata.
Topografi alami wilayah tersebut membuat Yamanashi populer di kalangan penggemar pendaki gunung sepanjang tahun. Gunung tertinggi di Jepang, Gunung Fuji dengan ketinggian 3.776 m (12.388 ft) dan gunung tertinggi kedua di Jepang, Gunung Kita dengan ketinggian 3.193 m (10.476 ft) keduanya terletak di Yamanashi. Musim pendakian musim panas gunung Fuji pada bulan Juli dan Agustus menarik ribuan pendaki untuk mendaki yang biasanya mulai dari Stasiun Kelima pada larut malam dan mendaki sepanjang malam untuk menyaksikan matahari terbit di puncak.
Meski tidak terlalu tinggi, Gunung Minobu, juga merupakan tempat yang populer untuk para peziarah Budha, gunung ini menawarkan pemandangan luas dari puncak gunung. Sebagian dari Taman Nasional Fuji-Hakone-Izu, Taman Nasional Chichibu-Tama-Kai, dan Taman Nasional Minami Alps semuanya terletak di Yamanashi.
Mengingat aktivitas gunung berapi di daerah ini, mata air panas alami, atau onsen, ditemukan melimpah. Beberapa yang terkenal adalah Shimobe Onsen, Isawa Onsen dan Yamanami Onsen.
Festival besar
Festival Shingen, diadakan setiap bulan Maret di kawasan Istana Kōfu dan Kuil Takeda untuk memperingati peran Takeda Shingen dalam sejarah prefektur Yamanshi.
Festival Api Fujiyoshida, menandai akhir musim pendakian musim panas di Gunung Fuji. Diselenggarakan pada akhir pekan terakhir bulan Agustus.
Pameran Yatsugatake County dan Festival Paul Rusch. Diadakan setiap bulan Oktober di Kiyosato untuk merayakan kehidupan dan karya Paul Rusch, serta kontribusinya bagi pengembangan pertanian lokal, dan persahabatan AS Jepang.
Pendidikan
Universitas
Universitas Tsuru
Universitas Yamanashi
Universitas Yamanashi Gakuin
Universitas Prefektur Yamanashi
Universitas Yamanashi Eiwa
Olahraga
Ventforet Kōfu tim sepak bola J1 League yang berbasis di Kōfu. Ventforet Kofu bermain di Stadion Yamanashi Chuo Bank untuk pertandingan kandang.
Sejak tahun 2005 Fujizakura Country Club di Fujikawaguchiko juga menjadi tuan rumah turnamen golf Fujisankei Classic, sebuah acara tahunan di Japan Golf Tour.
^"2008 Yamanashi Ken no Aramashi"(PDF). Yamanashi Prefecture. Yamanashi Prefectural Government. Diarsipkan dari versi asli(PDF) tanggal 24 September 2015. Diakses tanggal 1 November 2014.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"FANUC History". FANUC Europe Corporation. Diakses tanggal March 19, 2014.