Prefektur Okayama
Prefektur Okayama (岡山県 , Okayama-ken) adalah sebuah prefektur yang terletak di wilayah Chūgoku, di bagian barat Pulau Honshu, Jepang.[1] Prefektur Okayama memiliki jumlah penduduk sebesar 1.830.621 jiwa (per 1 Oktober 2024) dan memiliki luas wilayah sebesar 7.114,44 kilometer persegi (2.746,90 sq mi). Prefektur Okayama berbatasan dengan Prefektur Tottori di sebelah utara, Prefektur Hyōgo di sebelah timur, Laut Pedalaman Seto di sebelah selatan dan Prefektur Hiroshima di sebelah barat. Prefektur Okayama juga berbatasan dengan Prefektur Kagawa pada wilayah maritim dari prefektur ini. Kota Okayama adalah ibu kota dari Prefektur Okayama, yang juga merupakan kota terbesar di wilayah prefektur ini. Kota-kota penting lainnya yang ada di prefektur ini yaitu Kurashiki, Tsuyama, dan Sōja.[2][3][4] Wilayan selatan Prefektur Okayama terletak di kawasan pesisir Laut Pedalaman Seto dan berseberangan dengan Prefektur Kagawa di Pulau Shikoku, dimana kedua wilayah prefektur ini dihubungkan oleh Jembatan Seto Ōhashi, sedangkan wilayah utaranya didominasi oleh Pegunungan Chūgoku. Wilayah Prefektur Okayama mencakup sekitar 90 pulau besar dan kecil di Laut Pedalaman Seto. Sejak tahun 1989, Prefektur ini merupakan prefektur dengan curah hujan terendah di seluruh Jepang, sehingga sering disebut sebagai "negeri yang selalu cerah" (Hare no kuni). Prefektur ini terkenal sebagai tempat bagi latar cerita rakyat Momotarō. SejarahZaman kunoDari peninggalan di situs Gunung Washū, Prefektur Okayama diperkirakan sudah dihuni manusia sejak zaman paleolitik Jepang. Di bulan Februari 2005, fosil padi dan opal phytolith asal zaman Jomon ditemukan dari penggalian situs tumpukan kerang Hikosaki, kota Okayama. Peninggalan di situs Asanebana yang terletak di prefektur yang sama diperkirakan sebagai bekas ladang penanaman padi pada zaman Jomon.[5] Di zaman kuno, prefektur ini disebut Provinsi Kibi dan merupakan wilayah Jepang yang makmur, dan bisa disamakan dengan wilayah seperti Kinai, Kita Kyushu, dan Izumo. Provinsi Kibi dan Kinai menjalin hubungan persekutuan, dengan wilayah kekuasaan yang sekarang disebut Prefektur Okayama, Prefektur Hiroshima bagian tengah dan utara, berbagai pulau besar kecil di Prefektur Kagawa, dan daerah Harima di Prefektur Hyogo. Kibi Makibi dan Wake no Kiyomaro adalah politisi berpengaruh di Jepang kelahiran provinsi Kibi. Di kemudian hari, provinsi Kibi dipecah menjadi Provinsi Bizen, Provinsi Bitchu, dan Provinsi Bingo. Selanjutnya, Provinsi Mimasaka memisahkan diri dari Provinsi Bizen. Di zaman Heian, daerah ini menjadi pusat kekuatan militer klan Taira. Abad pertengahanDi zaman Kamakura, berbagai klan berpengaruh di bagian timur negeri dipindahkan ke provinsi Kibi. Klan Nasu, klan Matsuda, klan Mimura, klan Shō, dan klan Akagi diangkat sebagai penguasa lokal yang disebut Jitō. Istilah Kamakura Gokenin terlahir sebagai sebutan bagi klan-klan yang dipindahkan ke daerah sebagai penguasa feodal kaki tangan Keshogunan Kamakura. Di zaman Muromachi, Akamatsu Norimura dan keluarga bangsawan dari Harima yang ikut menumbangkan Keshogunan Kamakura berhasil menguasai 3 provinsi sekaligus, Harima, Bizen, dan Mimasaka. Klan Akamatsu selanjutnya secara turun-temurun diserahi tugas sebagai shugo (penguasa) ketiga provinsi ini. Klan Akamatsu sempat dihancurkan karena Akamatsu Mitsusuke membunuh shogun Ashikaga Yoshinori dalam Pemberontakan Kakitsu, dan klan Yamana ditunjuk sebagai penguasa Harima, Bizen, dan Mimasaka. Di zaman Sengoku, Hosokawa Katsumoto menjanjikan pengembalian ketiga provinsi tersebut kepada Akamatsu Masanori asalkan mau memerangi klan Yamana. Kekuasaan atas ketiga provinsi berhasil direbut dari klan Yamana dan klan Akamatsu kembali berkuasa. Kembalinya kekuasaan klan Akamatsu tidak berlangsung lama karena anak keturunan Masanori dihabisi Uragami Muramune yang menyebabkan klan Akamatsu mengalami kemunduran. Kekuasaan jatuh di tangan klan Uragami, namun tidak bertahan lama akibat dikalahkan pasukan Ukita Naoie. Di zaman Sengoku daerah ini merupakan ajang perebutan kekuasaan dan tidak ada klan yang bisa berlama-lama berkuasa. Akhir abad ke-15 hingga abad ke-19
Zaman Meiji hingga sekarangSetelah diberlakukan sistem prefektur pada 14 Juli 1871, Prefektur Okayama dibentuk dari bekas wilayah han Okayama, tetapi hanya memasukkan wilayah yang dulunya disebut Provinsi Bizen. Provinsi Bitchu dan Bingo yang tadinya bergabung sebagai Prefektur Oda baru bergabung kembali dengan Prefektur Okayama pada 10 Desember 1875. Pada tahun berikutnya (18 April 1876), enam distrik bekas provinsi Bingo memisahkan diri dari Prefektur Okayama dan bergabung dengan Prefektur Hiroshima. Sebagai gantinya, Provinsi Mimasaka yang sebelumnya bernama Prefektur Hōjō kembali digabung dengan Prefektur Okayama. Pada tahun 1963, kota kecil Hinase memisahkan diri dari Prefektur Okayama dan bergabung dengan kota Akō yang termasuk Prefektur Hyogo. GeografiPrefektur Okayama berbatasan dengan Prefektur Hyogo, Prefektur Tottori, Prefektur Hiroshima, dan Prefektur Kagawa. Prefektur ini memiliki garis pantai dengan Laut Pedalaman Seto. Di zaman dahulu, prefektur ini dikenal sebagai Provinsi Kibi dan wilayahnya mencakup wilayah Prefektur Okayama saat ini beserta dengan wilayah timur Prefektur Hiroshima (Provinsi Bingo), dan sejumlah gugusan pulau besar maupun kecil yang sekarang telah menjadi wilayah Prefektur Kagawa. KotaKota kecil dan desaPendidikan
TransportasiBandar udara
Jaringan kereta api
BudayaTujuan wisata
Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Prefektur Okayama. Wikiwisata memiliki panduan wisata Prefektur Okayama.
|